Princess Syndrome ramai dibicarakan begitu kasus penganiaayan oleh MD terhadap D terjadi dan disinyalir karena pengaduan dari AG yang kini berstatus sebagai anak yang berkonflik dengan hukum. Seperti apa tanda-tanda anak yang mengalami Princess Syndrome dan bahayanya pada masa depan anak?
Kami bertanya kepada mbak Vera Itabiliana Hadiwidjojo, seorang Psikolog Anak dan Remaja mengenai Princess Syndrome yang beberapa waktu terakhir ini ramai banget menjad perbincangan netizen. Yuk simak jawabannya agar sebagai orang tua kita bisa mencegah anak kita mengalami Princess Syndrome yang dapat membahayakan hidupnya di masa depan.
Baca juga: Ajarlah Anak Perempuan Agar Berani Bersuara
Anak suka sekali menjadi pusat perhatian dan berusaha membuat dirinya selalu menjadi pusat perhatian. Di setiap kegiatan atau acara dia akan berusaha untuk selalu stand out. Menuntut lingkungan untuk mengikuti keinginannya, dan jika tidak diikuti maka dia akan merajuk bahkan mengancam. Tidak mau kalah dan tidak suka kalau ada orang lain yang lebih dari dia. Anak juga cenderung haus pujian.
Orang tua yang melakukan pola asuh permisif sehingga anak tidak memiliki aturan atau batasan. Apa yang diinginkan anak selalu dituruti dan cenderung melindungi anak dari hal-hal yang bisa membuatnya kecewa, sehingga anak tidak belajar mengalami kekecewaan. Orang tua juga cenderung menciptakan lingkungan yang serba indah sehingga anak terbiasa hidup di dalam gelembung istana yang isinya bahagia-bahagia dan indah-indah saja.
Keterampilan anak untuk berjuang dan struggle menghadapi masalah hidup yang sesungguhnya kurang terasah. Ini membuat anak mudah merasa frustasi, menjadi demanding, kurang mandiri dan selalu butuh pujian dari orang lain untuk merasa dirinya oke, keren, bagus.
Terapkan pola asuh demokratis di mana ada batasan dan anak perlu berusaha untuk meraih sesuatu. Anak juga diberi konsekuensi serta kesempatan untuk belajar dari kesalahan atau kegagalan yang dia alami.
Baca juga: Princess Syndrome di Kalangan Istri, Apa yang Bisa dilakukan?