Sorry, we couldn't find any article matching ''
Maryam Adhafiyan Seanallah: Remaja Perlu Bertanggung Jawab atas Kepercayaan yang Diberikan
Yuk, kenalan dengan sosok Maryam Adhafiyan Seanallah, sosok pebalet remaja yang sukses berkompetisi di ajang internasional!
Menggeluti dunia balet sejak usia 3 tahun, Maryam Adhafiyan Seanallah sudah punya segudang prestasi yang diraihnya lewat kompetisi balet dunia. Siswi kelahiran Jakarta, 20 Desember 2007 ini sekarang berdomisi di Jakarta dan tengah mengenyam pendidikan di SMP Global Islamic School Jakarta.
Dia tidak hanya menjadikan balet sebagai hobi, tetapi perlahan-lahan membuat tarian ini jadi bagian dari hidupnya sambil tetap mengejar mimpinya sebagai dokter. Medali pertama yang diraihnya adalah juara 2 di ajang NADWORC INDONESIA (Nasional) hingga terakhir dia mendapatkan medali emas di Gold di World Ballet Grand Prix Singapore, Scholarship The Berlin State Ballet School Germany, dan ENA ballet School Japan (internasional).
Kini remaja yang akrab disapa Maryam ini masih aktif belajar balet di Namarina Dance Academy. Mommies Daily pun berkesempatan untuk bertanya seputar cerita mengenai kecintaannya pada balet, kehidupan sekolah, hingga cara dia menikmati masa remaja. Intip ceritanya di bawah ini!
BACA JUGA: Renata Harleyna Putri Aryadiepa: Remaja Butuh Kepercayaan dan Wadah Berekspresi
Apa 3 hal yang bikin kamu jatuh cinta dengan balet?
Karena buat aku balet adalah sebuah tarian yang mencerminkan keindahan serta keanggunan. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada balet saat melihat “Barbie the Pink Shoes” saat usiaku 3 tahun dan semenjak itulah aku mulai menekuni balet.
Tiga hal yang bikin aku jatuh cinta sama balet, pertama adalah keindahannya. Keindahan balet kelihatan dari setiap gerakan tariannya, ekspresi, serta kostum yang dikenakan seorang ballerina.
Kedua keanggunannya. Keanggunan itu bisa keliatan dari postur seorang ballerina yang punya kontrol penuh dalam setiap gerakan. Cara mereka berdiri tegak, kelenturan, cara menegakkan bahu dan leher. Semua itu bisa aku bawa dalam kehidupan sehari hari.
Terakhir, balet menciptakan disiplin intelektual, melatih memori, serta meningkatkan percaya diri lewat afirmasi positif dengan pemikiran, “Aku bisa melakukannya dan semoga berhasil!”
Siapa 3 support system terbaik kamu dalam meraih impian di dunia balet?
Ayah, bundaku, dan orang-orang di sekitarku, seperti keluarga, guru, dan teman. Terakhir adalah diriku sendiri.
Karena semua bentuk perhatian serta apresiasi selalu aku dapatkan dari lingkungan keluarga, Ballet School, serta sekolah SMP Global Islamic School. Tntunya support system yang utama adalah diriku sendiri. I love ballet dan ballet sudah memberi aku pengalaman yang luar biasa.
Apakah di masa depan kamu akan fokus melanjutkan hobi kamu di dunia balet?
Iya, sebagai pendamping cita-citaku menjadi seorang dokter. Karena berhasil meraih medali kejuaraan di setiap kompetisi ballet nasional maupun international membuat aku semakin semangat untuk terus menekuni dunia ballet.
Aku punya target tertinggi menjadi salah satu kandidiat dalam kompetisi Prix De Lausanne. Itu adalah kompetisi ballet international paling bergengsi di dunia. Aku juga ingin menjadi Solo Seal Ballet. Doakan aku, ya!
Disaat capek atau jenuh belajar balet, apa yang bikin kamu semangat lagi?
Aku tidak pernah merasa jenuh dan capek karena aku menekuni ballet sejak usia 3 tahun hingga saat ini. Ballet sudah jadi rutinitas yang menyenangkan buatku. Badan aku menjadi sehat dan bugar karena ballet. Aku juga dapat banyak manfaat dari ballet, mulai dari disiplin, fokus, dan percaya diri.
Semua itu bisa menjadi bekal aku meraih prestasi di masa depan, tidak hanya di bidang ballet karena aku juga berhasil meraih prestasi di bidang akademik di sekolah.
3 kata yang menggambarkan dunia remaja kamu!
Happy, enthusiastic, and shining. Bahagia karena menjadi diriku sendiri dengan segala kebaikan yang Allah berikan buatku. Membuatku semangat berkarya dan menjalani hari-hariku. And being happy and enthusiastic makes me shine.
Tips bagi waktu untuk sekolah, hobi, pergaulan bareng teman dan waktu untuk keluarga, dong!
Buat aku yang penting adalah komitmen terhadap waktu serta jadwal dalam setiap kegiatan yang aku tekuni dan juga bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan. Untuk main dengan teman-teman biasa aku lakukan saat di sekolah dan saat ingin bermain bersama. Biasanya waktunya hari Sabtu dan Minggu.
Kalau untuk keluarga adalah setiap hari. Aku bersyukur tumbuh di lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang serta perhatian. Ayahku adalah kekuatanku dan bundaku adalah penenang jiwaku.
Lanjutkan kalimat ini, “Anak remaja itu…”
Anak remaja itu adalah saat dimulainya harapan, berbekal kekuatan, dihias keindahan menuju sesuatu yang bernilai.
BACA JUGA: Mischka Aoki dan Devon Kei Enzo: Remaja Punya Banyak Kesempatan untuk Berkarya
Share Article
COMMENTS