Mengenal penyebab cerebral palsy serta faktor risikonya dapat meminimalisir dampak penyakit ini pada bayi dan anak balita.
Di awal bulan Oktober, tepatnya tanggal 6 Oktober, diperingati sebagai Hari Cerebral Palsy Sedunia. Cerebral Palsy adalah disabilitas motorik yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak. Saat ini cerebral palsy menjadi salah satu disabilitas yang cukup banyak diderita anak-anak.
Berdasarkan data dari CDC, sekitar 1 dari 345 anak di Amerika memiliki kondisi tersebut. Selain itu, sekitar 500.000 anak di bawah usia 18 tahun saat ini menderita cerebral palsy. Tentu bukan jumlah yang sedikit ya, Mommies.
Dikutip dari laman Kemkes, cerebral palsy atau dikenal sebagai Palsi Serebral merupakan suatu keadaan (bukan penyakit) yang mempengaruhi perkembangan kontrol otot dan gerak serta postur tubuh.
“Hal tersebut terjadi akibat kerusakan otak pada bagian yang mengontrol gerakan. Akibatnya adalah munculnya disabilitas yang permanen seperti di antaranya kelemahan otot, dan kekakuan (spastisitas),” tulis Dr. Ellyana Sungkar, Sp.K.F.R, Ped., seperti dikutip dari Kemkes. Ditegaskan jika celebral palsy bukanlah penyakit, tapi suatu kondisi. Sayangnya masih banyak yang salah kaprah, bahkan mengelompokkannya sebagai penyakit yang memengaruhi otak anak.
Untuk mengetahui lebih lanjut apa itu celebral palsy, penyebab, dan cara pengobatannya, Simak terus artikel ini ya.
BACA JUGA: Meninggal Setelah Operasi Amandel dan Divonis Mati Batang Otak, Apa Itu?
Banyak anak yang didiagnosis dengan cerebral palsy mungkin tidak memiliki faktor risiko yang diketahui. Ada beberapa alasan mengapa seorang anak dapat mengalami cerebral palsy, termasuk:
Kondisi kehamilan yang menyebabkan celebral palsy cukup spesifik, meskipun begitu bukan berarti setiap bayi yang lahir dengan kondisi ini akan menderita celebral palsy.
Tanda utama cerebral palsy adalah masalah dengan gerakan, koordinasi dan perkembangan. Tanda-tanda yang mungkin terjadi pada anak meliputi:
BACA JUGA: 7 Kebiasaan Sehari-hari Penyebab Cacingan pada Anak, Termasuk Tidak Cuci Pasangan
Tingkat keparahan gejala sangat bervariasi dari satu anak ke anak lainnya, loh, Mommies. Selain itu, bagian tubuh yang terkena juga dapat bervariasi. Kadang-kadang hanya satu sisi tubuh yang terpengaruh, kadang-kadang seluruh tubuh terpengaruh, dan kadang-kadang terutama kaki yang terpengaruh.
Jika Mommies sudah melihat tanda-tanda ini pada anak, segera berkonsultasi ke dokter.
Ini mungkin pertanyaan yang paling banyak ditanyakan. Apakah cerebral palsy bisa disembuhkan? Sayangnya, tidak.
CDC menyatakan jika tidak ada obat untuk membuat celebral palsy sembuh total. Ini adalah kondisi seumur hidup, tetapi terapi dan pengobatan lainnya dapat meningkatkan kualitas hidup mereka yang mengalami kondisi ini. Penting untuk memulai program pengobatan sedini mungkin.
Nah, Mommies dengan anak yang mengalami kondisi ini jangan sedih dulu. Karena seperti ditekankan sebelumnya, ini bukanlah penyakit.
Umumnya, anak-anak yang lahir dengan cerebral palsy harapan hidupnya rata-rata antara 30 dan 70 tahun. Mereka yang memiliki harapan hidup terpanjang biasanya memiliki lebih banyak mobilitas, perawatan medis yang lebih baik dan peralatan adaptif, serta otonomi dan kemandirian yang lebih besar.
Oleh karena itu, setelah diagnosis dibuat, tim profesional kesehatan akan bekerja dengan anak dan keluarga untuk membantu anak mencapai potensi penuhnya. Perawatan yang umum dilakukan meliputi obat-obatan, terapi fisik, dan terapi wicara.
Anak dengan cerebral palsy memiliki hak hidup yang sama dengan anak-anak lainnya. Dukungan keluarga dan dukungan masyarakat juga dapat membantu mereka mengatasi stigmatisasi sosial dan mengembangkan kepercayaan diri.
BACA JUGA: Mengenal Vaksin PHV: Manfaat, Dosis, dan Siapa Saja yang Membutuhkannya
Ditulis oleh: Imelda Rahma
Cover: Image by Freepik