Seks adalah bagian normal dalam kehidupan. Begitu pula halnya dengan fantasi dan rangsangan seksual. Tapi ada lho rangsangan yang berupa kelainan seksual.
Untuk dapat menikmati seks, seseorang biasanya butuh dirangsang. Rangsangan seksual dapat diberikan dalam beragam cara. Dari yang biasa seperti kecupan ringan, belaian, gigitan-gigitan kecil, cumbuan lembut di kulit leher, sampai yang tak biasa bahkan menjurus ekstrim, seperti yang akan kita ulas di bawah ini.
Rangsangan-rangsangan seksual tak biasa berikut ini kerap mengganggu aktivitas sehari-hari pelakunya bahkan dapat membahayakan nyawa orang lain. Orang-orang yang melakukannya kemungkinan memiliki gangguan parafilik.
Penderita gangguan parafilia seringkali melakukan perilaku seksual yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Beberapa parafilia berfokus secara eksplisit pada menyebabkan rasa sakit dan penderitaan kepada diri sendiri dan atau orang lain
BACA JUGA: Hindari Menghisap Payudara Istri pada 7 Kondisi Berikut Ini
Kata paraphilia berasal dari bahasa Yunani; para artinya sekeliling atau di samping, dan philia artinya cinta. Gangguan seksual parafilik adalah rangsangan seksual abnormal yang ditandai dengan fantasi seksual yang intens dan muncul secara terus-menerus. Rangsangan tersebut dapat melibatkan objek, aktivitas, atau situasi yang tidak biasa. Biasanya melibatkan benda mati, anak-anak, hewan, atau orang dewasa (dilakukan di bawah paksaan atau tanpa persetujuan).
Parafilia kebanyakan didiagnosis pada pria. Dan orang yang menderita satu parafilia kemungkinan mempunyai lebih dari satu. Misalnya, sekitar sepertiga pedofil juga menderita parafilia lain. Kebanyakan orang yang menderita parafilia mulai berfantasi tentang hal itu sebelum mereka berusia 13 tahun.
Voyeuristik ditandai dengan munculnya gairah seksual karena mengintip orang lain yang sedang telanjang, mandi, atau melakukan aktivitas seksual (tanpa disadari oleh korbannya). Tapi ia tidak berminat berhubungan seks dengan orang yang dia intip. Biasa disebut “peeping tom,”. Para voyeur biasanya menggunakan kamera atau teropong untuk memata-matai sambil melakukan masturbasi.
Eksibisionisme adalah salah satu variasi seksual yang paling umum. Namun biasanya, para eksibisionis adalah pria pascapubertas hingga usia 40 tahun, yang memperoleh kenikmatan seksual dan kegembiraan luar biasa dengan memperlihatkan alat kelamin mereka kepada wanita. Biasanya orang yang tidak ia kenal. Dan mungkin melakukan masturbasi pada saat yang bersamaan.
Pedofilia melibatkan dorongan seksual yang intens dan aktivitas seksual dengan anak-anak praremaja. Dua pertiga dari anak-anak yang menjadi korban adalah perempuan, biasanya berusia antara 8 dan 11 tahun. Untuk memenuhi kriteria diagnostik, seorang pedofil harus berusia minimal 16 tahun dan setidaknya lima tahun lebih tua dari korban.
Kebanyakan pedofil adalah laki-laki, namun ada juga kasus perempuan yang melakukan kontak seksual berulang kali dengan anak-anak. Dalam 90% kasus, pelaku pedofilia dikenal oleh anak yang menjadi korban dan 15% (mungkin lebih) pelakunya adalah anggota keluarga dan orang yang mereka kenal.
Kebanyakan pedofil biasanya adalah heteroseksual, (seringkali) sudah menikah, dan mempunyai anak. Pelaku pedofilia umumnya menjalani pernikahan yang bermasalah (terutama dalam hal kehidupan seksual mereka), dan penyalahgunaan alkohol. Delapan puluh persen pelaku pedofilia mengalami pelecehan seksual pada masa kanak-kanak.
Fetisisme adalah salah satu jenis kelainan seksual (parafilia) yang terjadi ketika seseorang merasa bergairah dan memiliki ketertarikan seksual terhadap benda-benda mati dan objek-objek yang tidak lazim. Misalnya, seorang pria merasa bergairah ketika melihat pasangannya menggunakan high heels.
Secara umum, fetisisme tidak dianggap sebagai kelainan seksual yang berbahaya selama tidak mengganggu orang lain atau merugikan diri sendiri. Namun, jika hal tersebut telah memicu kecanduan yang membuat seseorang kesulitan untuk mencapai orgasme saat berhubungan intim dengan pasangannya, fetisisme perlu segera mendapatkan penanganan.
BACA JUGA: 6 Tanda Pasangan Melakukan Emotional Cheating, Sering Tidak Disadari!
Agar kepuasan seksual tercapai, pengidap masokis merasa perlu mendapatkan perlakukan kasar, keras, dan penghinaan oleh pasangannya. Tindakan ini bisa terbatas pada penghinaan verbal, tapi ada juga yang sampai melibatkan pemukulan fisik, diikat, dilecehkan, hingga dibuat kesakitan untuk mencapai klimaks seksual.
Berlawanan dengan masokisme, penyimpangan seksual sadisme berarti seseorang baru bisa mendapatkan kepuasan seksual ketika melakukan kekerasan dan penyiksaan secara psikologis maupun fisik terhadap pasangannya.
Transvestisme mengacu pada fantasi, dorongan, dan perilaku seksual yang berulang dan intens, yang melibatkan cross dressing. Pelaku transvestisme adalah laki-laki heteroseksual yang memperoleh kepuasan seksual dengan mengenakan busana perempuan, termasuk mengenakan pakaian dalam wanita.
Kebanyakan dari mereka menikah dan tampil sangat maskulin. Transvestimes sangat berbeda dengan laki-laki homoseksual yang berpakaian seperti wanita, yang tidak terangsang secara seksual atau bergantung pada cross dressing untuk dapat terangsang.
Froteurisme adalah kepuasan seksual yang diperoleh seseorang dari menggesek-gesekkan alat kelaminnya ke orang lain yang tidak ia kenal. Penderita frouterisme biasanya beraksi di tempat umum yang padat dan penuh sesak seperti di lift, bus, dan kereta api.
Toucherism adalah kelainan seksual yang dialami seseorang, yang hanya dapat terangsang secara seksual dengan memegang atau menggosokkan tangannya pada payudara, bokong, atau area genital orang lain tanpa izin dan sepengetahuan orang itu. Biasanya hal menyimpang ini dilakukan di tengah keramaian.
Jenis rangsangan seksual tak biasa lainnya adalah
BACA JUGA: 5 Fakta Sexless Marriage, Berdampak Perselingkuhan dan Perceraian!
Kombinasi— Bukan hal yang aneh jika seseorang memiliki lebih dari satu parafilia. Kombinasi yang paling umum adalah fetisisme, transvestisme, sadisme, dan masokisme.
Cover: rawpixel.com on Freepik