Tidak hanya bermanfaat untuk mencegah kanker serviks, vaksin HPV juga bisa mencegah kanker penis. Itulah mengapa vaksin ini tidak hanya untuk perempuan.
Tahukah Anda bahwa kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker penyebab kematian tertinggi nomor dua dan salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar di Indonesia? Tahun 2021 (data Globocan) mencatat terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat. Fakta ini tentu saja mengkhawatirkan dan perlu upaya pencegahan. Salah satunya tentu saja dengan dengan vaksin HPV.
Tidak mengherankan jika saat ini pemerintah terus menerus perluas jangkauan imunisasi untuk mencegah kanker serviks. Bahkan untuk tahun 2023 pemerintah telah kucurkan dana hingga Rp 553 Miliar untuk pembelian lebih dari 3 juta dosis vaksin imunisasi HPV seperti yang ditulis di laman Kontan.
BACA JUGA: Jangan Termakan Mitos, Ini 10 Fakta tentang Vaksin HPV
Kanker serviks yang juga dikenal sebagai kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang terjadi di area leher rahim (serviks) perempuan. Serviks adalah bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. Kanker serviks biasanya berkembang secara lambat dan melibatkan pertumbuhan sel-sel ganas (kanker) pada jaringan serviks.
Kanker serviks sering kali disebabkan oleh infeksi virus papilloma manusia (HPV), terutama jenis HPV tertentu. HPV adalah infeksi virus yang umum dan dapat menyebar melalui aktivitas seksual. Siapa pun bisa mengalami kanker serviks, meski demikian ada beberapa individu berisiko lebih tinggi terkena kanker serviks
Beberapa faktor risiko kanker serviks termasuk:
Sayangnya, kanker serviks tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, sehingga pemeriksaan rutin dengan tes pap smear menjadi metode penting untuk mendeteksi kanker ini pada tahap dini. Walaupun demikian, ada beberapa gejala yang mungkin muncul ketika kanker serviks telah berkembang termasuk pendarahan tidak normal, nyeri panggul atau punggung bawah, dan masalah buang air kecil atau besar.
Semakin dini kanker serviks dideteksi, semakin besar peluang untuk pengobatan yang berhasil. Oleh karena itu, penting untuk menjalani pemeriksaan rutin dan vaksinasi HPV sebagai tindakan pencegahan.
Vaksin HPV (Human Papillomavirus) adalah jenis vaksin yang digunakan untuk mencegah infeksi oleh beberapa jenis virus papilloma manusia, yang dapat menyebabkan berbagai kondisi kesehatan yang serius, termasuk kanker serviks, kanker orofaringeal, dan kutil kelamin. Vaksin HPV membantu melindungi individu dari infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker dan kondisi lainnya.
Kenapa pemberian vaksin HPV ini penting? Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, vaksin HPV efektif dalam mencegah infeksi oleh jenis HPV tertentu yang paling sering menyebabkan kanker serviks. Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling dapat dicegah, dan vaksin HPV membantu mengurangi risiko terkena kanker ini. Vaksin HPV (Human Papillomavirus) ini menjadi sangat penting karena memiliki dampak yang signifikan dalam mencegah sejumlah masalah kesehatan serius yang disebabkan oleh infeksi virus papilloma manusia (HPV).
Selain bisa mencegah kanker serviks, vaksin HPV ini juga bisa melindungi dari kanker lainnya. Selain kanker serviks, HPV juga dapat menyebabkan kanker orofaringeal, kanker vulva, kanker vagina, dan kanker anal. Vaksin HPV membantu melindungi individu dari jenis-jenis kanker ini. Termasuk pencegahan terjadinya penyakit kutil kelamin (kondiloma akuminata), yang adalah pertumbuhan kulit yang tidak nyaman dan menular.
Sejak tahun 2022, Kemenkes menjadikan vaksin HPV sebagai salah satu jenis vaksin dalam program imunisasi wajib nasional untuk anak perempuan usia 11–12 tahun pada beberapa provinsi. Sementara itu, orang dewasa yang belum pernah ataupun belum menerima dosis vaksin HPV lengkap dianjurkan untuk melakukan vaksinasi ini secara mandiri.
Vaksinasi HPV direkomendasikan untuk beberapa kelompok individu sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi virus papilloma manusia (HPV) dan kanker yang dapat terkait dengannya. Kelompok-kelompok yang membutuhkan vaksin HPV meliputi:
Pada dasarnya, vaksin HPV dapat bekerja lebih optimal bila diberikan pada mereka yang belum aktif melakukan hubungan seksual, hal ini dikarena belum berisiko terpapar virus HPV. Karena itulah, vaksin ini termasuk program imunisasi wajib dari pemerintah untuk anak usia di bawah 15 tahun dengan pemberian dosis sebanyak 2 kali injeksi. Anak remaja usia 15–20 tahun sebanyak 3 kali dosis.
Individu yang belum pernah mendapatkan vaksin HPV juga bisa divaksinasi. Jika seseorang belum menerima vaksinasi HPV pada usia yang tepat, vaksinasi masih bisa bermanfaat pada usia yang lebih tua, terutama jika individu tersebut berisiko tinggi terkena HPV.
Beberapa kelompok individu memiliki risiko lebih tinggi terpapar HPV atau mengalami komplikasi yang berkaitan dengan HPV. Ini termasuk individu yang memiliki riwayat seksual yang berisiko tinggi, seperti memiliki banyak pasangan seksual, serta mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Vaksin HPV dapat direkomendasikan untuk mereka yang termasuk dalam kelompok risiko ini.
Untuk dosisnya, untuk orang dewasa usia 20–26 tahun sebanyak 3 kali dosis. Sedangkan untuk orang dewasa usia 27–45 tahun sebanyak 3 kali dosis. Namun, kelompok usia ini perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menerima vaksin.
Beberapa kondisi medis atau pengobatan tertentu dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi HPV atau komplikasi yang berkaitan dengan HPV. Dokter mungkin merekomendasikan vaksinasi HPV dalam kasus-kasus tertentu ini.
Sama seperti saat melakukan vaksin lainnya, sebelum vaksin HPV sebenarnya tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan. Ini berlaku bagi anak-anak usia remaja atau pun usia dewasa. Namun, sebelum vaksin perlu memastikan lebih dulu apakah tubuh sehat dan fit.
Vaksin ini biasanya aman, dan efek sampingnya cenderung ringan dan sementara. Efek samping yang paling umum dari vaksin HPV meliputi:
Seperti banyak vaksin lainnya, nyeri, kemerahan, atau pembengkakan di tempat suntikan adalah efek samping yang umum. Ini biasanya hilang dalam beberapa hari.
Beberapa orang dapat mengalami demam ringan setelah vaksinasi. Ini biasanya sementara dan dapat diatasi dengan minum air dan istirahat
Ini adalah efek samping yang lebih jarang, tetapi beberapa individu mungkin merasakannya setelah menerima vaksinasi HPV.
Pusing atau sakit kepala ringan juga dapat terjadi setelah vaksinasi.
—
Kejadian pasca imunisasi (KIPI) seperti di atas memang bisa saja terjadi. Efek samping ini biasanya muncul dalam beberapa jam atau hari setelah menerima vaksin dan cenderung hilang dengan sendirinya. Sebagian besar orang tidak mengalami efek samping yang serius setelah menerima vaksin HPV. Apabila reaksi alergi pasca penyuntikkan vaksin, jangan ragu untuk sebaiknya segera hubungi dokter.
BACA JUGA: 12 Jenis Vaksin Anak Usia 5-17 Tahun dan Kisaran Biayanya
Cover: Freepik