Sorry, we couldn't find any article matching ''
10 Cara Mendidik Anak Laki-laki agar Jadi Suami dan Ayah yang Bertanggung Jawab
Agar anak laki-laki menjadi suami dan ayah yang bertanggung jawab di masa depan, Mommies dan Dadies perlu mendidik mereka dengan hal ini!
Apa imbas dari salah mendidik anak laki-laki? Dia bakal menjadi sumber kekecewaan istri dan anak-anaknya kelak. Ini cara agar ia mampu menjadi suami dan ayah yang bertanggungjawab.
Banyak orang tua yang fokus dan memprioritaskan pengajaran moral, budaya, etika, dan kemampuan bersosial kepada anak perempuan untuk mempersiapkannya menghadapi peran sebagai istri dan ibu.
Itu bagus dan benar. Sayangnya, para orang tua tadi lupa bahwa anak laki-laki juga membutuhkan pendidikan yang sama karena kelak mereka akan memegang peran penting sebagai suami dan ayah. Seorang kepala keluarga dengan tanggung jawab yang sangat besar.
BACA JUGA: Para Ayah, Jangan Katakan 5 Kalimat Ini ke Anak Laki-Laki!
10 Cara Mendidik Anak Laki-laki
Nilai-nilai hidup dan prinsip positif yang ditanamkan oleh para orang tua akan membentuk kepribadian dan karakter putra kecil mereka. Sekaranglah waktunya untuk mengingatkan diri kita sendiri bahwa putra kita harus menjadi suami dan ayah yang dapat diandalkan dan kepala keluarga yang bertanggungjawab.
“Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan meluangkan waktu berdua saja dengan anak secara rutin, agar proses identifikasi peran sebagai laki-laki lebih optimal. Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari, peran sebagai suami, ayah, dan kepala keluarga. Orang tua juga perlu mengajarkan dan memberi contoh caranya mengendalikan emosi, membimbing dan memberi kesempatan kepada anak untuk belajar mengambil keputusan sesuai kapasitas usianya. Misalnya saat memilih mainan yang ingin dia beli sesuai jumlah uang yang dimilikinya,” jelas Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S. Psi, Psikolog Klinis Anak dan Remaja.
Sepuluh tips tambahan di bawah ini akan mempersiapkan putra-putra Anda menjadi prince charming impian para wanita dan idaman para mertua!
1. Ajar dia untuk peduli kepada orang lain
Penting bagi orang tua untuk mendidik anak laki-laki mereka kemampuan memerhatikan dan peduli kepada orang lain. Bukan hanya terhadap anggota keluarganya. Peduli kepada kesulitan, perasaan, ketakutan, dan harapan orang lain adalah tindakan yang baik hati. Kebiasaan ini akan membantunya menjadi suami dan ayah yang baik dan bertanggungjawab.
2. Ajar dia untuk memberi pujian
Setangguh dan semandiri apa pun wanita, dia senang menerima pujian yang tulus. Ajar putra-putra Anda untuk menghargai, menguatkan, dan membantu orang lain merasa nyaman dengan diri mereka sendiri. Dia bakal menjadi sumber kekuatan anak dan istrinya kelak.
3. Ajar dia untuk memaafkan
Penting untuk mengajari putra-putra kita mau memaafkan. Sepanjang hidup, dia akan bertemu orang-orang yang menyakiti atau membuatnya sedih. Dari anggota keluarga, teman sekolah, hingga orang-orang yang tak dia kenal. Suami yang baik perlu belajar untuk memaafkan. Dia harus rela memaafkan istri dan anak-anaknya ketika mereka melakukan sesuatu yang menyakiti hati atau mengecewakannya.
4. Ajari dia berempati
Butuh pribadi yang kuat sekaligus lembut untuk dapat berempati terhadap perasaan orang lain. Berempati juga membantu anak laki-laki Mommies dapat merespon situasi dengan tepat. Empati merupakan perilaku sosial yang akan membantu putra Anda ketika ia menjadi ayah dan suami. Empati mencegah putra Anda melakukan hal-hal yang menyakiti orang lain dan makhluk hidup lain. Empati berfungsi sebagai landasan untuk menjadi pasangan yang baik.
5. Ajari dia meminta maaf
Kita perlu mendidik anak laki-laki kita untuk meminta maaf dan bertanggung jawab atas tindakan dan perbuatan salah mereka. Permintaan maaf membantu memperbaiki kembali hubungan dan ini adalah sifat penting yang harus ditunjukkan oleh seorang suami dan ayah yang bertanggungjawab.
6. Bantu dia menguasai tugas-tugas rumah tangga
Paham bagaimana melakukan tugas-tugas rumah tangga adalah sebuah kebutuhan. Mencuci pakaian sendiri, mencuci piring, memasak, membersihkan rumah, dan berkebun adalah keterampilan yang bukan dominasi kaum wanita. Rumah tangga adalah kerja tim. Jadi bekalilah anak Anda untuk menjadi pemain tim yang baik.
7. Latih anak tentang kebersihan terutama kebersihan tubuhnya
Bukan hanya anak perempuan yang wajib paham kebersihan, baik lingkungan maupun dirinya. Anak laki-laki juga harus mengerti. Kebersihan adalah urusan semua orang. Ajari dia cara merapikan kamar tidurnya, mencuci pakaian dalam, mandi, dan lain lain. Wanita suka pria yang harum, bersih, dan berpenampilan menarik.
8. Dorong dia berani mengungkapkan perasaannya
Konon, pria jantan tidak mengeluh, tabah, dan pantang menunjukkan perasaan. Anda tahu apa hasilnya dari tindakan sok cool ini? Banyak anak laki-laki tumbuh menjadi pribadi yang nggak punya empati, gampang depresi, dan membuat keputusan berisiko tinggi.
Mereka menjadi laki-laki yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik – suka memendam atau malah agresif – yang membuat mereka sulit memiliki dan menjaga hubungan yang baik, sehat, dan stabil dengan orang lain.
9. Ajari anak batasan dan respek terhadap dirinya dan lawan jenis
Bantu anak mengenal semua anggota tubuhnya dan biarkan dia tahu bahwa dia berhak memutuskan siapa yang boleh dan tidak boleh menyentuh tubuhnya. Ketika dia bertambah besar, jelaskan kepadanya bahwa komentar dan lelucon yang tidak pantas terhadap anggota tubuh perempuan dan laki-laki tidak perlu ditanggapi.
Beritahu caranya berbicara dan memerlakukan lawan jenis, terutama orang yang disukainya. Tunjukkan penghargaan dan minta maaf ketika dia berbuat salah. Mommies juga harus menjadi teladan tentang seperti apa hubungan yang sehat itu.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa remaja yang dibesarkan dalam keluarga yang positif cenderung punya keterampilan memecahkan masalah hubungan dan memiliki risiko yang lebih kecil untuk melakukan KDRT.
10. Buang perilaku cowok (sok) tough
Boys don’t’ cry. Begitulah ungkapan yang gemar digembar-gemborkan pria (sok) macho. Mirip dengan poin nomor 8. Tipe “tough guy” campur “bad boy”, kasar, agresif, pemarah, dan nggak sabaran cuma kelihatan menarik ketika dia menjadi karakter di dalam film.
Di kehidupan nyata? Jauuuh dari menarik. Tanpa bimbingan orang tua, anak laki-laki bisa keliru menemukan idola. Mereka bisa berpikir bahwa mereka harus memaksa, agresif, atau bahkan melakukan kekerasan untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Untuk mencegah pola pikir ini, beritahu putra Anda bahwa meskipun kemarahan dan frustrasi adalah emosi yang normal, ia tidak boleh mengungkapkannya dengan cara yang mengancam dan melakukan kekerasan terhadap orang lain. Penting bagi anak untuk memiliki sosok ayah yang baik sebagai contoh maskulinitas yang sehat. Bisa juga paman atau kakek jika ayah mereka tidak ada.
BACA JUGA: 9 Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan pada Anak Laki-laki, Awas Menyesal!
Cover: Freepik
Share Article
COMMENTS