banner-detik
PARENTING & KIDS

5 Kesalahan Orang tua yang Membuat Anak Malas Sholat

author

Rahmasari Muhammad04 Apr 2023

5 Kesalahan Orang tua yang Membuat Anak Malas Sholat

Anak malas sholat? Jangan- jangan karena sebagai orang tuRa kita telah melakukan kesalahan – kesalahan berikut ini.

Sebagai orangtua, tentunya kita berharap anak memahami kewajibannya dan mempunyai disiplin diri dalam melakukannya tanpa diminta. Salah satunya, sebagai muslim, yaitu kewajiban untuk melaksanakan sholat. Tapi kenapa ya, seringkali anak-anak malas melakukannya? tanpa kita sadari, terkadang sikap orangtua yang menjadi pemicunya.

Baca juga : 7 Tanda Anak Siap Puasa

Seperti apa sih kesalahan orangtua yang membuat anak malas sholat? 

1. Memaksa/Menekan Anak

Ibadah seharusnya adalah hal yang kita lakukan dengan sukarela dan tanpa paksaan. Namun, seringkali sebagai orangtua, kita kerap menekan anak melakukannya, dengan dalih mengingatkan atau untuk kebaikan mereka. Contohnya terlalu sering bertanya, meminta anak melakukannya di depan orangtua, dan tindakan lain yang menciptakan ketidaknyamanan bagi anak.

Karena merasa terpaksa, mereka pun cenderung malas-malasan dalam beribadah. Ibadah dilakukan hanya untuk menghindari pertanyaan atau permintaan orangtua, bukan karena merasa nyaman, menjaga komitmen atau menyadari kebutuhan untuk beribadah. 

Mengingatkan boleh saja, tapi alangkah baiknya jika dilakukan dalam bentuk disiplin positif, yaitu kesepakatan yang tidak hanya melibatkan anak, namun juga orangtua. Misalnya membuat kesepakatan untuk tidak menunda sholat, sholat bersama jika orangtua sedang ada di rumah, membuat jadwal memimpin doa secara bergantian setelah sholat, dan sebagainya. 

2. Tidak Memberikan Contoh

Orangtua adalah role model utama dan pertama anak, yang tindakan dan kata-katanya menjadi pendidikan terbaik dan acuan bagi anak. Terkadang orangtua lupa, bahwa anak akan lebih mengikuti perilaku orangtua yang dilihat setiap hari, daripada melakukan sesuatu karena diminta. 

Jadi penting untuk orangtua menjaga konsistensi dalam beribadah, memberikan contoh yang dapat diikuti anak setiap harinya. Jadikan sholat sebagai kebiasaan atau rutinitas keluarga, dan ajaklah anak untuk sholat bersama, alih-alih hanya memintanya melakukan tanpa memberikan contoh langsung. 

3. Tidak Memberikan Pemahaman Makna & Tujuan

Biasanya, akan lebih mudah melakukan sesuatu jika kita memahami makna dan tujuannya. Begitupun juga dengan sholat. Mungkin anak malas untuk melakukan sholat karena belum memahami makna dan tujuan dari ibadah tersebut. 

Apa yang dapat dilalukan orangtua? Ajak anak berdiskusi tentang makna, tujuan dan pentingnya sholat, misalnya sholat adalah sarana yang tepat untuk berkomunikasi dan bersyukur kepada Tuhan serta berdoa memohon sesuatu, juga dapat menenangkan diri. Gunakan juga perumpamaan yang dapat memberikan pemahaman konsep secara konkret, misalnya jika kita menyayangi seseorang atau sesuatu, kita dapat menjaga hubungan baik tersebut melalui komunikasi rutin atau quality time bersama. 

Bahas juga manfaat sholat dari segi kesehatan, misalnya sholat berpengaruh baik pada postur tubuh, melancarkan pencernaan, menjaga kesehatan jantung, dan manfaat-manfaat lainnya. 

Memahami makna, tujuan, dan manfaat sholat akan memberikan motivasi untuk anak, dan memudahkannya untuk melakukannya secara sukarela, demi kebaikan dirinya sendiri. 

4. Terlalu Banyak Mengkritik & Menuntut Kesempurnaan

Sholat memang wajib dilaksanakan 5 waktu setiap harinya, dan disertai tata cara serta bacaan yang spesifik. Tidak mudah bagi anak untuk mengingat semua bacaan, gerakan dan tatacara, juga untuk menjaga komitmen dalam melaksanakan suatu ibadah. 

Terkadang, orangtua menuntut kesempurnaan dari anak yang baru belajar atau mengkritik terlalu banyak, hingga anak pun merasa terbebani dan takut melakukan kesalahan. 

Harus diingat bahwa semua hal dalam hidup memerlukan proses, baik proses pembelajaran maupun proses memupuk kebiasaan serta menjaga konsistensi. Berikan ruang pengertian dan juga apresiasi untuk usaha serta niatnya dalam beribadah, agar anak merasa dihargai dan lebih bersemangat dalam melakukan sholat.

5. Tidak Melibatkannya Sejak Dini

Akan lebih mudah bagi anak untuk melakukan ibadah yang sudah dikenalnya sejak dini dan menjadi rutinitas yang menyenangkan baginya. 

Melibatkan anak sejak dini dapat dijadikan cara untuk memupuk kebiasaan baik. Dimulai dari ajakan menyiapkan kebutuhan sholat bersama, misalnya membantu membawa alat sholat ke tempatnya, merapikan alat sholat setelah dipakai bersama-sama, bantu orangtua mencucinya, dan sebagainya. Biasanya anak akan senang bereksplorasi, apalagi jika dilakukan bersama-sama secara menyenangkan. Jangan lupa berikan apresiasi untuk anak ketika membantu kita ya Mommies, walaupun mungkin hasilnya tidak seperti yang kita harapkan =) 

Mengunjungi masjid juga dapat dilakukan di waktu luang, misalnya mengajak anak berjalan-jalan ke masjid Istiqlal di akhir pekan dengan menaiki MRT.  Melalui kegiatan tersebut, anak akan mengasosiakan ibadah sholat dengan kegiatan yang membahagiakan. 

Wajar juga jika anak usia dini mengikuti gerakan sholat orangtua sambil bermain. Inilah saatnya mereka mengenal sesuatu, dan merasa nyaman melakukannya sehingga sholat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan menenangkan untuknya.

Share Article

author

Rahmasari Muhammad

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan