Untuk menghentikan rantai humor seksis, ketahui pengertian, dampak, hingga cara menyikapi humor seksis. Pahami juga bagaimana melakukan humor yang sehat.
Humor merupakan salah satu bagian dari interaksi sosial antar manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, humor adalah sesuatu yang lucu dan keadaan (dalam cerita dan sebagainya) yang menggelikan hati; kejenakaan; kelucuan.
Namun, terkadang humor yang kita anggap lucu ternyata dapat menyinggung perasaan orang lain, salah satunya humor seksis. Sayangnya, masih banyak orang tidak sadar dan tidak tahu bercandaannya mengacu pada humor seksis.
Humor seksis adalah lelucon yang menggunakan dan mengandung unsur seksual sebagai inti komedinya. Biasanya humor jenis ini berisi merendahkan, mendiskriminasikan, dan melekatkan seseorang berdasarkan gender, merendahkan penampilan fisik, hingga menjadikan aktivitas seksual sebagai bahan tertawaan dan bercandaan.
Kebanyakan, humor ini dilakukan oleh laki-laki ke pada perempuan yang mengobjektifikasi perempuan berdasarkan penampilan dan menggunakan alat kelamin sebagai bahan tertawaan. Misalnya jokes tentang “pelayan cantik”, “sekretaris seksi”, “gitar spanyol”. Bahkan ada yang lebih merendahkan lagi seperti mantan suami selebriti terkenal yang mengatakan “ikan asin” pada istrinya kala itu dan istilah baru yang belakangan muncul di media sosial yaitu “tobrut” atau “toket brutal” yang artinya payudara besar.
Meski banyak terjadi pada perempuan, humor berbau pelecehan verbal ini juga bisa terjadi pada laki-laki yang dilakukan oleh perempuan.
BACA JUGA: Tanpa Disadari, 10 Kebiasaan Buruk Ini Bikin Orang Ilfeel Sama Kamu!
Humor seksis mungkin dianggap tidak berbahaya. Namun, meski berbentuk verbal bukan pelecehan seksual secara fisik, lama kelamaan bisa berdampak negatif baik secara sosial maupun pada korban.
Secara sosial, dampak tersebut antara lain:
Lalu, dampak yang bisa terjadi pada korban seperti:
Jika Mommies mendengar humor seksis terjadi di sekitar atau bahkan mengalaminya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
Tertawa bisa diartikan oleh pelaku sebagai persetujuan terhadap bercandaan seksis yang dilakukannya. Maka dari itu, perlawanan yang paling tepat adalah jangan ikut tertawa. Ikut tertawa hanya akan memperpanjang praktik bercandaan seksis yang dilakukan pelaku pada korban.
Bersikap tenang dan kontrol emosi, kemudian sampaikan secara langsung pada pelaku bahwa lelucon tersebut tidak pantas dan termasuk pelecehan secara verbal. Bukan hanya korban yang bisa menegur pelaku, orang disekitar korban juga bisa membantu menegur pelakiu apalagi jika korban terlihat tidak mampu untuk menegur pelaku tersebut karena shock atau kondisi lainnya.
Jika semakin merasa tidak nyaman, tidak perlu segan untuk pergi dari situasi dan orang tersebut.
Humor seksis bisa terjadi di mana saja. Seperti di sekolah, di tempat kerja, di lingkungan rumah, hingga di lingkungan sosial. Jika mengalami hal ini, langsung laporkan pada pihak yang berkuasa di tempat tersebut untuk membuat pelaku mendapatkan balasan yang tepat.
Saat bercanda pada orang yang lebih muda, seumuran, ataupun yang lebih tua, sebaiknya gunakanlah humor sehat dan sopan yang tidak menyinggung bahkan merendahkan orang lain. Humor yang sehat bisa membuat orang yang mengucapkan dan mendengarkannya menjadi senang dan tertawa tanpa rasa canggung dan menyinggung perasaan.
Dengan mengurangi konsumsi humor seksis dan berani angkat bicara, kita bisa menciptakan ruang komedi yang lebih inklusif dan menghargai semua orang. Sebab perlu diingat, humor bersifat subjektif, apa yang lucu bagi seseorang belum tentu lucu bagi orang lain apalagi dikaitkan dengan fisik hingga seksual.
Yuk, lebih peka terhadap perasaan orang lain dan memilih humor yang bisa dinikmati bersama dengan bahagia.
BACA JUGA: Catat! Ini 14 Kalimat yang Waib Dikatakan untuk Menghadapi Pelaku Gaslighting
Cover: karlyukav on Freepik