Sorry, we couldn't find any article matching ''
4 Kesalahan Orang tua Saat Memergoki Anak Mengonsumsi Konten Pornografi
Saat anak mengonsumsi konten porno,grafi seringkali hati kita belum siap menerima. Bingung mau respon seperti apa. Namun, pastinya, ada 4 hal yang perlu dihindari orang tua saat tahu anaknya terpapar konten pornografi.
“Kamu sudah pernah lihat film atau gambar porno?” Ini adalah kalimat yang saya tanyakan ke kedua anak remaja saya, usia 14 dan 16 tahun, keduanya laki-laki. Pertanyaan yang diajukan ketika kami sedang berdua saja, tanpa ada orang lain. Juga tidak direncanakan supaya si anak nggak sibuk menyiapkan jawabannya, hahaha.
Tapi, siapkan hati sebelum menjawab, supaya kita tahu respon seperti apa yang akan kita lakukan agar tidak membuat kondisi semakin runyam. Kalau sudah siapkan hati, semoga kita sebagai orang tua bisa terhindar dari 4 kesalahan ini.
Baca juga: Ketika Anak Remaja Menunjukkan Tanda-tanda Kecanduan Pornografi
4 kesalahan yang dilakukan orang tua saat memergoki anak mengonsumsi konten pornografi
1. Marah-marah
Atau mengeluarkan kalimat-kalimat seperti ini misalnya:
“Kamu kok malu-maluin aja sih,” atau “Itu DOSA, ngerti nggak kamu, kamu mau masuk neraka?” atau “Mama benar-benar nggak nyangka kamu begitu ya nak!”
Yes, mereka memang kejeblos, mereka melakukan kesalahan. Namun jika yang kita utamakan adalah marah-marah, maka anak nggak akan berani untuk bicara jujur ke depannya. Anak PERNAH nonton atau melihat konten porno bukan berarti dia SELALU akan seperti itu. They can make a different choices next time. Dan dengan respon tepat dari kita, kemungkinannya semakin besar untuk anak berubah.
2. Menganggap konten pornografi bukan masalah
Walau kita berusaha santai memberi respon, tetap jangan menganggap apa yang dia lakukan BUKAN masalah. Itu tetap masalah dan bukan hal yang layak untuk mereka konsumsi dan anak BUTUH orang tua untuk memastikan bahwa mereka paham kesalahannya serta bahaya dari pornografi. Jangan sekadar bawa-bawa dosa dan agama. Jelaskan ke anak dari sisi kesehatan juga betapa jahatnya dampak dari pornografi.
3. Sibuk berasumsi tentang sejauh mana anak terkena konten pornografi
Baru juga dapat info anak lihat konten pornografi, langsung di kepala sibuk memikirkan hal-hal buruk terlalu jauh. Duh anakk ketagihan pornografi, aduh anakku bisa jadi pelaku pecelehan, aduh anakku bisa melakukan hubungan seks sebelum waktunya, dan seterunya. Khawatir itu wajar banget, tapi ketika mengarah ke berlebihan kita malah sulit mengambil keputusan dengan bijaksana, karena akalnya tertutup perasaan panik. Deal with the situation as it is now, not how you fear it might be!
4. Terlalu menyalahkan diri sendiri
Daripada sibuk memikirkan: Salah saya apa ya sebagai orang tua? Apakah saya sudah gagal menjadi orang tua? Apakah saya memang nggak layak punya anak? dan sejenisnya, lebih baik fokus pada keadaan saat ini dan bertanya ke diri kita serta pasangan: How can I help my child as we move forward?
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS