Demi kebaikan anak, terkadang orang tua tidak punya pilihan dan memilih untuk berbohong. Ini beberapa kebohongan yang umumnya dilakukan orang tua khususnya ibu.
Kebanyakan orang tua tanpa sadar sering mengatakan kebohongan pada anak. Tidak melulu soal hal buruk, seringkali orang tua menggunakan jurus kebohongan yang dirasa seperti pilihan yang lebih baik, dengan berbagai alasan pembenaran. Maksudnya bukan sengaja untuk membohongi anak, lebih untuk menghindari pertengkaran, anak tantrum, supaya anak tidak kurang makan, terhindar dari marabahaya, atau simply, tidak mau ribet.
Ini beberapa kebohongan yang sering ibu lakukan pada anaknya dan mungkin saja pernah Mommies lakukan. Apa saja ya?
Terutama bila anak doyan jajan permen, snack, minuman kemasan, maupun berbagai camilan yang dianggap tak menyehatkan di toko langganan. Demi anak terlindungi dari paparan junk food yang berlebihan. Atau juga toko mainan, sementara mainan di rumah masih menumpuk.
Seberapa pun inginnya kita, bahkan seberapa lapar kita, kalau harus mengalah berbagi demi anak dan jika jatah makanan terbatas, pasti akan dilakukan tanpa membuat anak merasa bersalah.
Kebohongan umum yang paling sering dilakukan orang tua, dalam hal ini para ibu adalah menyembunyikan kondisi emosi. Saat mendadak drama dan badai menghampiri, di hadapan anak, rasanya pantang untuk ditampakkan. Kalau terlanjur kepergok, air mata basah, jurus bohong sering tak terelakkan. Benar begitu, ibu-ibu?
Siapa pernah melontarkan pujian ala Kak Tino Sidin? Semua bagus, begitu gaya Kak Tino Sidin, guru menggambar di teve era 90-an. Secara umum, menyangkut bakat atau kemampuan anak, orang tua cenderung memuji, dengan tujuan untuk menyemangati anak.
Izin pulang telat karena mau me time bareng teman, biar anak nggak perlu nungguin. Tanpa sadar, masih punya konsep, alasan bersenang-senang justru memperbesar rasa bersalah karena ninggalin anak.
BACA JUGA: Pikiran Negatif yang Berbahaya untuk Anak, Orang Tua Perlu Beri Bantuan!
Apa jawaban jujur dari pertanyaan, “Darimana bayi lahir?” Beda usia, beda pemahaman, dan beda pula cara penjelasan. Kadang, anak sebetulnya tidak butuh jawaban detail dan ilmiah, namun pastinya cukup bikin orang tua kelabakan. Tidak hanya tentang kelahiran, tapi juga menyangkut topik-topik yang tidak nyaman dibicarakan, tapi butuh dijawab. Seperti, seks, kematian, sampai persoalan tentang Tuhan, surga dan neraka, maupun pertanyaan-pertanyaan kritis dan polos yang bisa ditanyakan anak sewaktu-waktu. Kadang, orang tua malas ribet jelasinnya.
Pernah dengar orang tua mengucapkan ini manakala mendapati anak terjatuh, sambil menunjuk suatu objek. Anehnya, anak yang tadinya menangis, biasanya akan langsung terdiam dan mencari-cari ke mana larinya si kodok. Ini sih, ‘tipuan’ yang hanya ada sini, nggak ada di negeri Barat sono, hahaha.
Biasanya karena gemas, anak tidak pernah menghabiskan makanan, lalu membuat metafora bahwa makanan yang dimakan punya jiwa dan perasaan seperti manusia juga. Seperti, cerita nasi dan sayur yang sedih karena tidak dihabiskan.
Pernah menyampaikan kisah peri gigi ini ke anak? Sosok fantasi dari legenda yang menyatakan bahwa ketika anak kehilangan salah satu gigi susu mereka, mereka harus menempatkannya di bawah bantal tempat tidur mereka dan kemudian peri gigi akan mengunjungi sewaktu mereka tidur, mengganti gigi yang tanggal tersebut dengan uang. Anak-anak kerap mempercayai legenda itu sebagai fakta. Sama halnya dengan kisah Sinterklas, Kelinci Paskah, dan sebagainya. Di Jawa, dulu, cerita dari nenek, ada sosok Buto, atau Candik Olo, yang akan memakan anak kecil yang masih bermain saat waktu senja tiba. Kalau gen z sekarang, masih percaya sama hal beginikah?
Konflik antar pasangan suami istri memang sering tak terelakkan. Terkadang, gesekan membesar jadi letupan dan salah satu memilih mengungsi dari rumah. Tidak semua hal bisa diceritakan ke anak.
Apa yang Mommies katakan, saat anak merengek minta dibelikan ini itu? Dari mainan, sepeda, sampai gadget terkini. Masalah-masalah uang yang membuat kebanyakan orang tua kelimpungan dalam memberi batasan ke anak. Bisa juga kebohongan yang sebaliknya, saat kebutuhan anak jadi prioritas. Walaupun faktanya uang habis, tapi dibilang, “Cukup, kok.”
BACA JUGA: Dampak Buruk Orang Tua Bertengkar di Depan Anak untuk Tumbuh Kembang Si Kecil
Cover: Photo by Ketut Subiyanto on Pexels