Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menunjukkan peningkatan yang mencemaskan pada awal tahun 2024 ini, dengan jumlah kasus dan kematian yang cukup tinggi.
Kasus demam berdarah di Indonesia hampir mencapai angka 16 ribu, menurut laporan yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan.
Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, mengonfirmasi bahwa angka kematian akibat demam berdarah telah mencapai 124 kasus.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, kasus DBD hingga akhir Februari tahun ini dilaporkan telah mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada akhir Februari 2024, dalam minggu ke-8, dilaporkan ada lebih dari 15.977 kasus DBD di seluruh Indonesia, dengan 124 kasus yang berujung pada kematian.
Sebagian besar kasus DBD umumnya ditandai oleh gejala seperti demam tinggi, nyeri otot dan sendi, sakit kepala yang parah, ruam kulit, dan dalam beberapa kasus, perdarahan di bawah kulit yang dapat menyebabkan bintik-bintik merah (petekie) atau memar.
Namun, tahukah Mommies, ternyata tidak semua kasus DBD akan menunjukkan gejala bintik merah.
Berikut adalah hal-hal penting tentang DBD, mulai dari gejala, bahaya, sampai dengan tes dini apa saja yang perlu dilakukan sebagai pencegahan utama agar tidak berujung ke risiko yang semakin membahayakan.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk DBD yaitu Aedes aegypti, yang kasusnya biasanya meningkat ketika musim hujan.
Meskipun bisa dicegah, penting bagi Mommies untuk memberikan perhatian yang serius terhadap penyebab DBD dan penangannya. Tanpa penanganan yang tepat, demam berdarah dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian.
Laman kesehatan Mayo Clinic melaporkan, banyak orang tidak mengalami tanda atau gejala infeksi demam berdarah. Lebih dari itu, ketika gejala benar-benar muncul, gejala tersebut mungkin disalahartikan sebagai penyakit lain (seperti flu) dan biasanya dimulai empat hingga 10 hari setelah digigit oleh nyamuk yang terinfeksi.
Terkait hal ini, laman Kemenkes menulis beberapa gejala DBD yang perlu diwaspadai agar dapat segera mendapatkan perawatan medis, berikut di antaranya:
Selain ciri-ciri demam berdarah di atas, Mayo Clinic menambahkan beberapa tanda DBD yang perlu diperhatikan, yaitu sakit di belakang mata, kelenjar bengkak, dan ruam kemerahan pada kulit.
BACA JUGA: Gondongan pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Mommies, memang sebagian besar orang akan pulih dari Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, dalam kasus-kasus tertentu, kondisi tersebut dapat memburuk dan menjadi ancaman serius bagi jiwa. Ini dikenal sebagai demam berdarah berat, demam berdarah dengue, atau sindrom syok dengue.
Demam berdarah berat terjadi ketika pembuluh darah mengalami kerusakan dan kebocoran, sementara jumlah trombosit dalam aliran darah menurun. Hal ini dapat menyebabkan syok, pendarahan internal, kegagalan organ, dan bahkan kematian.
Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki sejumlah bahaya serius yang perlu diperhatikan. Beberapa di antaranya termasuk:
Lantas, apakah seseorang dengan demam berdarah sudah aman ketika demam sudah turun?
Mommies, sebenarnya keadaan penurunan suhu demam pada pasien DBD ini tergantung pada kondisi individu. Meskipun demam yang turun bisa menjadi tanda perbaikan, namun Mommies masih penting untuk terus memonitor gejala dan mendapatkan perawatan medis yang sesuai.
Beberapa kasus DBD dapat berkembang menjadi lebih serius bahkan setelah demam turun. Oleh karena itu, penting untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi dokter sampai sepenuhnya pulih.
Terkait hal ini, Mayo Clinic mengaitkan penurunan demam dengan tanda-tanda peringatan demam berdarah berat. Keadaan merupakan kondisi darurat yang mengancam jiwa, dapat berkembang dengan cepat. Biasanya, tanda-tanda ini muncul pada hari pertama atau kedua setelah demam mereda, dan dapat mencakup:
Demam berdarah berat merupakan keadaan darurat medis yang mengancam jiwa. Segera cari bantuan medis jika baru saja berkunjung ke daerah di mana DBD umum terjadi, mengalami demam, dan mengalami salah satu tanda peringatan di atas. Tanda-tanda tersebut meliputi sakit perut yang parah, muntah berulang-ulang, kesulitan bernafas, atau munculnya darah di hidung, gusi, muntahan, atau tinja.
Tes Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kini tersedia dapat dilakukan pada hari pertama penyakit, sehingga tidak perlu menunggu beberapa hari untuk melakukan tes darah.
Pada hari pertama penyakit, tes diagnosis yang umum dilakukan adalah tes darah untuk mendeteksi keberadaan virus dengue atau antibodi yang dihasilkan oleh tubuh sebagai respons terhadap infeksi.
CDC menulis, 1-7 hari pertama setelah timbulnya gejala DBD sebagai fase akut demam berdarah. Selama periode ini, virus dengue biasanya terdapat dalam darah atau cairan yang berasal dari darah seperti serum atau plasma darah.
Beberapa jenis tes yang dapat dilakukan termasuk:
PCR (Polymerase Chain Reaction): Tes PCR adalah tes molekuler yang digunakan untuk mendeteksi materi genetik virus dengue dalam sampel darah pasien. Tes ini sangat sensitif dan dapat memberikan hasil yang cepat, seringkali dalam beberapa jam setelah pengambilan sampel.
Tes NS1 (Non-Structural Protein 1): Tes NS1 adalah tes darah cepat yang mendeteksi keberadaan protein NS1 yang dihasilkan oleh virus dengue pada hari-hari awal infeksi. Tes ini bisa memberikan hasil dalam waktu singkat, biasanya dalam 15-30 menit.
Tes IgM dan IgG: Tes antibodi IgM dan IgG dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi yang dihasilkan oleh tubuh sebagai respons terhadap infeksi virus dengue. Antibodi IgM sering kali mulai muncul setelah 3-5 hari dari onset gejala, sedangkan IgG mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk berkembang. Tes ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknik seperti ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay).
Pemeriksaan Hematologi: Selain itu, pemeriksaan darah rutin juga dapat memberikan petunjuk penting tentang adanya perubahan karakteristik pada pasien DBD, seperti penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) yang merupakan tanda khas dari penyakit ini.
Tes-tes ini penting untuk membantu diagnosis dini DBD sehingga perawatan yang sesuai dapat segera dimulai. Namun, keputusan tentang tes yang akan dilakukan harus dibuat oleh dokter berdasarkan gejala klinis pasien dan kondisi medisnya secara keseluruhan.
BACA JUGA: Anak Sehat, Gratis! Ini Jadwal Imunisasi Rutin Anak 2024
Mommies, dalam menghadapi ancaman Demam Berdarah Dengue, kesadaran akan gejala awal yang muncul menjadi kunci untuk pencegahan yang efektif. Tes awal merupakan langkah penting dalam mendeteksi DBD secara dini, yang dapat memberikan kesempatan untuk intervensi yang tepat waktu.
Dengan mengenali gejala DBD dan segera melakukan tes awal, kita dapat meningkatkan kemungkinan kesembuhan yang cepat dan mencegah komplikasi yang serius. Oleh karena itu, mari bersama-sama meningkatkan kesadaran dan mengambil langkah-langkah preventif yang tepat untuk melindungi diri dan orang-orang di sekitar kita dari bahaya DBD.
Ditulis oleh: Kalamula Sachi
Cover: Photo by Polina Tankilevitch on Pexels