Sorry, we couldn't find any article matching ''
Marak ISPA Pada Anak Saat Polusi Udara Meningkat, Orang Tua Harus Lakukan Ini
IDAI sebut kasus ISPA pada anak melonjak karena kualitas udara yang buruk. Yuk, pakai masker lagi dan hindari ke luar rumah kalau nggak perlu banget.
Beberapa minggu belakangan, kalau kita tengok ke kanan kiri, banyak orang terkena gangguan pernapasan alias ISPA. Terutama anak-anak. Dicurigai, kondisi ini didalangi oleh polusi udara yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Rata-rata Indeks Kualitas Udara (AQI) di wilayah Jabodetak dan beberapa kota lainnya sejak bulan Juli berada di kisaran 101-150. Kualitas udara ini termasuk buruk. Sementara level PM2,5 di Jakarta saat ini ada di 50. Angka ini 3,3 lebih besar dari nilai rekomendasi dari pedoman kualitas udara 24 jam WHO.
Ternyata, kualitas udara yang buruk berimbas pada kesehatan pernapasan masyarakat. Fakta ini sejalan dengan pernyataan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH seperti dilansir dari Detik.com, yang secara terang-terangan menyebutkan bahwa kasus ISPA pada anak melonjak akibat kualitas udara yang buruk. Banyak anak mengalami batuk pilek yang tak sembuh-sembuh akibat alergi polutan.
Sesuai namanya, infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah. Umumnya, ISPA disebabkan oleh virus atau bakteri. Namun menurut studi, ISPA juga bisa terjadi karena pencemaran kualitas udara di luar maupun di dalam ruangan.
Gejala ISPA Pada Anak
ISPA menimbulkan peradangan di saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga paru-paru. Penyakit ini menular dan rentan menyerang anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang. Beberapa contoh ISPA yang paling umum ditemui pada anak-anak adalah batuk dan pilek/flu alias batpil. Penyakit lain yang tergolong ISPA yaitu:
- Sinusitis
- Pneumonia
- Radang tenggorokan akut (faringitis)
- Covid 19
- Laringitis akut
Gejala umum ISPA pada anak yang paling mudah dideteksi yaitu batuk, pilek dan bersin. Namun tak jarang disertai dengan demam, pusing, sesak nafas, sakit tenggorokan terutama saat menelan, hidung berair dan hidung tersumbat.
Baca juga: Penyebab dan Gejala Bronkopneumonia, Viral Karena Polusi Udara
Penanganan ISPA
Pada umumnya, ISPA dapat sembuh dengan sendirinya dan tak perlu penanganan intensif apabila tidak ditemukan indikasi penyakit berbahaya. ISPA yang disebabkan oleh virus, biasanya akan sembuh dalam waktu 7-10 hari. Sementara ISPA yang disebabkan oleh bakteri, membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh yaitu di atas 10 hari. Dokter akan memberikan obat sesuai dengan penyebab ISPA.
Selain memberikan obat, mommies juga bisa membantu pemulihasn ISPA pada anak di rumah dengan melakukan hal berikut :
- Tidak memberikan anak makanan pedas, berminyak, dan tinggi MSG selama ISPA
- Berikan anak makanan hangat dan berkuah untuk membantu melegakan tenggorokan
- Perbanyak kosnsumsi sayur dan buah untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh
- Perbanyak konsumsi air putih
- Istirahat dan tidur cukup
- Berikan seduhan air jahe dan madu; jika anak tak tahan pedasnya, dapat diganti dengan kencur dan madu. Dapat ditambah lemon jika suka.
Orang Tua Wajib Lakukan Ini
Guna menghindari ISPA pada anak saat polusi udara tinggi, orang tua diimbau untuk :
- Batasi aktivitas luar ruang, terutama ke tempat-tempat yang berpolusi tinggi
- Kenakan masker di luar rumah
- Gunakan air purifier di rumah jika ada
- Perkuat imun anak dengan mencukupi kebutuhan gizinya, termasuk makronutrien dan mikronutrien
- Hindari faktor pencetus alergi baik dari makanan maupun aktivitas anak
Well, mommies, sepertinya kita bakal kembali stay at home, nih. Demi kesehatan keluarga, dan demi membantu mengurangi polusi dari kendaraan bermotor. Yuk, sama-sama peduli untuk mengembalikan kualitas udara kita agar layak hirup.
Baca juga: 10 Cara Sederhana Melindungi Anak dari Polusi Udara, Wajib Mommies Terapkan!
Sumber:
Siloam Hospitals
Jurnal Undip
Alodokter
Share Article
COMMENTS