Sorry, we couldn't find any article matching ''
14 Cara Mengajarkan Anak Mengatasi Rasa Kecewa dengan Bijak
Banyak orang tua berupaya melindungi anak mereka dari rasa kecewa. Namun dengan mengajari anak mengatasi rasa kecewa akan ada banyak manfaat baik, lho!
Ada banyak hal yang bisa membuat rasa kecewa muncul pada diri anak. Entah rencana liburan yang terpaksa dibatalkan, permainan incaran di taman yang telanjur dimainkan oleh anak-anak lain, hingga es krim stroberi favorit terakhir di kulkas yang lumer gegara listrik padam. Itu bisa membuat hari anak jadi kelabu. Ada anak yang bisa dengan lebih santai menghadapi perasaan kecewa, tetapi ada pula yang kemudian murung seharian.
Rasa kecewa bukan dominasi orang dewasa, bahkan bayi pun sudah sanggup merasakannya. “Sejak bayi pun sudah bisa (merasakan kecewa), hanya bayi belum dapat menerjemahkan apa yang ia rasakan. Contohnya bayi menangis berharap yang muncul atau mendekatinya adalah si ibu, tetapi yang datang malah orang lain. Ini akan membuat bayi tambah keras menangisnya. Ini menandakan bayi sudah dapat merasa kecewa disertai emosi-emosi lainnya seperti kesal dan takut,” jelas Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S. Psi, Psikolog Klinis Anak dan Remaja.
Jadi, jangan remehkan perasaan kecewa anak. Namun di sisi lain, Mommies juga harus membantu anak agar dapat mengatasi rasa kecewa mereka dengan cara seimbang dan positif. Simak beberapa tips dari pakar untuk membantu anak mengatasi perasaan kecewa ana.
BACA JUGA: Alasan Anak Sering Marah Tanpa Sebab dan Cara Mengatasinya
Cara Mengajarkan Anak Usia Lebih Muda Atasi Rasa Kecewa
Jika gangguan sekecil apa pun menyebabkan anak usia lebih muda alami tantrum, maka Mommies harus lakukan strategi dasar untuk mengajari anak mengatasi rasa kecewa tanpa mengamuk.
1. Selalu jujur
Jujurlah terutama ketika Anda harus menyampaikan kabar yang berpotensi membuat anak kecewa sambil memberikan penjelasan yang masuk akal. Sesuaikan penjelasan Anda dengan usia dan daya tangkapnya. Misalnya ketika Anda harus mengubah jadwal liburan atau ketika hadiah yang Anda janjikan belum bisa diberikan.
2. Beri penjelasan
Ajari anak tentang apa yang bisa dan tidak bisa Anda ubah sebagai manusia biasa. Anak mungkin belum memahami bahwa masalahnya berada di luar kendali Anda dan mengamuk tidak akan memberikan apa yang mereka inginkan.
3. Mengenali perasaan mereka
Hal terpenting, terutama bagi anak kecil, adalah dapat menyebutkan apa yang ia rasakan. Jika anak tahu bahwa mereka batal mendapat hadiah, mereka mungkin tidak langsung merasa sedih. Mereka mungkin marah, frustrasi, bingung, atau mengamuk tanpa tahu perasaan apa yang sedang ia rasakan. Terutama untuk anak-anak yang baru pertama kali merasa kecewa. Jika anak sudah bisa memberi label pada perasaannya, maka lain waktu, dia bisa mengungkapkannya kepada orang tuanya dan membuatnya lebih lega.
4. Memimpin dengan empati
Tunjukkanlah empati. Perasaan kecewa sulit diterima oleh anak. Menunjukkan empati adalah cara untuk membuat perasaannya lebih baik dan mengajarkan anak bahwa merasa kecewa itu wajar.
5. Jangan menghukum anak
Jangan menghukum anak Anda karena reaksinya terhadap kekecewaan, terutama jika ia menangis. Saat Anda mulai jengkel lihat anak menangis, ingatlah saat-saat Anda sendiri perlu menangis untuk melampiaskan perasaan kecewa dan mengatasinya.
6. Jadilah panutan saat menghadapi situasi sulit
Anak-anak belajar banyak dengan memerhatikan orang tuanya. Jadi, cobalah atasi kekecewaan Anda dengan cara positif. Misalnya ketika Anda sendiri mengalami perasaan kecewa, Anda bisa bilang, “Nggak apa-apa lah, santai aja,”, “Hmm, mendingan minum cokelat panas daripada saya marah-marah,” ucapkan dengan suara yang bisa didengar anak sehingga ketika mereka mengalami rasa kecewa, mereka juga bisa meniru Anda. Santai.
Foto: Freepik
Cara Mengajarkan Anak Usia Lebih Tua Atasi Rasa Kecewa
Mungkin anak yang berusia lebih tua sudah bisa merasa marah saat mengalami rasa kecewa, tetapi tidak berkembang menjadi tantrum yang parah. Untuk terus menjaga kondisi aman ini, lakukan langkah-langkah berikut.
1. Tawarkan pilihan
Beri anak Anda pilihan ketika hal yang tidak terduga terjadi. Memberi seorang anak kesempatan untuk mengambil keputusan dapat membuatnya merasa lebih berdaya.
Misalnya, Anda bisa bilang, “Karena hari hujan, kita nggak jadi pergi beli boneka. Ada mainan lain yang mau kamu mainkan?” atau “Besok mau pergi ke toko mainannya siang atau sore?”
2. Beri anak ruang
Seringkali anak-anak membutuhkan ruang untuk mengatasi perasaannya. Berikan mereka ruang untuk memproses rasa kecewa yang dirasakan. Ini adalah cara lain untuk mendukung anak memiliki kemampuan mengatasi perasaan negatif di hatinya.
Namun jika Anda memiliki anak yang gampang cemas dan sensitif, membiarkan dia sendirian justru akan membuatnya merasa diabaikan. Mommies yang paling tahu anak Mommies, jadi gunakan penilaian terbaik Anda. Biasanya, anak introvert butuh menyendiri, sedangkan anak ekstrovert justru senang ditemani.
3. Dampingi anak Mommies
Jika anak merasa lebih nyaman berada di dekat Anda atau menerima sentuhan fisik orang tuanya, temani dia dan tawarkan pelukan jika itu yang dia butuhkan.
Memang sulit melihat anak sedih karena kecewa, tetapi kehadiran Anda di sisinya akan membuatnya lebih tenang.
4. Ajari anak kemampuan memecahkan masalah
Daripada terburu-buru “memperbaiki” situasi, bantulah anak Mommies menyelesaikannya sendiri, entah itu mainan yang rusak atau insiden rebutan mainan. Meskipun butuh waktu, anak akan belajar bahwa mereka dapat memperbaiki situasi yang buruk dengan sendirinya.
5. Ajari anak menangani perasaan kecewa
Mengatasi kekecewaan adalah sebuah keterampilan, dan bagi banyak anak, hal ini tidak muncul secara alami alias perlu dipelajari. Mengajarkan keterampilan ini sebelum menghadapi suatu situasi dapat membantu.
Misalnya, sebelum besok akan pergi ke taman ingatkan anak bahwa ada kemungkinan esok hari bakal hujan. Atau jika ingin pergi ke taman untuk bermain, ingatkan anak bahwa mungkin saja permainan yang dia inginkan sedang dimainkan anak-anak lain sehingga dia harus bersabar menunggu giliran atau siapkan pilihan kedua.
Mommies juga bisa mengajari anak untuk menarik napas dalam-dalam dan mengatakan kepada diri sendiri, “Tidak apa-apa, saya nggak bisa selalu mendapatkan apa yang saya mau” atau “Tidak apa-apa, saya pilih mainan yang lain aja.”
6. Jangan beri janji-janji surga
Tetapkan ekspektasi yang realistis. Jika belum, jangan terlalu banyak berjanji soal liburan. Beri anak-anak daftar pilihan yang realistis agar dapat mengurangi kekecewaan.
Foto: Freepik
Apa yang Tidak Boleh Dikatakan saat Anak Kecewa?
Ketika stok sabar menipis, memang godaan terbesar adalah mengucapkan sesuatu yang biasanya justru memperkeruh suasana. Jadi, tolong tahan bibir Anda.
Hindari mengatakan 3 kalimat ini pada anak!
1. “Kamu ni kayak bayi aja”
Menyalahkan anak. Sebaliknya, pahami perasaannya. Ini akan membuat mereka tahu bahwa merasa kecewa adalah hal yang wajar. Lalu seiring berjalannya waktu, mereka akan tahu untuk tidak perlu takut untuk merasa kecewa. Mommies bisa bilang, “Nggak apa-apa kalau kamu kecewa. Mama juga akan kesal kalau ngalamin hal yang sama.”
2. “Udahlah, lakukan hal yang lain aja”
Respon yang lebih baik untuk bantu anak mengatasi perasaan kecewanya: “Apa kamu punya ide lain kita mau ngapain?” Ajukan pertanyaan yang tepat dan ini akan membantu anak menemukan solusinya sendiri. Ini juga membantu anak menemukan cara mereka sendiri untuk memperbaiki situasi yang nggak sesuai ekspektasi.
3. “Nggak perlu berlebihan deh”
Jangan mencemooh anak. Tahan godaan untuk menggampangkan perasaan anak Anda. Coba katakan, “Mama tahu ini bikin kamu sedih. Sabar, ya.” atau “Mama memang belum pernah ngalamin yang kamu alami sekarang. Rasanya pasti nggak nyaman, ya”. Lalu bantu anak menemukan solusi untuk mengatasi rasa kecewa yang dialami.
BACA JUGA: Mengenal Gentle Parenting, Gaya Pengasuhan yang Mengutamakan Perasaan Anak
Cover: Freepik
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS