Memasuki usia 40 tahun, ada aja kalimat-kalimat membagongkan dari mulut orang lain yang kerap mampir ke telinga saya. Ini enam kalimat yang paling sering saya dengar.
Entah berapa juta kali saya mendengar kalimat ini dari orang lain. Nadanya becanda tapi kalau terlalu sering, jatuhnya ganggu ya. Suka bingung soalnya, yang usianya jauh lebih muda dari saya saja ada yang ubannya sudah cukup banyak, apalagi saya yang sudah memasuki usia 40 tahun. Apa iya saya harus mewarnai hitam rambut untuk menghentikan omongan-omongan seperti ini? Ya buat apa. Rambut-rambut saya, ya urusan saya.
Nggak jauh beda dengan kalimat pertama, intinya kalimat yang keluar mempertanyakan tanda-tanda penuaan yang saya alami. Bagaimana menjelaskan ke orang-orang bahwa ada yang namanya proses aging, dan dalam proses itu, salah satu tandanya adalah muncul kerutan di kulit wajah, kondisi kulit juga mudah kering. Suka bingung ketika kita diminta untuk aging gracefully tapi di sisi lain, menerima kondisi proses penuaan apa adanya membuat kita dibombardir dengan pertanyaan-pertanyaan macam di atas.
Suka gemas karena merasa bahwa usia membuat kemampuan dipertanyakan. Mungkin kalau berkaitan dengan tenaga, energi, bisa jadi kalah ya dengan yang di bawah saya. Tapi urusan kemampuan belajar hal baru, urusan berpikir, percaya deh, usia 40 itu bukan penghalang.
Biasanya ini saya dengar karena orang mengomentari gaya berpakaian saya yang menurut mereka “terbuka”. Terbuka versi saya: Atasan tanpa lengan atau rok pendek. Percaya deh, semakin tua, kami tuh otomatis punya screening sendiri kok, mana yang pantas dan mana yang sebaiknya tak perlu lagi digunakan. Bagi saya, 40 bukan berarti haram mengenakan atasan tanpa lengan, rok di atas lutut, bikini atau celana pendek. Selama sesuai tempat dan acara, kenapa sih kok ribet banget?
Sempat mendengar beberapa orang mengucapkan kalimat itu pasca perceraian saya (Padahal saa bercerai usia saya belum masuk 40, lho. Hih) dan juga ketika teman-teman perempuan lain bercerai di usia 40.
Yang bertanya seperti itu pasti nggak tahu kalau perempuan memasuki usia 40, umumnya secara finansial sudah stabil, kemampuan merawat diri juga sudah baik (rutin treatment wajah, menggunakan skincare yang bagus), secara emosi juga lebih matang dan tenang, dan somehow aura percaya diri serta mandirinya itu keluar banget. Jadi, sudah pasti kesempatan untuk menjalin asmara baru juga jauuuuuuh lebih besar.
Baca juga: Kenali Kesalahan Serius di Dalam Hubungan Usia 40 Tahun
Well, santai secara waktu mungkin iya. Karena anak remaja tak lagi menuntut perhatian kita 24 jam. Tak lagi meminta kita untuk selalu bersama mereka. Tak lagi harus menggendong mereka kemana-mana atau menyuapi mereka.
Tapi bicara secara emosi dan pikiran, nggak ada tuh lebih santai, ahahaha. Setiap tahapan usia anak itu memiliki tantangannya sendiri-sendiri. Begitu pun saat anak beranjak remaja. Mungkin bukan tentang tantrum atau GTM, tapi tentang pergaulan buruk, rokok, narkoba, pornografi, bullying, seks bebas. Nah…… gimana? Sama saja kan!
Baca juga: 4 Kesalahan Orang tua yang Membuat Anak Remaja Malas Terbuka
Baca juga: Jika Anak Remaja Hamil di Luar Nikah
Sumber image dari sini