7 Fakta LRT Jabodebek, Nomor Tujuh Penting Dicatat!

Sejak diresmikan beberapa hari lalu, LRT Jabodebek sudah mengangkut lebih dari 28 ribu penumpang. Cari tahu fakta LRT Jabodebek lainnya, yuk!

Satu lagi keberhasilan Indonesia dalam hal infrastruktur transportasi resmi tercatat. Tiga hari lalu, Light Rail Transit (LRT) Jabodebek yang ditunggu-tunggu akhirnya diresmikan juga oleh Presiden Joko Widodo. Artinya, masyarakat Jabodebek punya satu lagi pilihan transportasi umum yang cepat, nyaman dan relatif terjangkau.

Tujuan Presiden Joko Widodo mempercepat pembangunan infrasuktur yang satu ini yaitu nggak lain untuk mengurai kemacetan di ibukota dan kota penyangganya; sekaligus sebagai salah satu upaya mengurangi polusi udara yang semakin parah belakangan ini.

Supaya tujuan tersebut tercapai, tentunya pemerintah mengharapkan warga Jabodebek segera beralih dari kendaraan pribadi ke LRT.

Banyak, fakta seputar pembangunan LRT yang menarik buat disimak, plus menambah wawasan juga. Dengan tahu lebih banyak, semoga makin banyak masyarakat yang tergerak untuk memanfaatkan LRT.

Fakta LRT Jabodebek

1. LRT pertama di Indonesia beroperasi di Palembang, bukan di Jakarta

Tahukah mommies, kalau LRT Jabodebek bukanlah yang pertama di Indonesia? Ini fakta LRT Jabodebek yang mungkin belum banyak yang tahu. Melansir Detik, LRT pertama yang beroperasi adalah LRT Palembang. Moda transportasi ini diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Juli 2018 dan dioperasikan PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III Palembang pada Agustus 2018. LRT Palembang dibangun mulai 2015 dan ditujukan sebagai salah satu moda transportasi untuk perhelatan Asian Games di Palembang 2018 lalu.

2. Menghabiskan anggaran 32,6 triliun

Fakta LRT Jabodebek selanjutnya yaitu tentang anggaran. Pembangunan LRT ini menelan anggaran Rp32,6 triliun. Biaya pembebasan lahan sendiri menghabiskan dana sebesar Rp1,3 triliun, dengan didanai oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Nah, anggaran untuk membangunnya sudah segitu tinggi, sayang, kan, kalau nggak dimanfaatkan?

3. Kereta tanpa masinis

Buat yang nggak ngikutin perkembangan pembangunan LRT, mungkin baru tahu jika LRT beroperasi tanpa masinis. Tak seperti KRL, LRT Jabodebek beroperasi menggunakan sistem Communication based-train Control (CBTC) dengan Grade of automation (GoA) level 3. Sistem tersebut memungkinkan kereta berfungsi secara otomatis. Meskipun demikian, tetap ada petugas masinis dan train attendant di dalam kereta untuk memastikan kenyamanan penumpang.

4. Buatan anak bangsa

LRT Jabodebek adalah moda transportasi karya anak bangsa. 90 persen proses produksinya dilakukan oleh perusahaan lokal yaitu BUMN. Pembangunan prasarana seperti konstruksi rel kereta, strasiun dan fasilitas pengoperasian lainnya dilakukan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Pembuatan kereta listriknya dilakukan oleh PT INKA (Persero). PT Len Industri (Persero) mengerjakan urusan persinyalan menggunakan Train Guard MT Signalling System dari Siemens. PT KAI Group tentunya mengoperasikan LRT dan stasiunnya. Sementara pendanaan proyek dilakukan Bank Mandiri, BRI, dan BNI.

5. Tarif LRT Masih Promo 5 ribu Rupiah

Pemberlakuan tarif normal LRT dilakukan secara bertahap. Di awal peresmian hingga September 2023, berlaku tarif promo flat yaitu Rp5.000 untuk seluruh memberlakukan promo diskon tarif flat sebesar 78 persen menjadi Rp 5.000 untuk jarak jauh maupun dekat.

Selanjutnya mulai Oktober 2023 hingga Februari 2024, harga tiket LRT promo yang berlaku yaitu maksimal Rp20.000 untuk jarak terjauh. Nantinya saat promo berakhir, tarif LRT Jabodebek akan ditetapkan sebesar Rp 5.000 untuk jarak kilometer (km) pertama dan Rp 700 per km berikutnya. Oya, tarif promo ini dapat diberlakukan atas subsidi dari pemerintah menggunakan skema Kewajiban Pelayanan Publik/Public Service Obligation (PSO) sebesar Rp66 miliar. Jadi, manfaatkanlah subsidi ini dengan baik, ya!

6. Akan terintegrasi dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Melansir Detik, Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan (Menhub) menyatakan bahwa LRT Jabodebek nantinya akan terintegrasi dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Ini dimulai pada 1 Oktober mendatang bertepatan dengan rencana pengoperasian KCJB secara komersil.

7. Jadwal operasional, waktu tempuh, jumlah stasiun dan cara naik

Setiap harinya, LRT Jabodebek beroperasi pukul 05.00 hingga 23.30 WIB. Ada dua rute perjalanan, yaitu:

1. Line Cibubur melewati Dukuh Atas-Cawang-Harjamukti (pp)
2. Line Bekasi melewati Stasiun Dukuh Atas-Cawang-Halim-Jatimulya (pp).

Total perjalanan LRT Jabodebek dalam sehari yaitu 434 perjalanan dengan kapasitas penumpang hingga 1.308 orang.

Jumlah rangkaian kereta (trainset) ada 31 di mana 27 trainset untuk operasional dan 4 trainset cadangan. Setiap trainset LRT Jabodebek terdiri dari 6 gerbong kereta.

Jumlah stasiun LRT Jabodebek sendiri ada 18, yaitu: Stasiun Dukuh atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Jatibening, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat dan Jatimulya.

Estimasi waktu tempuh dari Stasiun Dukuh Atas hingga Jatimulya yaitu 43 menit; sementara dari Stasiun Dukuh Atas ke Stasiun Harjamukti 39 menit. Efisien, bukan?

Untuk menjajal LRT Jabodebek, mommies cukup membayar tarif menggunakan sistem pembayaran nontunai. Misalnya, sistem cashless kartu elektronik perbankan, kartu KMT KAI Commuter, scan QRIS Link Aja dan KAI PAY.

Mudah bukan? Nah, buat mommies yang berdomisili di sekitar Jabodebek, yuk, sama-sama berkontribusi untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara dengan naik LRT.

Baca juga: Infografik: Review Transportasi Umum untuk Ibu Bekerja

Foto: Detik.com