Jika orang tua butuh ‘bantuan lebih’ untuk mengatasi masalah anak, coba ajak mereka ke psikolog. Ini beberapa tips aga anak mau diajak ke psikolog.
Untuk beberapa kasus yang rumit berkenaan mengasuh dan mengatasi problem emosi dan mental anak, orang tua memang nggak bisa mengandalkan saran dari kerabat, orang tua, dan Google. Mereka butuh bantuan dari orang-orang yang memang mendapatkan pendidikan dan keterampilan untuk itu, yaitu psikolog anak.
Mendapatkan pengobatan dan dukungan dari psikolog dapat memberikan perbedaan besar bagi si kecil yang khususnya mengalami problem kesehatan mental, emosi, dan kecemasan.
Psikolog adalah profesional kesehatan terlatih yang ahli dalam perilaku manusia dan cara kerja pikiran. Melalui berbagai bentuk terapi dan konseling, psikolog dapat membantu si kecil lebih memahami perasaannya dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola situasi-situasi sulit.
Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S. Psi, Psikolog Klinis Anak dan Remaja menjelaskan pentingnya anak mendapatkan bantuan psikolog agar anak dan orang tua memperoleh saran dari segi ilmuwan dan pengalaman. Ini karena psikolog sudah banyak menemui berbagai kasus yang bisa menjadi pembelajaran juga bagi yang berkonsultasi.
Mengajak anak menemui ahlinya juga berguna untuk mendeteksi dini jika ada gangguan yang perlu ditangani. Semakin awal intervensi dilakukan, semakin baik hasilnya. Selain itu, untuk para orang tua, psikolog dapat menjadi partner diskusi dalam pengasuhan. Psikolog anak dapat membantu orang tua untuk lebih memahami anak mereka.
Mommies mungkin bertanya-tanya, dalam kondisi seperti apa sebaiknya anak diajak ke psikolog? “Dalam kondisi apa pun boleh-boleh saja,” kata Vera. “Dulu, anak dibawa ke psikolog ketika ada masalah baik yang muncul di rumah atau di sekolah. Ada juga yang dikirim oleh sekolahnya karena bermasalah di sekolah. Sekarang ini, mulai ada orang tua dan bahkan permintaan anaknya sendiri untuk datang ke psikolog. Sekadar untuk berdiskusi tentang pengasuhan, isu perkembangan anak, dan lain lain tanpa harus ada masalah atau gangguan tertentu,” jelas Vera lagi.
“Jadi, (anak) dibawa ke psikolog bisa berdasarkan kebutuhan saja. Tapi memang tidak dipungkiri, alasan yang paling sering anak diajak ke psikolog adalah saat orang tua sudah kewalahan, anak mengalami keterlambatan perkembangan, atau masalah sudah sangat mengganggu keseharian atau aktivitas anak.”
Anak-anak dan remaja butuh terapi ketika mereka mempunyai masalah yang tidak dapat mereka atasi sendiri. Mereka mungkin mempunyai masalah yang memengaruhi perasaan, tindakan, dan pikiran mereka. Ketika diajak ke psikolog untuk melakukan terapi, mereka berbicara dan belajar bagaimana menentukan jenis terapi untuk masalah mereka. Mengikuti terapi membantu mereka menghadapi masalah dengan lebih baik, mengatasi masalah dengan lebih baik, dan berkomunikasi dengan lebih baik.
Foto: Freepik
Kebanyakan psikolog bekerja secara langsung dengan anak-anak dan remaja yang menghadapi problem mental atau emosional (kecemasan, depresi, dan stres). Psikolog juga membantu orang-orang yang sedang mengalami tantangan dalam hidup, seperti masalah dalam mengasuh anak atau relationship.
Foto: Freepik
Setiap anak akan bereaksi dan merasa berbeda-beda mendengar akan diajak ke psikolog. Hal ini sering dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia dan temperamen. Oleh karena itu memang ada triknya untuk mengajak mereka ke psikolog:
Mommies bisa bilang, ketika kamu tidak enak badan, perutmu sakit, atau pilek, kamu pergi ke dokter. Dokter memeriksamu dan memberi obat supaya kamu sehat lagi. Psikolog juga bisa membantu, tetapi mereka membantumu saat kamu merasa sedih, sakit hati, marah, atau khawatir terhadap sesuatu. Dan beritahu juga bahwa bukan hanya dia anak-anak atau remaja yang merasakan perasaan ini atau mempunyai masalah.
Banyak anak menemui psikolog dan mereka mendapatkan bantuan, seperti mereka mendapatkan bantuan dari dokter anak. Psikolog anak adalah spesialis anak dan tugas mereka adalah mendengarkan dan bekerja dengan anak-anak untuk membuat kamu merasa lebih baik.
Setelah hari yang mungkin sangat emosional, memberitahu anak bahwa Anda akan mengajaknya ke bertemu ahli akan membuat dia semakin cemas.
Jelaskan kepada anak bahwa alasan pertemuan tersebut adalah untuk membantunya “merasa lebih baik”, bukan mencari tahu “apa yang salah”. Katakan pada mereka bahwa psikolog itu seperti dokter yang membantu memperbaiki perasaannya. Namun dokter yang ini tidak punya jarum suntik.
Beberapa remaja mungkin merasa ketemu psikolog adalah sesuatu yang memalukan. Sampaikan kepada anak bahwa mencari bantuan adalah hal yang normal dan sehat. Dorong mereka untuk melakukannya. Yakinkan anak bahwa Anda akan selalu mendukungnya.
Sebaiknya pertanyaan Mommies bersifat positif. Hindari menanyakan sesuatu seperti, “Apakah kamu khawatir atau takut pergi ke psikolog?” Ajukan pertanyaan yang membantu anak mengungkapkan perasaannya. Ini akan membantu Anda memahami dengan benar apa yang dipikirkan dan dirasakan anak Anda.
Anak Mommies mungkin ingin tahu apa yang akan mereka dapatkan dari pertemuan dengan psikolog dan akan menghargai jika Anda memberi jawaban yang pasti untuk mengurangi kekhawatiran mereka.
Membawa mainan, buku, atau selimut favorit selama bertemu psikolog dapat membantu anak merasa lebih nyaman.
Anak-anak kecil sering kali khawatir jika harus terpisah dari orang tua mereka. Jadi anak Anda mungkin akan merasa nyaman jika tahu bahwa Anda akan menemaninya.
BACA JUGA: 7 Tanda Seseorang Harus Konsultasi ke Psikolog atau Psikiater, Kenali!
Cover: Freepik