Ternyata tips parenting ini yang diterapkan oleh kedua orang tua Putri Ariani dalam mendidik anak perempuan mereka yang istimewa itu.
Nama Putri Ariani (17) tengah jadi perbincangan banyak orang berkat bakatnya yang menonjol kala tampil di acara America’s Got Talent 2023. Dia bahkan berhasil mendapatkan golden buzzer dari Simon Cowell dan masuk ke tahap selanjutnya.
Sosok Putri Ariani juga membuktikan bahwa keterbatasan yang dia miliki bukanlah penghalang untuk mencapai kesuksesan. Selain itu, sosok orang tua Putri pun menjadi sorotan. Pasalnya mereka terihat setia menemani sang anak saat tampil dan terus mendampinginya.
Memang benar bahwa di balik kesuksesan anak hebat, ada dukungan dari orang tua yang tak berhenti mengalir. Begitu juga dalam perjalanan Putri Ariani. Dalam Channel YouTube dunia MANJI, ibunda Putri, Reni Alfianty, berbagi kisah membesarkan anaknya yang berbakat itu.
BACA JUGA: Daftar Sekolah Inklusi di Jabodetabek dan Kota-Kota Besar di Pulau Jawa
Yuk, intip tips parenting yang diterapkan oleh kedua orang tua Putri Ariani di bawah ini!
Putri Ariani lahir ketika usianya baru memasuki 6 bulan 10 hari. Karena lahir prematur dengan berat badan 1,3 kg, dokter menyarankan Putri untuk dirawat di NICU selama tiga bulan. Setelah dizinkan pulang, dokter pun menyarankan Putri untuk dan selalu berada dalam ruangan hangat.
Tak hanya itu, dokter juga meminta kedua orang tua untuk mensterilkan Putri dan tidak boleh dijenguk oleh orang. Hal itu pun dijalankan oleh kedua orang tua Putri dengan patuh selama 6 bulan. Orang tua Putri mengikuti apa yang dilarang dan disarankan dokter untuk kebaikan anaknya.
“Ya namanya orang tua kita masih tetap pengen anaknya masih bisa sembuh,” jelas Reni. Ketika kedua orang tua mengetahui kondisi ROP (Retinopathy of prematurity) yang diderita Putri, mereka pun mulai mencari berbagai pengobatan, termasuk operasi mata.
Akhirnya keputusan untuk mengoperasi mata kanan Putri dijalankan karena dinyatakan bahwa ada peluang 45% untuk kesembuhan Putri. Sayangnya setelah menjalani operasi selama 3 jam, dokter menyatakan kalau operasinya gagal. Meski begitu, orang tua Putri terus berusaha mencari jalan lain hingga usia Putri memasuki 3 tahun.
Di usia 3 tahun, Putri meminta kedua orang tuanya untuk berhenti mencari pengobatan. “Putri bilang, ‘Mama, stop. Aku gak sakit. Putri udah nyaman kok dengan kondisi putri seperti ini,'” cerita Reni.
Di usia 3 tahun Putri tidak merasa dirinya sakit sehingga dia pun bingung apa yang harus diobati dari dirinya. Mendengar hal itu, kedua orang tua Putri pun memutuskan untuk berhenti mencari pengobatan dan mulai fokus pada tumbuh kembang dan pendidikan anak mereka tersebut.
Hebatnya, Putri sudah bersekolah di salah satu sekolah Internasional di Riau sejak usia 2 tahun. Namun ketika memasuki usia SD, pihak sekolah tidak memiliki guru yang bisa mengajar dan mendampingi Putri. Akhirnya orang tua Putri pun memboyong Putri untuk pindah ke Yogyakarta dan masuk sekokah tunanetra. Di sana Putri berhasil membaca huruf braile.
Sang ibu bercerita kalau Putri biasa mengulik lagu ditemani oleh sang ayah. Tak hanya itu, sang ayah juga menyediakan studio kecil di rumah agar Putri bisa mengeksplorasi kemampuan bermusiknya. Putri pun sudah berkali-kali mengikuti ajang pencarian bakat musik, salah satunya menjuarai Indonesia Got Talent di usia 8 tahun.
Sosok orang tua Putri pun hadir mendampingi Putri ketika dia berjuang di panggung America’s Got Talent lalu.
Menurut Reni, mengurus anak tunanetra itu gak bisa disambi. Jadi orang tua harus memilih, anak atau karier. Dengan dukungan dari pihak keluarga, Reni pun fokus mendampingi pendidikan Putri. “Kalau saya lebih ke anak, sih, karena rezeki itu Allah yang tentuin.”
Hal yang sama juga dilakukan sang ayah. Diketahui ayah Putri dulunya bekerja di perusahaan tambah di Riau dan menjalankan usaha restoran. Namun untuk mendukung Putri bermusik, sang ayah pun meninggalkan pekerjaannya dan menyusul Putri di Yogyakarta.
BACA JUGA: Ketahui Perbedaan Sekolah Inklusi dengan SLB