9 Pola Asuh Ala Orang Jepang yang Bisa Ditiru Orang Tua Lainnya

Parenting & Kids

Fannya Gita Alamanda・25 Dec 2023

detail-thumb

Bukan hanya kehebatan dalam hal teknologi, orang Jepang juga punya pola asuh yang sukses diterapkan dan layak ditiru oleh kita semua!

Pola asuh bisa dipelajari dari mana saja. Ibarat pepatah ‘Kejarlah ilmu sampai ke negeri China,’ kita bisa belajar segala hal dari siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, termasuk tentang pengasuhan anak. Selama itu membawa kebaikan dan dampak positif, belajarlah sebanyak-banyaknya.

Seperti di berbagai kebudayaan, ada banyak filosofi hidup penting yang terkandung di dalam kehidupan dan aktivitas sehari-sehari manusia. Salah satunya adalah ilmu tentang pola asuh anak atau parenting. Kali ini kita akan pelajari pola asuh yang biasa diterapkan oleh orang-orang dari negeri sakura ini.

BACA JUGA: Shokuiku, Pola Makan Ala Orang Jepang yang Bisa Cegah Buncit

Pola Asuh Ala Orang Jepang

Berikut ini adalah sembilan tips parenting dan pola asuh ala orang Jepang yang bisa kita tiru!

1. Selalu dalam kondisi awas dan waspada itu penting

Pola asuh ala orang Jepang yang pertama adalah mereka selalu melatih kewaspadaan. Caranya adalah dengan fokus untuk hadir pada momen bersama anak-anak mereka. Dengan tetap menyadari kebutuhan anak, mereka secara proaktif memprediksi dan mencegah keributan, sehingga menciptakan hubungan yang mendalam sejak awal.

2. Ikatan yang kuat antargenerasi

Di Jepang, keluarga sangat menekankan ikatan antargenerasi dan menghormati orang yang lebih tua. Komitmen terhadap ikatan keluarga ini membantu menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak-anak dalam tumbuh kembang mereka.

3. Menboku: The art of endurance (seni ketahanan)

Istilah Jepang “Menboku” diterapkan dalam pola asuh anak untuk mendorong anak-anak tahan banting, tabah, dan sabar saat berada dalam situasi yang menantang. Melatih anak menerapkan Menboku akan menanamkan ketahanan dan rasa disiplin sejak dini.

4. Berbicara dengan lembut dan memiliki timbang rasa

Orang tua di Jepang mengajarkan anak-anak mereka untuk berbicara dengan lembut, santun, dan bertimbang rasa terhadap orang lain, terutama di tempat umum. Etiket budaya ini membantu menciptakan lingkungan yang harmonis untuk semua orang.

5. Bersih-bersih setelah makan

Melatih anak-anak untuk membersihkan dan membereskan sisa makanan, piring, gelas, dan perlengkapan makan yang kotor nggak ada urusannya dengan gengsi dan harga diri. Ini justru menanamkan rasa tanggung jawab di dalam diri anak-anak Mommies.

Orang tua di Jepang mengajari anak mereka untuk membersihkan meja setelah mereka makan, bahkan saat mereka makan di tempat umum. Mommies bisa melatih anak-anak, untuk mengumpulkan piring-piring, gelas, dan sendok kotor di bagian tengah meja, termasuk tisu-tisu bekas pakai, dan melap meja hingga bersih. Praktik ini mengedepankan pola hidup bersih dan kepedulian terhadap sesama, khususnya meringankan beban kerja pelayan rumah makan.

6. Melepaskan sepatu

Sering, ya, kita lihat di film-film, sebelum masuk ke dalam rumah atau apartemen, tamu atau penghuni rumah akan melepas sepatu atau alas kaki mereka dan mneggantinya dengan sandal rumah. Mereka juga meletakkan alas kaki yang mereka pakai dengan rapi di atas rak atau lemari sepatu yang terdapat di sisi kanan atau kiri tembok. Salah satu tradisi dalam masyarakat Jepang ini berkontribusi terhadap lingkungan hidup yang bersih, rapi, dan nyaman.

7. Filosofi di balik aktivitas mengganti popok

Alih-alih menggunakan tisu basah untuk membersihkan kulit bayi saat mengganti popok, para orang tua di Jepang akan menggunakan handuk kecil. Hal ini memperlihatkan sikap bijaksana dan bertimbang rasa terhadap alam sekitar yang dilakukan oleh para orang tua Jepang dalam pola pengasuhan anak sehari-hari.

8. Merapikan mainan setelah selesai bermain

Tak sedikit orang tua yang malah menyuruh ART mereka untuk membereskan dan merapikan mainan yang berantakan usai anak-anak bermain. Atau bahkan mereka yang repot sendiri. Nah, orang tua di Jepang berbeda. Mereka akan mengajari anak-anak mereka untuk mengembalikan mainan ke tempatnya semula setelah anak-anak selesai bermain. Tindakan ini menekankan pentingnya keteraturan, disiplin, ketertiban, dan menghormati ruang bersama.

9. Menjalankan konsep “skinship”

Di Jepang, konsep “skinship” menekankan pada kedekatan fisik tanpa perlu adanya pelukan atau ciuman. Orang tua terutama para ibu, seringkali, menggendong bayi mereka dengan carrier dan kain panjang yang agak lebar. Mereka jarang menggunakan stroller saat mengajak bayi beraktivitas. Cara ini memperkuat dan memperdalam ikatan batin dan emosional antara orang tua dan bayi melalui kedekatan fisik.

BACA JUGA: 5 Alasan Kenapa Traveling ke Jepang Cocok Untuk Keluarga

Cover: Freepik