Selain stunting, ada permasalahan gizi buruk lainnya yang disebut wasting. Kenali penyebab, gejala, hingga cara mencegah terjadinya pada anak.
Berbeda dengan stunting, masalah gizi buruk lainnya adalah wasting. Menurut laporan hasil survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, sebanyak 21,6 persen balita mengalami stunting dan 7,7 persen balita mengalami wasting.
Dilansir dari laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, wasting adalah menurunnya berat badan anak sampai total berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan atau berat badan berdasarkan tinggi badannya rendah (kurus) dan menunjukkan penurunan berat badan (akut) parah.
Jika persoalan wasting tidak cepat diatasi, maka dapat berakibat fatal sampai menyebabkan kematian. Lalu, bagaimana cara mengatasi wasting pada anak? Simak penyebab, gejala, dan cara mencegah wasting.
BACA JUGA: Anak Terlanjur Stunting Apakah Tumbuh Kembangnya Masih Bisa Dibantu? Ini Kata Pakar!
Wasting pada anak bisa disebabkan oleh 2 faktor, yakni asupan gizi dan nutrisi yang kurang atau terjadinya penyakit infeksi. Adapun beberapa penyebab wasting pada anak sebagai berikut.
Anak bisa mengalami wasting, jika hasil pengukuran indikator BB/TB berada di-3 sampai dengan di bawah -2 standar deviasi (SD). Mommies juga harus waspada jika indikator BB/TB anak menunjukkan angka di bawah -3 SD, karena dapat menyebabkan anak mengalami wasting akut.
Umumnya, anak yang mengalami wasting ditandai dengan penurunan berat badan drastis sehingga anak terlihat sangat kurus dan lemas. Namun, ada beberapa gejala yang dialami anak jika sudah mencapai akut seperti berikut.
Menurut dr. Miza Afrizal, SpA, berikut cara mencegah wasting pada anak.
BACA JUGA: 7 Cara Agar Anak Mau Makan Sayur, Bikin Lahap dan Nagih
Ditulis oleh: Shandya Pricilla
Cover: cottonbro studio on Pexels