Ini pentingnya memperhatikan jarak ideal kehamilan agar usia antar anak agar tidak terlalu jauh dan terlalu dekat. Cek kata pakar berikut ini!
Setiap pasangan suami istri tentu sudah memiliki rencana dalam menentukan jumlah anaknya masing-masing. Selain menentukan jumlah anak, hal yang tidak kalah penting untuk direncanakan adalah mengatur jarak kehamilan. Jarak ideal kehamilan merupakan hal penting yang harus diketahui oleh Mommies yang hendak memiliki lebih dari satu anak.
Hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi kesehatan dan psikologis dari ibu dan anak. Jarak ideal usia anak satu dengan yang lain sebaiknya tidak terlalu jauh atau terlalu dekat. Untuk mengetahui berapa jarak ideal usia anak pastinya, Mommies Daily berkesempatan untuk bertanya kepada dr. Benediktus Arifin, MPH, SpOG(K), Dokter Kandungan (OBGYN) atau yang kerap disapa dengan dr. Benny dan dra. Anisa Cahya Ningrum, psikolog. Simak selengkapnya di bawah ini!
BACA JUGA: 20 Pertanyaan yang Wajib Diajukan Ibu Hamil ke Dokter Kandungan
Beberapa orang tua ada yang lebih suka memiliki anak dengan jarak berdekatan, tetapi ada juga yang lebih memilih untuk memiliki anak dengan jarak yang jauh satu sama lainnya. Lantas, berapakah jarak ideal usia antar anak berdasarkan jarak kelahiran dan kehamilan? Berdasarkan penjelasan dokter Benny yang sudah didasarkan pada beberapa riset yang ada, jarak terbaik untuk memiliki rencana dalam hamil kembali adalah 18-24 bulan dari jarak kelahiran sebelumnya.
Namun, pada beberapa riset lainnya menunjukkan bahwa 12 bulan merupakan jarak terpendek antara kelahiran dan kehamilan berikutnya. Pemberian jeda bertujuan agar Mommies dapat pulih secara maksimal dan fokus untuk mengurus anak pertama terlebih dahulu.
Mengatur jarak usia antar anak penting untuk dilakukan untuk mengurangi risiko dan komplikasi kesehatan yang mungkin terjadi. Berdasarkan pada riset, jarak usia antar anak yang terlalu dekat akan meningkatkan risiko kelahiran prematur, solusio plasenta, hingga berat bayi yang terlalu rendah. Hal ini juga berdasarkan pada kondisi kesehatan ibu yang memerlukan waktu pemulihan dan kesiapan untuk kehamilan selanjutnya.
Pada masa kehamilan dan menyusui, ibu membutuhkan folate yang tercukupi karena pada saat hamil lagi, tubuh belum siap sebab nutrisi belum tergantikan kembali. Selain itu, kondisi inflamasi atau radang yang kemungkinan dapat terjadi, belum pulih secara maksimal dan dapat mengganggu kehamilan yang jaraknya terlalu dekat.
Menurut psikolog Nisa, masa kehamilan, melahirkan, dan mengurus anak membutuhkan kesiapan mental yang baik bagi seorang ibu. Ketiga fase kehidupan tersebut tentu akan memberikan dampak yang signifikan pada kesehatan mental ibu. Selain itu, hormon juga dapat mempengaruhi mood ibu dapat mempengaruhi kondisi mental apabila tidak dikelola dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan dokter Benny, apabila jarak usia antar anak sudah terlanjur terlalu dekat maka tingkat terkena risiko dapat terjadi lebih banyak. Namun, bukan berarti hal ini sudah pasti terjadi. Mommies dapat melakukan kontrol secara rutin dengan dokter kandungan untuk mengetahui kondisi serta upaya pencegahan risiko yang bisa terjadi.
Tidak hanya itu, jarak usia antar anak yang terlalu dekat bisa meningkatkan risiko sibling rivalry, kesulitan pengasuhan apabila tidak mendapatkan support system yang baik, serta risiko kelelahan jika tidak ada dukungan fisik dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Kondisi ini dapat diatasi dengan beberapa cara, antara lain orang tua dapat menyatukan kerepotan dalam mengasuh beberapa anak pada kurun waktu yang dekat, lalu setelah itu beristirahat.
Hal lain yang dapat bisa dilakukan adalah mainan yang dimiliki oleh anak pertama dapat diberikan kepada anak selanjutnya agar lebih efisien. Mommies juga memiliki kesempatan jeda dalam berkarir pada kurun waktu tertentu, lalu setelah anak dapat ditinggal maka dapat kembali berkarir tanpa harus mengganggu kehamilan berikutnya.
Idealnya, jarak antar anak tidak lebih dari 5-6 tahun. Hal ini dipengaruhi karena kondisi ibu yang dapat mengalami preeklampsia. Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang yang cenderung ditandai dengan tekanan darah yang tinggi dan kadar protein tinggi dalam urine. Masalah kesehatan ini bisa terjadi pada ibu hamil yang berusia lebih dari 40 tahun atau kurang dari 20 tahun.
Jarak antar anak yang terlalu jauh tidak selalu menimbulkan dampak yang negatif karena Mommies memiliki waktu yang banyak untuk mempersiapkan tubuh ketika hendak merencanakan kehamilan lagi. Selain itu, orang tua juga memiliki kesempatan untuk istirahat setelah sebelumnya kelelahan pada saat mengurus anak, mempersiapkan finansial untuk kebutuhan sehari-hari dan masa depan anak, serta ibu bisa memiliki kesempatan berkarir lebih panjang tanpa harus terganggu karena kehamilan berikutnya.
Berikut ini beberapa risiko yang dapat terjadi apabila tidak memperhatikan jarak antar anak menurut psikolog Nisa, antara lain.
Setelah mengetahui jarak ideal kehamilan dan usia antar anak serta risiko yang ditimbulkan ketika tidak memperhatikan jarak kehamilan, maka langkah selanjutnya yang harus Mommies ketahui adalah mempersiapkan hal-hal untuk kehamilan berikutnya. Berikut ini hal-hal yang perlu dipersiapkan pada kehamilan selanjutnya menurut dokter Benny dan psikolog Nisa, antara lain.
Orang tua yang merencanakan untuk memiliki anak kedua, ketiga, dan berikutnya harus memiliki kesepakatan dan pengatur waktu serta tenaga dalam urusan rumah tangga dan pola pengasuhan anak. Fisik ibu yang baik maka akan berpengaruh juga pada kondisi kesehatan janin nantinya.
Selain fisik, mental juga menjadi salah satu faktor yang berperan penting dalam proses kehamilan anak selanjutnya. Apabila tidak ada kesiapan mental, maka hal ini dapat meningkatkan risiko mengalami stres. Sebelum merencanakan kehamilan berikutnya, Mommies bisa bertanya kepada diri sendiri apakah merasa bahagia dan antusias dalam menghadapi kehamilan selanjutnya.
Hal berikutnya yang harus dipersiapkan adalah finansial. Tidak dapat dipungkiri bahwa bertambahnya anak, maka bertambah pula kebutuhan finansial yang perlu dipenuhi. Kebutuhan tersebut, antara lain perlengkapan bayi, susu, imunisasi, hingga biaya pendidikan anak.
Pada masa kehamilan dan melahirkan, Mommies membutuhkan orang-orang terdekat sebagai support system agar kesejahteraan emosional dan mental tetap terjaga. Pastikan agar pasangan, keluarga, serta orang-orang di sekitar ibu dapat memberikan dukungan yang cukup dan dapat mendampingi pada masa kehamilan.
Selain kesiapan orang tua, jangan lupa juga untuk memperhatikan kesiapan dari anak pertama sebelum Mommies merencanakan kehamilan berikutnya. Mommies dapat mengobrol dan melatih anak pertama agar bisa turut berbahagia dalam menyambut adiknya.
Nah Mommies, itulah jarak ideal kehamilan antar anak yang perlu diketahui hingga hal-hal yang harus dipersiapkan pada kehamilan selanjutnya. Yuk, perhatikan jarak usia antar anak sebelum merencanakan kehamilan. Semoga informasi ini bermanfaat!
BACA JUGA: 9 Tips Hamil Kembali dengan Aman Setelah Keguguran, Wajib Tahu!
Ditulis oleh: Nariko Christabel
Cover: Freepik