Sorry, we couldn't find any article matching ''
Kumpul Lebaran, Jangan Sampai Anak Alami 3 Hal Ini
Di saat kumpul Lebaran, hati-hati dengan beberapa hal ini yang membuat anak merasa tidak nyaman. Apa saja? Simak point-pointnya di sini.
Kumpul keluarga di saat Lebaran tentu saja menyenangkan. Bertemu dengan keluarga besar, makan-makan, saling bermaaf-maafan dan segudang kegiatan positif lainnya. Tapi sayangnya, tak jarang ada hal-hal menyebalkan yang membuat hati tak nyaman, apalagi jika itu berkaitan dengan anak. Maka, sebagai orang tua pastikan bahwa di momen Lebaran dan berkumpul keluarga, jangan sampai atas nama basa-basi, anak-anak kiita mengalami 3 hal ini.
Baca juga: 5 Kesalahan Orang tua yang Membuat Anak Malas Shalat
3 Hal yang jangan sampai dialami anak di momen kumpul Lebaran
1. Mengalami body shaming saat kumpul Lebaran
Kadang karena merasa yang diajak bicara adalah anak-anak, orang dewasa suka menganggap enteng dan merasa anak-anak tidak akan merasa tersinggung. Tak heran, kalimat-kalimat seperti “Gendut banget ya sekarang, kayak Boboho,” atau “Ya ampuuuun item keling banget sih, suka main di luar ya?” atau “Duh kurus banget, nggak suka makan ya, kamu?” kerap keluar dan ditanyakan langsung ke anak. Padahal, jika anak terlihat tersenyum, belum tentu di dalam hatinya dia merasa nyaman.
2. Dibanding-bandingkan
Duh, sebagai oorang dewasa aja kita sebal banget kalau dibanding-bandingkan, maka anak juga bisa merasakan hal yang sama. Kebayang kan niatnya mau kumpul bareng dan ngobrol seru-seruan, terus tiba-tiba terdengar celotehan:
Kamu ranking berapa di sekolah? Itu lho sepupu kamu juara kelas.
Kamu belum lancar bahasa Inggrisnya? Kakak kamu kok udah cas cis cus.
Lho, kamu kuliah di universitas swasta, bukannya di negeri kayak kakak sepupu kamu itu?
dan masih banyak pertanyaan atau kalimat-kalimat pernyataan lain yang membanding-bandingkan antara satu anak dengan anak lainnya.
3. Dipaksa untuk mau dicium, dipeluk atau cium tangan ke semua orang
Mentang-mentang masih kecil, atau masih masuk kategori anak-anak, maka dianggap harus patuh atau mau kalau ada yang mau peluk, cium atau menyodorkan tangan untuk cium. Padahal, anak juga ada rasa enggan, ada rasa lagi nggak mood atau rasa nggak nyaman. Maka, pastikan kita tidak memaksa anak untuk harus selalu mau menerima perlakuan orang dewasa yang sebenarnya membuat dia tidak nyaman. Ajarkan anak untuk berani bilang tidak. Atau, kalau anaknya masih kecil banget, ya tanggung jawab kita sebagai orang tua untuk memberi pengertian ke orang-orang dewasa di sekitarnya.
Jadi, selamat memasang telinga dan mata untuk melindungi anak-anak kita dari omongan-omongan usil orang di sekelilingnya, ya. Selamat berkumpul bersama keluarga :).
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS