Virus Nipah menimbulkan kekacauan di India dan ditakutkan masuk ke Indonesia dalam waktu dekat. Waspada gejala virus nipah dan lakukan pencegahannya!
Dunia sedang dihebohkan dengan kemunculan virus Nipah yang bisa menimbulkan dampak buruk pada kesehatan, hingga berujung pada kematian. Saat ini virus Nipah sedang melanda India dan menyebabkan pemerintah mengambil langkah drastis pencegahan virus Nipah untuk menutup sekolah-sekolah.
Pasalnya, virus Nipah bisa berakibat fatal dan sudah menyebabkan beberapa kematian di India. Dilansir dari Forbes, sebanyak dua warga asal India baru-baru ini dikabarkan meninggal dunia akibat terinfeksi oleh virus Nipah. Virus ini langsung menjadi perhatian publik dan pemerintah setempat telah melakukan tes kepada lebih dari 700 orang.
Apa yang membuat virus Nipah begitu berbahaya dan apakah virus tersebut sudah masuk ke Indonesia?
Dilansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Nipah adalah virus zoonosis, yang berarti virus ini dapat menyebar dari hewan ke manusia. Virus ini dapat menginfeksi manusia melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau cairan tubuh mereka atau setelah makan makanan, yang terkontaminasi. Misalnya produk buah-buahan yang terkontaminasi urin atau air liur kelelawar yang terinfeksi.
Virus ini awalnya terjadi di peternakan babi di sebuah desa di sungai Nipah, Malaysia dan berdampak hingga Singapura. Berdasarkan wabah tersebut dilaporkan ada sekitar 276 kasus yang terkonfirmasi dengan 106 kematian. Sementara di Bangladesh dan bagian Timur India, virus ini menyebar melalui konsumsi buah yang terkontaminasi urine atau air liur kelelawar yang terinfeksi.
BACA JUGA: 15 Rekomendasi Dokter Anak Spesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik di Indonesia
WHO menjelaskan jika wilayah lain mungkin berisiko terinfeksi. Hal ini karena spesies kelelawar yang terinfeksi juga ada di di beberapa negara, termasuk Kamboja, Ghana, Indonesia, Madagaskar, Filipina, dan Thailand.
Lalu apakah virus Nipah sudah masuk ke Indonesia, sebagai salah satu negara yang berisiko terinfeksi?
Kementerian Kesehatan RI memastikan Indonesia belum mengidentifikasi kasus virus Nipah, seperti yang tengah mewabah di India.
“Belum ada kasus virus Nipah,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi, seperti dikutip dari Detikhealth.
Meski petinggi kesehatan Indonesia belum menemukan kasus virus Nipah di Indonesia, tidak ada salahnya mengetahui gejala virus Nipah dan tindak pencegahannya.
Virus Nipah gejalanya cukup umum, tapi bisa tidak terdeteksi di awal-awal penularan. Individu yang terinfeksi biasanya menunjukkan gejala awal seperti:
Menurut WHO, gejala bisa berlangsung 4-14 hari setelah infeksi. Namun, ada juga periode selama 45 hari atau masa inkubasi sebagai masa penularan yang cukup tinggi. Virus ini cukup mematikan, karena antara 40% hingga 75% orang yang terinfeksi Nipah akan meninggal dunia akibat virus ini.
Hingga saat ini tidak ada obat atau vaksin yang digunakan untuk melawan virus Nipah, baik pada manusia maupun hewan. Perawatan bagi mereka yang terinfeksi terbatas pada perawatan suportif dan menargetkan gejala-gejala tertentu saat dan ketika gejala tersebut muncul.
Yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir penularan dengan pencegahan virus Nipah sebagai berikut:
BACA JUGA: Rekomendasi Klinik Tumbuh Kembang Anak di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya
Ditulis oleh: Imelda Rahma
Cover: Image by Freepik