Punya teman-teman yang baik itu penting karena bisa jadi support system yang dapat diandalkan. Namun, ternyata masih banyak anak remaja merasa susah bergaul. Ini beberapa cara yang bisa orang tua lakukan.
Persahabatan—hubungan dekat dengan orang lain yang membuat kita merasa dihargai dan disayangi—sangat penting dalam setiap tahap kehidupan kita. Di dunia yang serba egois ini, bahkan bisa punya satu sahabat saja patut kita syukuri. Memiliki hubungan yang kuat dan sehat dengan satu, dua, atau bahkan lebih banyak sahabat bisa menambah rasa percaya diri dan kesejahteraan kita secara keseluruhan.
Masalahnya, luwes dalam pergaulan tidak selalu mudah, terutama bagi para remaja. Ingat zaman sekolah dulu kan? Selalu ada sosok teman atau kakak kelas panutan, karismatik, ramah, dan entah punya jimat apa, banyak banget yang kepingin deket-deket dia tanpa dia perlu bersusah payah. Di sisi lain, ada juga teman (atau mungkin kita sendiri) yang kikuk, canggung, dan pemalu, yang sulit punya teman. Meskipun sebagian masalah sulit bergaul berkaitan dengan kepribadian dan perkembangan, penting untuk diingat bahwa seperti banyak aspek perkembangan remaja lainnya, berteman adalah keterampilan yang dapat dipelajari.
BACA JUGA: 8 Masalah Remaja yang Paling Sering Terjadi, Menurut Psikolog
Orang tua dan teman-teman memainkan peran berbeda dalam kehidupan seorang remaja. Ketika teman-teman anak memperkenalkan ide-ide dan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu, tugas orang tua bukanlah menjadi paranoid. Orang tua boleh mengawasi sambil memberikan landasan yang aman dan menanamkan nilai-nilai positif yang kuat kepada anak.
Sehingga, (dengan bantuan orang tua) anak bukan hanya bisa menyaring teman-teman yang baik, tetapi juga dapat menjadi teman yang baik. Teman yang baik akan memberikan dampak positif pada diri, minat, dan sikap anak remaja. Teman-teman yang baik memungkinkan anak memiliki support system yang dapat diandalkan selain keluarga.
Bekali anak dengan banyak pengetahuan. Dikutip dari beberapa sumber, berikut ini adalah beberapa tips untuk membantu anak remaja yang sulit bergaul meningkatkan keterampilan pertemanannya:
Dorong anak remaja untuk berteman dengan orang-orang yang dapat mereka percayai dan jujur. Beritahu anak bahwa seorang teman baik akan:
Remaja dan calon remaja (usia 9-12 tahun) mungkin butuh bimbingan lebih banyak tentang cara berkenalan secara langsung dengan teman baru. Orang tua perlu mengajari anak remaja bagaimana caranya memulai percakapan. Coba sarankan beberapa hal di bawah ini:
Tanyakan kepada anak, “Sifat baik apa yang kamu miliki yang membuat orang ingin menjadi temanmu?” Dan yang lebih penting, “Bagaimana orang bisa tahu sifat baikmu? Bagaimana kamu membuat orang lain tahu apa yang kamu hargai, prinsip, apa yang penting bagimu, dan siapa dirimu sebenarnya?”
Daripada hanya mencari seseorang yang memiliki minat yang sama, membantu remaja mengenal baik dirinya dan prinsip hidup yang mereka hargai justru akan memudahkan mereka untuk menarik teman-teman yang cocok untuk mereka.
BACA JUGA: 10 Kesalahan Orang Tua Saat Berkomunikasi dengan Anak Remaja
Sampai kita tua, kita selalu ketemu orang-orang yang senang bicara buruk tentang orang lain. Modalnya cuma dengan bilang, “Katanya ya, si A tu nggak baik,” atau “Aku dikasih tahu, si B itu suka manfaatin temen-temennya.” Nah, anak perlu dilatih untuk bisa menilai sendiri dengan bijak. Jangan asal menghakimi tanpa bukti, tapi juga jangan terlalu percaya tanpa bukti.
Anak juga harus tahu untuk santai dan jangan memaksakan persahabatan harus terjadi segera. Persahabatan yang baik membutuhkan waktu untuk berkembang dan mereka dapat melakukannya dengan kecepatan mereka sendiri. Begitu juga dengan si teman baru. Ingatkan anak bahwa beberapa orang butuh waktu untuk membuka diri sehingga ia perlu bersabar. Jangan buru-buru menganggap teman barunya tidak mau curhat karena tidak memercayainya. Mungkin dia juga pemalu.
Remaja yang sulit bergaul cenderung segera tertarik pada orang pertama yang memberikan perhatian kepadanya. Akibatnya, ia bisa terlalu cepat membagikan terlalu banyak informasi pribadi dan menjadi cemburu serta merasa insecure ketika teman baru mereka mempunyai teman lain.Orang tua bisa bantu anak remaja untuk paham perbedaan antara teman sebangku yang kadang-kadang ngobrol ringan, dengan teman yang benar-benar memahami dan menghargainya.
Bahkan sahabat terbaik pun akan bertengkar, tetapi tidak berarti pertengkaran adalah tanda berakhirnya sebuah persahabatan. Bantu anak belajar bertengkar secara fair, jangan melebar kemana-mana, dan tahu kapan harus mengakhiri perdebatan, lalu pergi untuk menenangkan diri. Khususnya ketika pertengkaran terjadi karena chat di DM, inbox, atau Whatsapp, di mana kesalahpahaman sering terjadi dan konflik dapat dengan cepat menjadi tidak terkendali. Ajarkan anak remaja paham kapan harus ngomong, “Kayaknya kita lagi sama-sama kesal deh. Kita bicarain lagi besok ya.”
BACA JUGA: Orang Tua, Tolong Jangan Menolak Ketika Anak Remaja Meminta 5 Hal Ini!
Cover: Image by 8photo on Freepik