Sorry, we couldn't find any article matching ''
10 Kesalahan Orang Tua yang Bikin Anak Susah Bersyukur
Jika Mommies merasa anak terlalu susah bersyukur dan manja, bisa jadi itu karena kesalahan orang tua berikut ini. Coba diselidiki!
Ternyata anak yang susah bersyukur itu sebagian besar disebabkan oleh kesalahan orang tua. Tentu tidak ada orang tua yang ingin anaknya dicap nggak tahu berterima kasih atau susah bersyukur. Sayangnya anak-anak seperti itu ada banyak karena salah orang tua juga.
Secara alami, di awal usia mereka, anak-anak memang egois. Mereka merasa berhak mendapatkan apa pun yang mereka mau, kesal jika segala sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan mereka, dan bak kepala mafia, they won’t take NO for an answer.
Pernah dengar anak bilang, “Cuma ini hadiah naik kelas yang aku dapet?” atau “Kenapa sepatu baruku nggak sekeren sepatu baru Andi?” atau “Kemarin ayam goreng, hari ini opor ayam. Aku boseeen makan ayam!” Pasti, kurangnya rasa bersyukur yang diperlihatkan anak-anak kita bisa bikin frustrasi.
BACA JUGA: 10 Kesalahan Orang Tua Saat Berkomunikasi dengan Anak Remaja
Kesalahan Orang Tua yang Bikin Anak Susah Bersyukur
Meskipun wajar bagi anak-anak kadang merasa sebagai pemilik dunia, Mommies pasti tidak ingin sikap susah bersyukur ini keterusan dan menjadi permanen. Mari kenali 10 kesalahan orang tua yang membuat anak susah bersyukur dan mulai berusaha memperbaikinya.
1. Sangat dimanjakan
Kesalahan orang tua yang bikin anak kurang bersyukur pertama adalah memanjakan m ereka. Memanjakan anak bisa menyenangkan baik buat si kecil, juga orang tuanya. Namun ketika ini berlebihan, Mommies secara tidak sadar membesarkan anak-anak yang tidak tahu berterima kasih. Selalu memberi anak segala yang diinginkannya membuat mereka egois dan malas berusaha. Mereka akan gampang kecewa karena terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan.
2. Kurangnya batasan
Anak butuh batasan. Tanpa batasan yang jelas dan tegas anak menjadi tidak tahu berterima kasih, merasa selalu berhak memiliki apa pun, dengan cara apa pun.
3. Tidak ada konsekuensi
Anak tidak diajar bahwa setiap tindakan, ucapan, pilihan, bahkan apa yang mereka pikirkan memiliki dampak atau konsekuensi. Ketika orang tua tidak mengenalkan konsep ini kepada anak, mereka tidak belajar bertanggung jawab dan berempati.
4. Terus-menerus dibandingkan
Terus-menerus membandingkan anak Anda dengan anak lain dapat menyebabkan anak tidak kenal makna terima kasih dan bersyukur. Mereka hanya fokus pada kekurangan mereka daripada menghargai kekuatan dan hal-hal baik yang mereka miliki.
5. Tidak punya teladan
Jauh-jauh mencari siapa yang salah, membuat kita lupa berkaca. Kurangnya rasa bersyukur pada anak bisa jadi karena mereka melihat hal yang sama dari orang tua mereka. Ketika kita sebagai orang tua gagal mempraktikkan dan mengungkapkan rasa syukur, anak-anak belajar bahwa bersyukur atas apa yang bisa mereka miliki bukanlah hal yang penting.
6. Mengabaikan tindakan baik hati anak
Kita memang harus hati-hati agar tidak membesarkan anak yang congkak karena terlalu sering dipuji. Namun selalu mengabaikan kebaikan-kebaikan kecil yang mereka lakukan sementara itu perlu dihargai, akan membuat anak bertumbuh menjadi pribadi yang selalu merasa kurang dan susah bersyukur.
7. Hanya menekankan prestasi
Penekanan yang berlebihan pada prestasi secara tidak sengaja dapat menyebabkan anak susah bersyukur. Ketika orang tua hanya fokus pada keberhasilan dan terus-menerus mendorong anak-anak mereka untuk mencapai lebih banyak hal, tindakan ini membuat anak belajar tidak menghargai apa yang telah mereka capai atau terima selama ini.
8. Bicara negatif tentang apa yang Anda miliki
Anak-anak dengan orang tua yang selalu bersyukur bakal jarang mendengar orang tua mereka mengeluh. Namun anak-anak yang sering mendengar orang tuanya bicara negatif, seperti mobil sudah 3 tahun tapi belum mampu ganti baru, liburan keluarga cuma bisa ke Puncak, dan membanding-bandingkan pencapaian mereka dengan keluarga lain, maka mereka akan susah bersyukur. Mereka selalu tidak puas dengan apa yang sudah dimiliki.
9. Hanya mengeluh, tidak pernah bersyukur
Kalau kita mau meluangkan waktu sebentaaar aja, kita akan sadar bahwa setiap hari, kita dikelilingi oleh sejuta alasan untuk bersyukur. Jika orang tua selalu menemukan hal baik untuk disyukuri dan mengatakannya di depan anak-anak, mereka akan menjadi pribadi yang tahu diri. Namun jika orang tua gagal memanfaatkan momen-momen kecil untuk mengajarkan rasa terima kasih, anak-anak bertumbuh menjadi anak yang susah bersyukur.
10. Membiarkan anak sering mengeluh dan merengek
Kesalahan orang tua yang bikin anak kurang bersyukur terakhir adalah membiarkan anak sering mengeluh dan merengek. Padahal salah satu cara termudah untuk membesarkan anak-anak yang tidak tahu berterima kasih adalah dengan membiarkan mereka merengek dan mengeluh tentang segala sesuatu yang tidak berjalan sesuai keinginan mereka.
Cara Mengajarkan Anak Bersyukur
Jika anak Anda menunjukkan sikap susah bersyukur ada beberapa strategi yang dapat membantu mereka belajar tahu berterima kasih:
1. Beritahu dia
Saat Anda mendengar anak mengatakan atau melakukan sesuatu yang menunjukkan sikap tidak bersyukur, beritahu dia. Bersikaplah spesifik tanpa menghina. Misalnya, hindari mengatakan sesuatu seperti, “Jangan jadi anak yang nyebelin gitu!” Namun bilang, “Mengeluh karena tidak mendapat hadiah yang kamu inginkan adalah tindakan yang tidak bersyukur. Teman-temanmu berbaik hati membelikanmu hadiah padahal mereka nggak harus membelikanmu apa pun.” Lakukan secara konsisten dan pastikan komentar Anda ditujukan untuk menumbuhkan kesadarannya, bukan untuk mempermalukannya.
2. Ajari tentang empati
Anak-anak membutuhkan bantuan dalam memahami bagaimana perilaku mereka memengaruhi orang lain. Anda dapat melakukannya dengan mengajarkan empati kepada anak Anda. Bicarakan dengan mereka tentang bagaimana kata-kata atau perilaku mereka berdampak pada orang lain.
3. Ajari untuk bersabar dan berusaha
Anak-anak akan tahu berterima kasih dan menghargai apa yang mereka miliki jika diajar bersabar. Misalnya, Anda boleh mengatakan “Tidak” ketika anak Anda meminta mainan baru, HP yang harganya lumayan mahal, atau motor. Kalau mereka kepingin banget, beri tahu mereka bahwa mereka harus menunggu sampai kenaikan kelas atau menabung dulu. Untuk keinginan yang berurusan dengan hukum dan peraturan lalu lintas, mereka harus sabar menunggu hingga cukup umur untuk punya SIM.
4. Membantu orang lain
Jadikan kebaikan sebagai kebiasaan keluarga Anda. Ajak anak-anak saat Anda membantu tetangga yang lanjut usia atau ajak anak membantu Anda membuatkan makanan untuk dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Libatkan anak Anda dalam pekerjaan sukarela. Membantu orang lain akan membantu anak belajar mensyukuri hidupnya. Anak juga belajar bahagia dengan apa yang ia miliki, bukannya fokus dengan apa yang tidak bisa ia miliki.
5. Menanamkan rasa syukur dan menjadi teladan
Salah satu langkah yang paling penting adalah menjadi teladan yang baik dalam hal bersyukur. Biarkan anak dengar setiap kali Anda mensyukuri sesuatu terutama untuk hal-hal yang gampang disepelekan seperti bisa bangun setiap pagi dalam keadaan sehat, ngobrol dengan orang-orang tersayang, atau ketika menemukan tempat parkir di bawah pohon rindang. Rasa syukur tidak datang dengan sendirinya tapi harus diajarkan. Karena anak-anak cenderung meneladani yang dilakukan orang tua, maka sering-seringlah bersyukur dan tunjukkan.
BACA JUGA: 9 Kesalahan Orang tua Saat Membesarkan Anak Balita, Nomor Tiga Paling Sering Terjadi
Cover: Freepik
Share Article
COMMENTS