Sorry, we couldn't find any article matching ''
Anak Susah Sukses di Masa Depan Karena Orang Tua Melakukan 12 Hal Ini!
Jika para orang tua tidak ingin anak jadi susah sukses di masa depan, sebaiknya hindari melakukan 12 kesalahan berikut ini!
Sebagai orang tua, kita semua menginginkan yang terbaik untuk anak-anak. Kita berusaha menciptakan masa depan yang cerah bagi mereka. Caranya dengan membina kemandirian anak sejak dini.
“Kemandirian merupakan dasar dari banyak aspek kemampuan dan pengembangan karakter anak,” jelas Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S. Psi, Psikolog Klinis Anak dan Remaja. “Dengan mandiri, anak belajar mengandalkan dirinya sendiri, keterampilan (motorik kasar, halus, problem solving, dan lain lain) menjadi terasah, anak lebih percaya diri, anak menjadi tangguh, tidak mudah menyerah, anak jadi lebih menghargai sesuatu karena hasil kerjanya sendiri, konsentrasi lebih terlatih, dan lain sebagainya.”
BACA JUGA: 9 Kesalahan Orang tua Saat Membesarkan Anak Balita, Nomor Tiga Paling Sering Terjadi
12 Kesalahan Orang Tua yang Bikin Anak Susah Sukses
Namun, ada kesalahan-kesalahan tertentu yang tanpa kita sadari, dapat berdampak buruk pada kehidupan anak. Kesalahan-kesalahan itulah yang dapat menghambat pertumbuhan dan membatasi potensi mereka.
Mari cari tahu apa kesalahan orang tua yang bisa bikin anak susah sukses di masa depan!
1. Terlalu melindungi
Meskipun wajar Anda ingin melindungi anak-anak dari bahaya, bersikap terlalu protektif dapat menghambat kemampuan mereka untuk mengembangkan keterampilan hidup dan kemandirian. Terus-menerus mengawasi setiap gerakan anak dan selalu menyelesaikan masalahnya, dapat menghalangi anak belajar cara menangani tantangan.
Dengan membiarkan anak melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan, anak akan belajar keterampilan ketahanan, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan yang membawa kesuksesan di masa depan.
2. Kurangnya komunikasi dan dukungan emosional
Komunikasi yang efektif sangat penting dalam hubungan orang tua-anak. Jalur komunikasi yang mampet dapat menyebabkan kesalahpahaman, berjarak secara emosional, dan kurangnya rasa saling percaya. Jika orang tua enggan mendengarkan kekhawatiran, ketakutan, dan impian anak-anaknya, hal ini dapat menghambat perkembangan emosional anak dan kesejahteraan mereka.
Anak-anak perlu merasa didengarkan dan dipahami. Terapkan percakapan terbuka, validasi perasaan mereka, dan bimbing mereka. Peran Anda sebagai orang tua adalah menunjukkan empati dan dukungan.
3. Tidak ingin anak alami kegagalan
Siapa sih orang tua yang ingin anaknya gagal? Namun salah satu bentuk pola asuh yang baik justru (terkadang) kita perlu membiarkan anak gagal sebagai cara agar mereka belajar. Hal ini mengajarkan anak tentang kegigihan, pemecahan masalah, dan fakta bahwa mereka bukan manusia sempurna, bisa melakukan kesalahan dan gagal.
Tugas Anda sebagai orang tua adalah mengenali kesanggupannya dan menyemangatinya agar mau berusaha lagi.
Foto: Freepik
4. Tidak menjadi teladan
Ini adalah kesalahan orang tua yang bikin akan susah sukses berikutnya. Anda harus ingat bahwa anak-anak adalah peniru terbaik di dunia. Mereka akan melakukan apa yang kita lakukan. Bukan yang kita katakan.
Mommies bisa memberi nasihat panjang kali lebar, dari A-Z. Namun jika Mommies sendiri tidak melakukan apa yang dinasehatkan, maka anak akan kehilangan kepercayaan terhadap orang tua mereka.
Misalnya, jika kita terus-menerus terpaku pada ponsel, kemungkinan besar anak akan mengembangkan kebiasaan yang sama. Atau jika Anda sering kehilangan kesabaran, Anda tidak perlu heran ketika anak Anda mulai bereaksi sama dalam situasi stres. Action speaks louder than words.
5. Mengabaikan perasaan anak
Sangat mudah mengabaikan perasaan anak, terutama ketika kita sebagai orang dewasa menganggap perasaan itu tampak sepele, seperti bertengkar dengan teman, mainan rusak, tidak bisa menonton acara favoritnya. Hal-hal ini mungkin masalah kecil bagi kita, tetapi bagi anak-anak, itu bak kiamat kecil.
Perasaan anak-anak sama pentingnya dengan perasaan kita. Saat kita memberi tahu mereka bahwa mereka bereaksi berlebihan, anak akan merasa emosi mereka tidak penting. Yuk, hindari kesalahan orang tua yang bikin anak sukses di masa depan ini.
6. Tidak menetapkan batasan
Dengan tidak menetapkan batasan yang jelas, orang tua mengirimkan pesan bahwa peraturan dapat dilanggar tanpa konsekuensi apa pun. Bersikap tegas memang kadang sulit, apalagi ketika anak pasang muka memelas.
Namun paham kapan harus bersikap tegas justru adalah bentuk cinta. Ini mengajarkan anak-anak rasa hormat, disiplin, dan paham bahwa setiap tindakan ada konsekuensinya. Batasan dan peraturan akan memberikan rasa aman yang dibutuhkan anak-anak.
7. Membanding-bandingkan
Oke, jujur saja. Pasti kita pernah melakukannya. Membandingkan anak-anak kita dengan saudara, sepupu, teman, atau bahkan diri sendiri ketika kita seusia mereka. Membanding-bandingkan dapat membuat anak merasa bahwa mereka tidak cukup baik.
Anak mungkin akan berpikir bahwa mereka perlu berubah untuk mendapatkan cinta dan persetujuan orang tuanya. Sebaliknya, mari kita syukuri kelebihan, keunikan, dan kekurangan mereka.
Foto: Pexels
8. Jarang menghabiskan waktu berkualitas bersama
Anak-anak tumbuh dengan cepat. Sebelum kita menyadarinya, tahu-tahu Mommies sudah harus menggelar acara lamaran. Anak-anak akan ingat bahwa Anda selalu meluangkan waktu dan menganggap penting bisa bersama mereka. Menikmati waktu berkualitas dapat dilakukan dengan cara sederhana seperti membaca buku bersama, memasak, atau bahkan sekadar ngobrol santai tentang hari mereka.
9. Menghindari percakapan yang sulit
Menghindari percakapan yang sulit seperti seks, kelahiran, dan kematian dapat membuat anak-anak bingung atau bahkan takut ketika mereka menghadapi topik itu saat sendirian. Atau yang lebih bahaya lagi, mereka bisa saja mendapatkan informasi yang keliru dari sumber yang salah.
Sebaliknya, Mommies dapat menggunakan momen-momen tersebut untuk mendidik mereka, menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, dan yang paling penting, meyakinkan mereka bahwa Anda akan selalu ada untuk mereka.
10. Gengsi mengaku salah
Sebagai orang tua, terkadang kita juga melakukan kesalahan. Kita kehilangan kesabaran, bersikap tidak adil, atau salah bicara. Masalah muncul ketika kita membiarkan harga diri menghalangi kita untuk mengakui kesalahan kita.
Telan harga diri Anda dan minta maaflah jika salah. Hal ini menunjukkan kepada anak-anak bahwa Anda lebih menghargai kejujuran dan integritas daripada bersikap selalu ‘benar’.
11. Memberi terlalu banyak tekanan pada bidang akademis
Keberhasilan akademis memang penting, namun memberikan tekanan berlebihan pada anak untuk berprestasi dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Paksaan untuk mengejar nilai dan pencapaian sempurna dapat menyebabkan kecemasan, kelelahan, dan perspektif yang salah tentang kesuksesan.
Daripada hanya berfokus pada nilai, dorong anak untuk mengeksplorasi minatnya, aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan mengembangkan keahliannya. Ini juga akan membantu anak-anak menemukan jalur karier yang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka.
12. Tidak mengajarkan literasi dan tanggung jawab keuangan
Ini adalah kesalahan orang tua yang bikin anak susah sukses terakhir. Literasi keuangan adalah keterampilan hidup yang penting tapi sering diabaikan. Tidak mengajari anak-anak Anda tentang pengelolaan uang, penganggaran, dan pengeluaran yang bertanggung jawab dapat berdampak buruk pada kesejahteraan finansial mereka kelak.
Mulailah memperkenalkan konsep yang sesuai dengan usia tentang uang dan tabungan sejak dini. Ajari mereka pentingnya penganggaran, menabung, menetapkan tujuan keuangan, dan membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Libatkan juga anak dalam diskusi keuangan keluarga.
Dengan membekali anak-anak keterampilan ini, Anda akan membantu mereka membuat keputusan keuangan yang tepat sekarang dan di masa depan.
Foto: Pexels
Itu dia 12 kesalahan orang tua yang bikin anak susah sukses di masa depan. Semoga Mommies dan Daddies menghindarinya sehingga kesuksesan anak tidak terhalangi, ya!
BACA JUGA: 10 Kesalahan Orang Tua Saat Berkomunikasi dengan Anak Remaja
Cover: Freepik
Share Article
COMMENTS