banner-detik
PARENTING & KIDS

Agar Anak Punya Kecerdasan Emosional Tinggi, Jangan Katakan Kalimat Ini!

author

Dhevita Wulandari09 Oct 2023

Agar Anak Punya Kecerdasan Emosional Tinggi, Jangan Katakan Kalimat Ini!

Ternyata, kecerdasan emosional penting dimiliki dan ditumbuhkan pada anak sejak ia kecil. Bagaimana caranya dan apa saja yang harus dihindari?

Memiliki kecerdasan emosional (emotional intelligence) pada anak, sama pentingannya dengan memiliki kecerdasan intelektual (intelligence quotients). Kecerdasan emosional sendiri merupaan kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengelola emosi diri sendiri dan emosi orang lain.

Melansir dari laman resmi UNICEF, kecerdasan emosional anak penting untuk ditumbuhkan agar mereka lebih siap menghadapi tantangan hidup.

Saat anak memiliki kecerdasan emosional, mereka akan paham cara mengelola perasaan negatif, tetap bersikap wajar meskipun keadaan tidak berjalan sesuai keinginannya, hingga tidak meninggalkan aktivitas atau situasi ketika keadaan sulit.

BACA JUGA: Kata Psikolog, Ini Cara Tepat Mengasah Kecerdasan Anak yang Punya IQ Tinggi

Cara membangun kecerdasan emosional pada anak

Julia DiGangi, seorang neuropsikolog dan penulis Energy Rising: The Neuroscience of Leading with Emotional Power, membagikan cara sederhana membesarkan anak agar bisa tumbuh cerdas secara emosional.

Ternyata, ada tiga kalimat yang sebaiknya orang tua jangan katakan dan sebaiknya dihindari diucapkan agar kecerdasan emosional anak tinggi. Apa saja?

1. “Kok enggak semangat gitu?” atau “Kenapa kayak enggak niat?”

Menurut penjelasan DiGangi, otak anak diatur untuk unggul kapan pun dan di mana pun ia bisa. Jika anak mengalami kesulitan, bukan semerta-merta karena anak tidak ingin melakukannya dengan baik, melainkan karena anak tidak mampu.

“Dengan kata lain, masalahnya bukanlah motivasi mereka. Hal ini terjadi karena adanya keputusan antara ekspektasi Anda sebagai orang tua dan kemampuan mereka,” kata DiGangi dalam tulisannya di CNBC.

DiGangi menyarankan supaya orang tua tidak buru-buru mengomentari dan memberikan cap bahwa anak kurang motivasi dan kurang niat saat melakukan sesuatu. Daripada bertanya dan berkomentar mengenai suatu hal secara detil, sebaiknya berikan pertanyaan terbuka.

Contohnya saat orang tua melihat si anak lebih banyak main game daripada membaca buku. Daripada bertanya, “Kenapa enggak suka baca buku?”, lebih baik bertanya, “Ibu lihat kamu suka main game, memangnya apa yang kamu suka di permainan itu?”.

BACA JUGA: Deteksi Dini Kesehatan Kecerdasan Anak Usia Sekolah

Untuk 2 pertanyaan lain yang sebaiknya jangan dikatakan pada anak, Mommies bisa lanjutkan baca dengan klik di sini, ya.

Cover: Image by Freepik

Share Article

author

Dhevita Wulandari

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan