Sorry, we couldn't find any article matching ''
4 Stress Language yang Wajib Diketahui, Anda Termasuk yang Mana?
Selain love language, ada juga stress language untuk memahami cara diri menghadapi stres yang muncul dan mengatasi masalah yang sedang dialami.
Mommies mungkin sudah familiar dengan istilah love language atau bahasa cinta, seperti act of service, quality time, words of affirmation, receiving gifts, dan physical touch. Dengan memahami love language, kita jadi bisa lebih memahami dan meningkatkan komunikasi dengan orang-orang terdekat.
Namun, bagaimana dengan istilah stress language atau bahasa stres? Stress language adalah cara menggambarkan pikiran dan perasaan saat Mommies merasa stres atau sedang menghadapi suatu masalah. Dengan memahami stress language akan memudahkan Mommies mengomunikasikan perasaan ke pasangan atau sahabat.
Lalu, apa saja stress language itu? Berikut Mommies Daily rangkum 4 stress language yang wajib untuk diketahui.
Foto: Pexels
BACA JUGA: 5 Bahasa Cinta Pasangan yang Perlu Dipahami dan Cara Memenuhinya!
Stress Language yang Wajib Diketahui
Berikut empat stress language yang wajib diketahui untuk memahami respons diri sendiri dan orang lain dalam menghadapi stres.
1. Fight Response
Fight response adalah respons stres dengan cara yang meledak-ledak, seperti gampang marah, gelisah, cemas, dan menyerang atau menyalahkan orang lain atas kesulitan yang sedang dialami. Jika Anda masuk dalam kategori bahasa stres seperti ini, artinya kalian akan lebih memilih untuk memecahkan masalah secepat mungkin daripada hanya berdiam diri.
Sebaliknya, jika bertemu orang dengan bahasa stres ini, biarkan mereka meluapkan emosinya terlebih dahulu untuk memecahkan masalah.
2. Flight Response
Flight response cenderung lebih mudah putus asa dan menyalahkan diri sendiri saat sedang menghadapi masalah. Tipe ini juga sulit mengekspresikan emosi dan memilih untuk menjauhkan diri atau bersembunyi dari lingkungan sekitar. Untuk menghadapi bahasa stres ini tanamkan mindset bahwa kalian tidak sendirian dan membutuhkan orang lain untuk mengatasi masalah yang sedang dialami.
3. Freeze Response
Freeze response adalah tipe bahasa stres yang sering menyangkal dan memendam emosinya. Mereka juga tidak tahu cara mengekspresikan perasaan dengan kalimat sehingga mengabaikan emosi negatif yang sedang dialaminya. Cara mengatasinya adalah dengan memberikan ruang dan waktu sendiri, lalu temrukan orang untuk bercerita.
Namun, jika Anda menghadapi orang dengan stress language ini, ajak mereka pelan-pelan untuk bercerita sambil tetap memberikan batasan atau boundaries ketika memulai percakapan.
4. Dorsal Response (Collapse)
Terakhir, ada dorsal response atau collapse. Seseorang dengan tipe ini biasanya sudah mati rasa sehingga lari dari masalah yang sedang dialaminya. Tipe ini akan beralih ke segala hal yang bisa menyembuhkan diri mereka untuk sementara, seperti alkohol atau obat-obatan, game online, belanja dengan impulsif, dan bekerja berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan diri jadi depresi dan tidak termotivasi.
Untuk mengatasinya orang dengan bahasa stres ini, coba berikan ruang dan waktu sendiri, memberikan perhatian kecil, memberikan kehangatan dan kenyamanan, serta terus berkomunikasi dengan mereka.
Itulah stress language yang wajib diketahui. Semoga dapat membantu Mommies dan keluarga dalam menghadapi tantangan hidup dan bercerita dengan orang terdekat. Dengan memahami bahasa stres ini, semoga Mommies juga tidak lagi merasa sendirian karena ada banyak orang yang akan memahami perasaan Mommies.
BACA JUGA: Kehidupan Cinta di 2024 Sesuai Bulan Kelahiran, Ada yang Bakal Dilamar!
Ditulis oleh: Shandya Pricilla
Cover: Pexels
Share Article
COMMENTS