Stres bisa membuat ASI tak keluar. Sebaliknya ASI tak keluar pun jadi membuat ibu stres. Ketahui berbagai penyebab ASI tak keluar agar ibu tahu cara mengatasinya.
Setelah melewati masa kehamilan dan persalinan, tugas ibu selanjutnya yaitu menyusui. Harapannya, bisa menyusui hingga bayi berusia dua tahun. Namun, baru beberapa saat saja setelah melahirkan, ASI kok tak kunjung keluar? Boro-boro nyampe ke dua tahun?
ASI nggak keluar seringkali membuat para ibu cemas. Khawatir bayi kehausan atau kelaparan. Khawatir apabila ternyata kita adalah salah satu yang bernasib produksi ASI-nya seret. Akhirnya, ibu overthinking, dan ASI makin mampet.
Sebelum semakin cemas, ketahuilah bahwa kolostrum atau cairan ASI pertama bisa keluar dari payudara ibu sejak hari pertama hingga hari ke-3-5 setelah persalinan. Di masa-masa tersebut, bayi pun masih memiliki cadangan lemak sisa dari dalam kandungan, sehingga mampu bertahan sebelum ASI mommies keluar dengan lancar. Jadi, mommies tak perlu panik, ya.
Ada beberapa penyebab ASI tak keluar setelah melahirkan. Yuk, ketahui supaya mommies bisa mencari jalan keluarnya.
Stres dapat menurunkan hormon oksitosin yang berperan penting dalam produksi ASI. Stres pasca melahirkan bisa bermacam-macam penyebabnya. Mulai dari kelelahan, kurang tidur hingga baby blues. Stres bisa menyebabkan ASI tak keluar. Sebaliknya, ASI tak keluar pun bisa menyebabkan seorang ibu menjadi stres. Jadi, cobalah mencari tahu penyebab stres ibu agar bisa mengendalikannya; dan jangan lupa meminta bantuan dari support system saat ibu membutuhkannya.
2. Kelahiran prematur
Ketika bayi lahir prematur, ada risiko produksi ASI ibu tertunda di dalam tubuh. Ini bisa menyebabkan ASI tak keluar dan ibu tak dapat menyusui segera setelah persalinan. Kelahiran prematur juga berisiko membuat ibu stres dan lelah yang bisa berpengaruh pada penurunan produksi ASI.
3. Perdarahan pasca melahirkan
Kehilangan banyak darah setelah melahirkan bisa menyebabkan sindrom Sheehan, yaitu kondisi di mana terganggunya kelenjar pituitari atau hipofisis pada otak yang berperan dalam produksi hormon yang mengendalikan pertumbuhan, produksi hormon tiroid dan kortisol, siklus menstruasi, reproduksi dan produksi ASI.
4. Perlekatan yang kurang tepat
Latch on, atau perlekatan mulut bayi pada puting yang kurang tepat bisa menurunkan rangsangan pada kelenjar payudara dan kemudian turut memengaruhi produksi ASI. Perlekatan mulut bayi yang kurang tepat bisa disebabkan karena tongue tie dan lip tie, bibir sumbing, hingga gangguan saraf pada bayi. Tanda perlekatan mulut bayi yang benar yaitu ketika dagu bayi menempel ke payudara ibu, sebagian besar areola terutama di bagian bawah, masuk ke dalam mulut bayi, serta bibir bayi tertekuk keluar.
5. Kondisi medis tertentu
Diabetes, penyakit tiroid, anemia, retensi plasenta, obesitas, PCOS hingga kanker payudara adalah beberapa kondisi medis yang berisiko memengaruhi berbagai hormon yang bertugas untuk memproduksi ASI pada ibu menyusui.
6. Efek samping obat-obatan
Ada beberapa obat-obatan yang bisa berdampak pada penurunan produksi ASI pada ibu menyusui, di antaranya obat kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen, obat-obatan herbal tertentu dan obat lainnya. Oleh karena itu, para ibu disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat-obatan selama menyusui.
Baca juga: Cara Menjaga Kebersihan Puting Payudara Saat Menyusui
Selalu ingat ya, mommies, ASI mandek di awal setelah persalinan, nggak berarti akan mandek terus. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperlancar produksi ASI, baik secara mandiri maupun dengan bantuan pihak lain, antara lain:
Semangat mengASIhi buat mommies semua!
Baca juga: Daftar Konselor Laktasi di Indonesia Terbaru 2023