Ada beberapa aktivitas seksual yang meski diyakini menjanjikan kenikmatan, nyatanya berisiko tinggi terhadap kesehatan. Salah satunya adalah rimming. Apa itu rimming?
Seperti kita tahu, aktivitas seksual, mulai dari yang standar sampai yang super ajaib sudah terjadi selama berabad-abad sejak manusa ada. Demi merasakan kenikmatan seksual, manusia melakukan berbagai eksprimen, bahkan termasuk tindakan seksual yang berisiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan mereka.
Salah satu aktivitas seksual yang punya penggemarnya sendiri adalah rimming. Apa itu rimming? Siapa saja yang melakukannya? Dan apa saja risiko bahaya yang ditimbulkan rimming buat kesehatan kita?
Rimming juga dikenal dengan sebutan anilingus, rim job, dan eating ass. Istilah ini mengacu pada aktivitas foreplay anal menggunakan mulut, bibir, dan lidah – khususnya menjilat, melakukan penetrasi (dengan lidah), mengisap, mencium, atau merangsang anus pasangan secara oral.
Rimming dilakukan sebagai bagian dari pemanasan sebelum melakukan hubungan seks penetrasi. Reaksi beberapa orang setelah mengetahui definisi rumming mungkin bakal bilang “Euuwww”. Lalu kenapa ada banyak orang yang melakukannya? Ini karena terdapat banyak ujung saraf super sensitif pada area pembukaan anus, yang membuatnya sangat peka terhadap rangsangan. Di mana terjadi rangsangan di titik yang tepat, di situ pula rasa nikmat akan muncul.
BACA JUGA: 12 Tips Bercinta untuk Pemiliki Penis Kecil, Bisa Bikin Pasangan Cepat Orgasme!
Orang dengan jenis kelamin dan orientasi seksual apa pun dapat melakukan rimming karena rimming adalah praktik seksual yang umum. Meskipun banyak orang mengasosiasikan aktivitas seksual rimming dengan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (MSM), para heteroseksual pun banyak yang melakukannya. Oh ya, rimming tidak sama dengan seks anal. Rimming dapat dinikmati sebagai tindakan yang berdiri sendiri atau digunakan sebagai pemanasan (foreplay) sebelum menuju pada aktivitas seksual yang utama.
Meskipun bagi sebagian orang melakukan rimming dianggap sebagai pengalaman yang menyenangkan, tak sedikit pula yang menghindarinya. Mereka menolak melakukan rimming karena menilai aktivitas seksual ini bisa mengakibatkan beragam penyakit yang berbahaya buat kesehatan.
Rimming mempunyai risiko menularkan atau mengakibatkan seseorang tertular Infeksi Menular Seksual (IMS). Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), terdapat risiko IMS berikut akibat melakukan rimming:
Ada juga risiko seseorang tertular infeksi bakteri atau parasit jika bersentuhan dengan anus. Seseorang dapat menularkan sejenis bakteri yang disebut Shigella melalui hubungan seksual oral-anal, sehingga menyebabkan infeksi saluran cerna yang disebut shigellosis.
Rimming juga membawa risiko infeksi bakteri, parasit, dan virus yang melewati anus saat buang air besar (disebut juga jalur fecal-oral).
Di antara infeksi yang berisiko didapatkan melalui jalur fecal-oral adalah:
BACA JUGA: 7 Cara agar Cepat Tidur di Malam Hari, Dijamin Bangun Pagi Lebih Segar dan Berenergi
Hepatitis B dan C adalah infeksi yang dapat ditularkan melalui cairan tubuh. Seseorang berisiko terkena salah satu infeksi ini jika mereka memiliki luka atau radang yang bersentuhan dengan cairan tubuh orang yang mengidapnya. Ada juga risiko tertular hepatitis A dari kontak oral dengan anus.
Untuk mengurangi risiko penularan infeksi bakteri, seseorang harus menghindari rimming jika mereka memiliki gejala sakit perut, seperti diare, sembelit, atau muntah-muntah. Mereka juga harus menunggu sampai luka atau radang di sekitar anus atau mulut sembuh sebelum memberikan atau menerima rimming.
Mereka yang sedang mengalami infeksi tenggorokan atau infeksi menular sesksual wajib menghindari seks oral. Dan untuk membantu mencegah penyebaran IMS, seseorang harus melakukan tes infeksi apa pun sebelum melakukan aktivitas seksual.
Persetujuan dan komunikasi yang jelas adalah kunci untuk membuat aktivitas seksual apa pun menjadi aman dan menyenangkan bagi kedua belah pihak.
Topik tentang seks seharusnya sudah dibicarakan, disepakati bersama, dan ditepati oleh kedua belah pihak sebelum hari pernikahan terjadi. Ini untuk menghindari terjadi kesalahpahaman dan tentu untuk memperlihatkan respek terhadap satu sama lain.
Pasangan suami istri harus bisa menentukan dan menyepakati apa saja hal yang disukai dan yang menjadi keberatan satu sama lain, seperti:
Pasangan suami isitri sebaiknya saling membimbing dan memberikan masukan saat berhubungan seks tentang hal apa saja yang dapat membuat satu sama lain merasa senang, sekaligus aman.
Sebelum melakukan aktivitas seksual apa pun, penting juga untuk mendiskusikan bagaimana Mommies dan Daddies ingin mempraktikkan seks yang bukan hanya nikmat, tapi juga aman dan sehat.
Jika pasangan atau diri sendiri mempunyai kekhawatiran terhadap aktivitas seksual tertentu, terutama yang membahayakan kesehatan, yang lain jangan menghakimi. Dan yang paling penting adalah menghormati kekhawatiran satu sama lain dan tidak memaksakan kehendak. Toh, masih ada banyak cara lain untuk Mommies dan Daddies dapat menikmati seks yang luar biasa tanpa harus membahayakan orang yang paling dicintai.
BACA JUGA: 5 Gaya Seks Paling Disukai Para Suami, Jadi Bumbu Kehidupan Seksual Anda
Cover: Photo by Summer Stock on Pexels