7 Tips Bantu Anak Remaja Susah Bergaul, Orang Tua Harus Tahu

Parenting & Kids

Fannya Gita Alamanda・16 Oct 2023

detail-thumb

Punya teman-teman yang baik itu penting karena bisa jadi support system yang dapat diandalkan. Namun, ternyata masih banyak anak remaja merasa susah bergaul. Ini beberapa cara yang bisa orang tua lakukan.

Persahabatan—hubungan dekat dengan orang lain yang membuat kita merasa dihargai dan disayangi—sangat penting dalam setiap tahap kehidupan kita. Di dunia yang serba egois ini, bahkan bisa punya satu sahabat saja patut kita syukuri. Memiliki hubungan yang kuat dan sehat dengan satu, dua, atau bahkan lebih banyak sahabat bisa menambah rasa percaya diri dan kesejahteraan kita secara keseluruhan.

Masalahnya, luwes dalam pergaulan tidak selalu mudah, terutama bagi para remaja. Ingat zaman sekolah dulu kan? Selalu ada sosok teman atau kakak kelas panutan, karismatik, ramah, dan entah punya jimat apa, banyak banget yang kepingin deket-deket dia tanpa dia perlu bersusah payah. Di sisi lain, ada juga teman (atau mungkin kita sendiri) yang kikuk, canggung, dan pemalu, yang sulit punya teman. Meskipun sebagian masalah sulit bergaul berkaitan dengan kepribadian dan perkembangan, penting untuk diingat bahwa seperti banyak aspek perkembangan remaja lainnya, berteman adalah keterampilan yang dapat dipelajari. 

BACA JUGA: 8 Masalah Remaja yang Paling Sering Terjadi, Menurut Psikolog

Sisi positif pertemanan bagi remaja

Orang tua dan teman-teman memainkan peran berbeda dalam kehidupan seorang remaja. Ketika teman-teman anak memperkenalkan ide-ide dan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu, tugas orang tua bukanlah menjadi paranoid. Orang tua boleh mengawasi sambil memberikan landasan yang aman dan menanamkan nilai-nilai positif yang kuat kepada anak.

Sehingga, (dengan bantuan orang tua) anak bukan hanya bisa menyaring teman-teman yang baik, tetapi juga dapat menjadi teman yang baik. Teman yang baik akan memberikan dampak positif pada diri, minat, dan sikap anak remaja. Teman-teman yang baik memungkinkan anak memiliki support system yang dapat diandalkan selain keluarga.

Tips membantu anak remaja yang sulit bergaul

Bekali anak dengan banyak pengetahuan. Dikutip dari beberapa sumber, berikut ini adalah beberapa tips untuk membantu anak remaja yang sulit bergaul meningkatkan keterampilan pertemanannya:

1. Pertama, ingatkan tingginya nilai kejujuran.

Dorong anak remaja untuk berteman dengan orang-orang yang dapat mereka percayai dan jujur. Beritahu anak bahwa seorang teman baik akan:

  • Membuat mereka merasa nyaman dan mampu menjadi diri mereka sendiri.
  • Berkata jujur dan mau mendengarkan tanpa menghakimi.
  • Tidak akan menekan, memaksa, menyalahkan, atau membuat mereka merasa khawatir.

2. Ajari anak remaja cara memulai percakapan

Remaja dan calon remaja (usia 9-12 tahun) mungkin butuh bimbingan lebih banyak tentang cara berkenalan secara langsung dengan teman baru. Orang tua perlu mengajari anak remaja bagaimana  caranya memulai percakapan. Coba sarankan beberapa hal di bawah ini:

  • Pilihlah seseorang yang memiliki minat atau aktivitas yang sama dengan kamu. Seseorang yang kamu yakin baik hati.
  • Sebelum mulai berbicara, perhatikan orang tersebut seolah kamu seorang detektif. Amati apa yang ia kenakan, buku yang mereka baca, pin dan logo yang ia pakai, atau sticker yang menempel di sepeda atau laptopnya. Apa yang unik darinya?
  • Ingat-ingat, apakah mungkin kamu punya teman yang juga kenal dia? Atau ikut di klub ekskul yang sama?
  • Dari apa yang kamu lihat sekilas, mungkin nggak ada topik obrolan yang sama-sama kalian minati? Misalnya olahraga, film, buku, games, atau hobi.
  • Pertanyaan awal seperti apa yang bisa kamu ajukan? Obrolan ringan itu penting. Ini membantu kita melakukan pemanasan untuk percakapan yang lebih besar nanti. Berani memulai percakapan akan membantu orang tahu bahwa kamu tertarik untuk mengenal mereka, dan bahwa kamu peduli dengan apa yang mereka pikirkan.
  • Lain kali kamu ketemu lagi, sapa dia. Jika bisa, jangan sekadar ‘Hai’, tapi sebutkan namanya juga. Orang senang jika kita ingat nama mereka. Sangat basic, tapi efektif.

3. Dia juga harus bisa menjadi teman yang baik

Tanyakan kepada anak, “Sifat baik apa yang kamu miliki yang membuat orang ingin menjadi temanmu?” Dan yang lebih penting, “Bagaimana orang bisa tahu sifat baikmu? Bagaimana kamu membuat orang lain tahu apa yang kamu hargai, prinsip, apa yang penting bagimu, dan siapa dirimu sebenarnya?”

Daripada hanya mencari seseorang yang memiliki minat yang sama, membantu remaja mengenal baik dirinya dan prinsip hidup yang mereka hargai justru akan memudahkan mereka untuk menarik teman-teman yang cocok untuk mereka.

BACA JUGA: 10 Kesalahan Orang Tua Saat Berkomunikasi dengan Anak Remaja

 4. Bantu anak mengembangkan penilaiannya sendiri

Sampai kita tua, kita selalu ketemu orang-orang yang senang bicara buruk tentang orang lain. Modalnya cuma dengan bilang, “Katanya ya, si A tu nggak baik,” atau “Aku dikasih tahu, si B itu suka manfaatin temen-temennya.” Nah, anak perlu dilatih untuk bisa menilai sendiri dengan bijak. Jangan asal menghakimi tanpa bukti, tapi juga jangan terlalu percaya tanpa bukti.

5. Santai dan nikmati prosesnya

Anak juga harus tahu untuk santai dan jangan memaksakan persahabatan harus terjadi segera. Persahabatan yang baik membutuhkan waktu untuk berkembang dan mereka dapat melakukannya dengan kecepatan mereka sendiri. Begitu juga dengan si teman baru. Ingatkan anak bahwa beberapa orang butuh waktu untuk membuka diri sehingga ia perlu bersabar. Jangan buru-buru menganggap teman barunya tidak mau curhat karena tidak memercayainya. Mungkin dia juga pemalu.

6. Tidak semua kenalan baru pasti menjadi sahabat karib

Remaja yang sulit bergaul cenderung segera tertarik pada orang pertama yang memberikan perhatian kepadanya. Akibatnya, ia bisa terlalu cepat membagikan terlalu banyak informasi pribadi dan menjadi cemburu serta merasa insecure ketika teman baru mereka mempunyai teman lain.Orang tua  bisa bantu anak remaja untuk paham perbedaan antara teman sebangku yang kadang-kadang ngobrol ringan, dengan teman yang benar-benar memahami dan menghargainya.

7. Bertengkar adalah bagian alami dari pertemanan

Bahkan sahabat terbaik pun akan bertengkar, tetapi tidak berarti pertengkaran adalah tanda berakhirnya sebuah persahabatan. Bantu anak belajar bertengkar secara fair, jangan melebar kemana-mana, dan tahu kapan harus mengakhiri perdebatan, lalu pergi untuk menenangkan diri. Khususnya ketika pertengkaran terjadi karena chat di DM, inbox, atau Whatsapp, di mana kesalahpahaman sering terjadi dan konflik dapat dengan cepat menjadi tidak terkendali. Ajarkan anak remaja paham kapan harus ngomong, “Kayaknya kita lagi sama-sama kesal deh. Kita bicarain lagi besok ya.”

BACA JUGA: Orang Tua, Tolong Jangan Menolak Ketika Anak Remaja Meminta 5 Hal Ini!

Cover: Image by 8photo on Freepik