Sorry, we couldn't find any article matching ''
Nurul Huda: Pengasuhan Anak Harus Disesuaikan, Karena Anak Itu Unik
Kesibukannya di pekerjaan tidak membuat komunikasi dengan istri dan waktunya bersama anak-anak menjadi sulit. Intip cerita Nurul Huda berikut ini, yuk!
Berprofesi sebagai Head of Public Relation di Global Islamic School Jakarta, Nurul Huda M, S.Sos, punya kegiatan yang cukup padat namun tetap punya waktu untuk keluarga dan hobinya.
Kali ini, Mommies Daily berkesempatan mewawancarai langsung bapak dengan dua anak ini. Yuk, simak obrolan selengkapnya.
Apa saja keseruan dan tantangan menjadi seorang Head of Public Relation di sekolah?
Keseruan sekaligus tantangan jadi PR (public relation) di sekolah itu kurang lebih ada 2 yang aku rasakan.
Pertama, klien kami itu banyak, 2.000an orang tua murid kurang lebih. Serunya adalah level of satisfaction-nya pasti berbeda-beda setiap orang tua. Tapi, kami harus mampu berikan excellence service dengan SOP yang sama. Dinamis banget pastinya.
Yang kedua, di Global Islamic School (GIS) ini, salah satu job description PR adalah Promotion & Marketing. Ini challenge sebagai lembaga pendidikan, pastinya kita nggak selalu bisa hard selling, jadi harus smooth dan elegan. Ditambah lagi, product atau hasil dari pendidikan ini kan long time result sifatnya, jadi kami harus bisa meracik hal-hal yang intangible untuk bisa jadi Promotion Kit yang mampu menarik minat calon orang tua mendaftarkan anaknya di sekolah kami.
Alhamdulillah challenge di atas banyak terbantu dengan track record dan lulusan alumni yang berkualitas, yang pada akhirnya promosinya “bicara” sendiri.
BACA JUGA: 7 Cara Ayah Dukung Pendidikan Anak, Selain Membiayai Sekolah
Dok. Istimewa
Seorang PR identik dengan fast response, lalu bagaimana kalau sedang quality time dengan keluarga?
Nah, ini kategori pertanyaan mudah, jawabannya susah. Prinsipnya soal urusan keluarga ini nggak bisa dibuat-buat dan nggak bisa di-setting, naturalnya aku condong ke keluarga. Tapi kalau ada hal urgent tentang pekerjaan, aku pasti komunikasi dulu sama istri lalu ke anak-anak, biar mereka nggak merasa dikalahin sama pekerjaan.
Alhamdulillah sejauh ini urusan pekerjaan selalu bisa di-manage supaya nggak “nyerempet” family quality time.
Cara membagi waktu antara bekerja, menjadi seorang suami, dan menjadi seorang ayah? Biasanya kegiatan apa saja yang dilakukan dengan keluarga?
Alhamdulillah untuk bagi waktu nggak terlalu sulit sejauh ini, kantor adalah Senin-Jum’at jam 7 sampai jam 4 sore, setelah itu waktunya ya sama keluarga. Kebetulan anak-anak juga sekolah di Global Islamic School, jadi pagi berangkat dan pulang bareng, quality time-nya lebih banyak lagi saat di perjalanan itu.
Kegiatan sama keluarga lebih banyak ngobrol, nonton bareng, ibadah bareng, main musik sama anak-anak, sesekali sepedaan bareng, beres-beres rumah bareng, masak bareng, liburan, nggak beda lah sama keluarga lain. Paling yang agak berbeda cuma aku tuh suka cerita tentang kehidupan yang dikasih bumbu-bumbu motivasi terselubung ke anak.
BACA JUGA: 9 Komunitas untuk Para Ayah Bergabung, Tempat Saling Dukung dan Berbagi Informasi
Punya hobi yang bisa jadi healing dan me time untuk diri sendiri?
Dok. Istimewa
Hobi aku itu dari awal bermusik. Apapun soal musik, nggak cuma tentang bermain instrumen, tapi juga tentang produksinya, showbiz-nya dan lain-lain. Alhamdulillah hobi bermusikku juga sudah bergeser ke making money, aku sebutnya tambahan income akhir pekan, hehe.
3 Tips parenting dari bapak?
Wah, tips parenting ya, mungkin lebih ke sharing pengalaman pribadi membersamai anak-anak ku selama ini ya.
Parenting atau pengasuhan anak itu sangat customize. Maksudnya dari teori-teori parenting yang ada itu kita nggak bisa “telen” 100%, karena children are unique. Jadi harus adjust lagi dengan karakter masing-masing anak.
Lalu, orang tua harus bisa bermain peran “bad cop good cop”, jadi tarik ulur, kadang lembut, kadang juga harus tegas, sesuai kondisi dan kebutuhan.
Terakhir, orang tua nggak selamanya bisa mendampingi anak. So, anak-anak harus well prepared menghadapi dunianya sendiri. Kalau kata istriku, “Anak jangan dipegangin terus, sesekali harus dilepas, supaya nggak kaget ketika ketemu keadaan yang tidak baik-baik saja.”
Pesan untuk bapak-bapak di luar sana sebagai tulang punggung tapi tetap bisa harmonis dengan keluarga?
Wah, berasa Bu Aisah Dahlan nggak sih kalo kasih pesan untuk bapak-bapak? 😁
Apa ya? Mungkin ini ya, komunikasi jangan sampai kendor. Nggak ada alasan untuk gak communicate sama keluarga, terutama di jaman ini saat teknologi sangat memudahkan. Sama satu lagi, life balance juga. Karena asam urat itu nggak enak, apalagi kalau di dengkul 😁
BACA JUGA: Tips Pola Asuh Agar Anak Tidak Tumbuh Manja, Lakukan Yuk!
Cover: Dok. Istimewa
Share Article
COMMENTS