Sorry, we couldn't find any article matching ''
7 Perilaku yang Dimiliki Psikopat Sejak Kecil, Orang Tua Harus Waspada!
Psikopat tidak muncul begitu saja. Ini tanda dan perilaku psikopat sejak kecil yang sering kali berbeda dari kebanyakan anak dan remaja lainnya.
Ahli kejiwaan menyimpulkan bahwa seorang pembunuh ‘tercipta’ melalui kombinasi mematikan akibat pelecehan saat masa kanak-kanak, gangguan neurologis, dan penyakit kejiwaan. Profiler FBI, Jim Clemente menjelaskan, “Genetikalah yang menentukan, kepribadian dan psikologi mereka yang mengarahkan, dan pengalaman merekalah yang menjadi pemicunya.”
Seperti sudah disinggung sedikit di awal, pembunuh berantai tidak ujug-ujug tercipta tanpa sejarah. Ada pertanda berupa beberapa perilaku yang menyertai selama masa tumbuh kembang mereka dari kanak-kanak, remaja, hingga dewasa.
Jika sinyal-sinyal bahaya ini diketahui sejak awal, keluarga, orang dewasa, dan masyarakat dapat berperan aktif menciptakan lingkungan tumbuh kembang yang sehat. Kita mampu mencegah dunia menambah ‘koleksi’ pembunuh berantai.
BACA JUGA: 7 Penyebab Depresi pada Anak yang Berasal dari Rumah, Kata Psikolog
Tanda-tanda bahaya anak memiliki kecenderungan menjadi pembunuh berantai yang harus diwaspadai orang tua
Perhatikan baik-baik 7 tanda di bawah ini, Mommies. Kita para orang dewasa, khususnya para orang tua bertanggung jawab memastikan anak-anak kita tumbuh dengan bahagia, sehat, bertanggung jawab, dan yang tidak kalah penting, memiliki empati.
1. Mengompol
Teori Triad Macdonald pertama kali dikemukakan oleh psikiater J.M. Macdonald dalam makalahnya tahun 1963, “The Threat to Kill”. Macdonald membandingkan 48 pasien psikotik dengan 52 pasien nonpsikotik yang semuanya menunjukkan kecenderungan kekerasan. Penelitiannya memperlihatkan bahwa ada tiga perilaku tertentu pada masa kanak-kanak yang menonjol dalam kelompok pembunuh berantai.
Salah satu perilaku tersebut adalah enuresis (mengompol). Meskipun hal ini umum terjadi pada masa kanak-kanak, akan beda ceritanya jika mengompol terus berlanjut dua kali seminggu selama setidaknya tiga bulan berturut-turut setelah usia 5 tahun. Ini terjadi karena anak merasa terhina atau frustrasi.
Pembunuh berantai Albert Fish, dikenal kerap mengompol hingga usia 11 tahun. Donald “Pee Wee” Gaskins Jr., juga selalu mengompol sepanjang masa kecilnya.
2. Pembakaran
Macdonald juga berteori bahwa pembakaran adalah ciri perilaku awal lainnya yang dikaitkan dengan kecenderungan terhadap tindakan kekerasan di kemudian hari. Pembakaran adalah tanda peringatan potensial bahwa orang tua sedang menghadapi seorang calon pembunuh yang ingin menghancurkan apa pun yang dia bisa.
Pembunuh berantai Ottis Toole, yang dihukum atas enam tuduhan pembunuhan, juga merupakan pelaku pembakaran berantai sejak usia muda dan mengaku terangsang secara seksual oleh api. Semakin besar kobaran api, semakin besar pula sensasinya.
Toole memiliki masa kecil yang sulit karena mengalami pelecehan seksual di usia muda dan memiliki nenek seorang pemuja setan yang memperkenalkannya pada banyak ritual kelam, termasuk mutilasi diri.
3. Menyiksa binatang
Perilaku ketiga dalam triad Macdonald adalah kecenderungan menyiksa hewan. Anak kecil yang menarik ekor anjing atau mencabut kumis kucing belum tentu bermaksud menyakiti hewan tersebut. Mereka lebih cenderung bertindak karena rasa ingin tahu.
Tapi jika anak senang menganiaya hewan, termasuk melakukan penyiksaan berulang kali tanpa disertai rasa menyesal, ini patut dikhawatirkan. Besar kemungkinan mereka akan menjadi orang dewasa yang sering melanggar hukum. Enam puluh persen anak-anak yang pernah mengalami pelecehan, mencari ‘penghiburan’ dengan menyiksa binatang. Pembunuh berantai Edmund Kemper, mulai menyiksa hewan sejak usia muda. Penulis Harold Schechter mencatat, “Penyiksaan terhadap hewan bukanlah sebuah tahap. Ini adalah ajang latihan.”
4. Manipulatif dan tidak berperasaan
Orang tua yang dimanipulasi oleh anak-anaknya sering kali terjebak dalam perebutan kekuasaan. Semakin besar upaya orang tua untuk mengontrol anak, maka semakin besar pula dorongan anak untuk berperilaku seperti itu.
Perilaku seperti berbohong secara kompulsif, merusak mainan, memeras secara emosional, atau mengamuk dengan kekerasan adalah taktik yang mungkin diterapkan oleh anak antisosial sebagai cara untuk mengontrol orang tuanya. Psikolog Robert D. Hare, yang menciptakan the Hare Psychopathy Checklist, mencatat bahwa perilaku licik dan manipulatif adalah salah satu tanda psikopat.
Dalam studi lain, peneliti berfokus pada perilaku pra-psikopat yang tidak berperasaan dan tidak emosional (callous-unemotional/ CU) dan mengajukan pertanyaan kepada orang tua tentang perilaku tidak berperasaan (deceitful-callous/ DC) anak mereka. Lima hal yang dianggap sebagai perilaku DC adalah: Anak tidak tampak bersalah setelah berbuat salah, hukuman tidak mengubah perilaku, anak egois/tidak mau berbagi, anak berbohong, licik, dan berusaha memanipulasi orang tuanya.
Studi tersebut menemukan bahwa balita yang mendapat nilai tinggi pada skala DC mengembangkan masalah perilaku yang signifikan di kemudian hari.
BACA JUGA: Jarang Disadari, Ini 7 Tanda Anda adalah Orang Tua yang Suka Membully Anak Sendiri
5. Agresi yang tak terkendali
Salah satu tanda awal psikopat pada masa remaja adalah perilaku antisosial yang ekstrem seperti agresi yang terus-menerus. Institute of Psychiatry menyatakan sekitar lima persen anak-anak memiliki tingkat perilaku antisosial yang parah, yang kemudian berkembang menjadi psikopat. Sebanyak 30 persen anak yang menunjukkan perilaku ini disebabkan oleh faktor genetik. Bagi yang lain, hal ini disebabkan oleh pola asuh yang kejam, traumatis, atau pengabaian.
Salah satu contohnya adalah ketika Ted Bundy yang masih berusia tiga tahun sudah sangat tertarik dengan pisau. Pembunuh berantai Carroll Cole melakukan pembunuhan pertamanya ketika dia menenggelamkan seorang teman sekolahnya di danau.
6. Pelecehan seksual dan penganiayaan di masa kecil
Dalam beberapa kasus, penganiayaan terhadap anak-anak oleh orang tua mereka bersifat sangat kejam. Sebagai seorang anak, “Boston Strangler” Albert DeSalvo dijual sebagai budak oleh ayahnya yang pecandu alkohol. Banyak pembunuh sadis menggambarkan masa kecil mereka sebagai rangkaian pelecehan seksual, penyiksaan, dan penganiayaan tanpa akhir yang mengerikan. Bahkan keluarga yang kelihatan normal dari luar pun bisa sangat berbeda 180 derajat ketika tidak ada tetangga yang melihat. Nah, anak-anak dapat mempelajari pola “Jeckyl dan Hyde” ini dari orang tua mereka.
Pelecehan dan penganiayaan pada masa kanak-kanak memang tidak selalu berhubungan langsung dengan masa depan si anak karena meskipun banyak anak menjadi korban penganiayaan dan pelecehan saat masih kecil, hanya sedikit yang kemudian menjadi pembunuh keji. Tapi ini bisa menjadi salah satu faktor dalam latar belakang banyak pembunuh berantai.
Jeffrey Dahmer adalah anak yang sangat sosial sampai keluarganya pindah ke Ohio. Di sana, ia mengalami kemunduran—diduga setelah mengalami pelecehan seksual—dan alih-alih cari teman baru, ia menjadi penyendiri dan hanya tertarik membedah bangkai binatang yang mati di jalan. Ed Gein, tidak memiliki hubungan sosial selain dengan ibunya yang sangat religius, kasar, kejam, dan selalu menghukum Gein setiap kali dia mencoba berteman. Setelah si Ibu meninggal, Gein mulai membunuh dan menggali kuburan, mengumpulkan bagian tubuh wanita yang mirip ibunya dan mencoba membuat “busana wanita” dari para korbannya.
7. Pergaulan bebas dan voyeurisme
Voyeurisme, peeping tom, dan pergaulan bebas merupakan ciri-ciri umum pembunuh berantai yang terkenal kejam.
Kriminolog Eric Hickey menyatakan dalam Serial Killers and their Victims, “Fakta bahwa beberapa pembunuh berantai bersikeras pornografi adalah faktor utama penyebab mereka membunuhi remaja putri dan anak-anak tidak dapat diabaikan.”
Ted Bundy mengaku saat masih kecil dia senang mengintip tetangganya, seorang wanita dewasa, tiap kali si tetangga berganti baju. Dalam wawancara terakhirnya, Bundy mengakui bahwa pornografi merangsang dirinya untuk melakukan kekerasan.
Bibit masalah ini dapat dicegah
Pasti banyak orang tua yang kemudian bertanya-tanya dapatkah kecenderungan seorang anak menjadi serial killer dicegah? Tentu bisa. Bagaimana caranya?
Nah, silakan Mommies simak saran dari Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S. Psi, Psikolog Klinis Anak dan Remaja di bawah ini:
- Cintai anak apa adanya sehingga anak memandang dunia secara positif yaitu dunia sayang kepadanya.
- Ajari anak bagaimana berempati dan menyayangi sekitarnya termasuk binatang.
- Ajari dan beri contoh kepada anak bagaimana mengelola emosi.
- Peka terhadap kebutuhan anak.
- Sediakan waktu rutin bersama anak untuk berkomunikasi dengan hangat dan terbuka.
BACA JUGA: Mengenal Tanda-tanda Psikopat, Sosiopat, dan Narsistik pada Pasangan
Cover: Image by jcomp on Freepik
Share Article
COMMENTS