Merasa anak neko-neko atau mudah tantrum walau bersama kita seharian penuh? Bisa jadi itu tanda anak kurang kasih sayang dan perhatian dari orang tua.
Berdekatan dengan anak 24 jam, atau bekerja dari rumah, nggak berarti perhatian kita tercurah seutuhnya untuk anak. Yaaa raga, sih, ada di sana bersama anak, tapi jiwa? Belum tentu.
Dengan segala peran yang dimiliki orang dewasa, ada kalanya kesibukan begitu mendera, sampai kebutuhan anak untuk disayang dan diperhatikan, terluputkan.
Pada prinsipnya, menurut Alia Mufida, M.Psi, Psikolog yang akrab disapa Fida, memberi kasih sayang dan perhatian kepada anak setipe dengan prinsip keadilan: sesuai dengan porsi anak, usia, fase perkembangan dan karakter anak itu sendiri. Sehingga, kebutuhan akan perhatian antara satu anak dengan yang lain bisa saja berbeda. Misalnya, perhatian dengan porsi tertentu bagi si kakak cukup, bagi si adik tidak. Ketika anak merasa kurang kasih sayang orang tua, di situlah mereka mulai cari- cari perhatian dengan cara dan perilaku yang buat orang tua emosi jiwa.
Bisa juga, kita sudah merasa cukup memberikan kasih sayang dan perhatian; tapi nggak tepat sasaran karena caranya keliru. Contohnya saat quality time. Bukannya mendengarkan cerita anak dengan penuh perhatian, malah menceramahi ini dan itu. Alih-alih membangun bonding, yang ada anak merasa terpojok, kesal dan kemudian merasa nggak dimengerti dan disayang.
Di sini orang tua perlu jeli, apakah cara-cara menyayangi dan memerhatikan anak sudah tepat?
Baca juga: Jangan Lakukan 7 Hal Ini Saat Anak Berbuat Salah
Lebih lanjut, Fida menjelaskan bahwa seringkali anak-anak yang kurang kasih sayang meminta perhatian dengan cara yang “the most unloving ways”. Bukannya merajuk untuk diperhatikan, malah berulah. Ketika orang tua gagal memahami sinyal dari anak ini, orang tua jadi semakin nggak bisa menunjukkan kasih sayang karena sudah keburu kesal dengan perilaku anak. Padahal ia sedang butuh-butuhnya diperhatikan.
Jadi, ketika anak menunjukkan perilaku yang menganggu, annoying atau menyebalkan, lain dari biasanya, ini bisa menjadi salah satu tanda anak kurang kasih sayang.
Manifestasi anak kurang perhatian juga bisa dipengaruhi dari karakter anak itu sendiri. Ada juga beberapa anak yang memilih diam ketika justru ia merasa kurang disayang. Enggan menjawab ketika ditanya, merasa orang tua sudah sibuk. Akhirnya komunikasi anak-orang tua menjadi kurang lancar.
Tanda lainnya, bisa juga ditunjukkan dengan emosi anak yang mudah marah atau meledak-ledak. Ketika anak menunjukkan perilaku ini orang tua perlu mencari akar permasalahannya pada diri anak. Jangan-jangan ada koper emosi dalam diri anak yang nggak selesai akibat kurang perhatian dari orang tua.
Pada intinya, Fida menjelaskan bahwa setiap orang termasuk anak-anak memiliki kebutuhan untuk merasa dirinya berharga atau berarti, baik bagi orang tuanya, maupun sekelilingnya. Ketika anak merasa kehadirannya tidak bermakna bagi orang tuanya, maka sangat mungkin ia merasa tidak dicintai.
Dampaknya di kemudian hari, bisa menyebabkan masalah emosional pada anak, antara lain:
Baca juga: Hati-hati, Anak Bisa Menjadi Pelaku Kekerasan pada Pasangan Kelak Karena 5 Hal Ini
Pada realitasnya, Fida mengemukakan bahwa biar bagaimanapun, pasti ada hari-hari di mana kita nggak bisa hadir buat anak. Besar kecilnya kekosongan yang tercipta akibat hal ini, orang tua perlu melakukan hal-hal berikut agar dampak negatifnya pada anak dapat dihindari:
Jadi gimana, mommies, kalau dirasa-rasa, sudahkan kita cukup memberi kasih sayang dan perhatian kepada anak dengan cara yang tepat?
Baca juga: Gaya Parenting Gibran Rakabuming, Didik Anak Agar Tetap Rendah Hati
Cover: Image by Freepik