Catatan buat para ayah: peran ayah sepenting itu dalam pengasuhan anak; hingga bisa berdampak buruk pada tumbuh kembang anak jika ayah abai.
Dunia parenting masa kini sudah nggak seperti dulu lagi. Pengasuhan anak nggak lagi didominasi oleh para ibu. Sebaliknya, semakin banyak orang tua yang sadar betapa peran ayah dalam merawat, mengasuh dan mendidik anak itu teramat penting.
Yep, tugas ayah bukan sebatas pemenuh kebutuhan material anak, seperti membiayai sandang, pangan papan, pendidikan semata. Juga bukan sebatas pendisiplin saja. Peran ayah jauh lebih esensial untuk membentuk karakter anak menjadi pribadi yang utuh dan berkarakter positif ketika dewasa.
Fakta dari berbagai penelitian, salah satunya yang digarap oleh The Fatherhood Project, sebuah non-profit fatherhood program di Department of Psychiatry at Massachusetts General Hospital (MGH), Boston, Amerika, menyebutkan bahwa, ketika ayah terlibat di dalam pengasuhan, anak akan memiliki perkembangan yang baik di semua aspek, termasuk emosional, sosial, akademik, dan perilaku.
Menariknya lagi, keterlibatan ayah dalam parenting saat anak-anak masih bayi, dapat berpengaruh pada kesehatan fisik anak: misalnya berat badan jadi naik, atau frekuensi menyusui jadi meningkat. Ajaib ya?
Sejumlah fakta menyebutkan bahwa ketika ayah terlibat dalam pengasuhan, dan anak-anak merasa dekat dengan ayahnya, itu memiliki dampak yang luar biasa pada diri anak, antara lain:
Baca juga: Ketahui 4 Gaya Pengasuhan dan Dampaknya pada Karakter Anak
Kalau keterlibatan ayah bisa berdampak sangat baik bagi perkembangan anak, maka kebayang, ya, ketika ayah absen dalam pengasuhan anak, maka dampaknya berkebalikan dari fakta sebelumnya, alias bisa menjadi buruk.
Dikutip dari literatur British Psychological Society, ada ada kaitan antara perilaku ayah dan perilaku anak. Misalnya, ayah yang memiliki ciri-ciri kepribadian bermasalah, misalnya neurotisisme, gangguan kecemasan, perilaku antisosial, dan sebagainya, secara genetik berpotensi mewariskan sifat-sifat ini kepada anaknya.
Ketika anak secara alami (nature) mewarisinya dari orang tua, ditambah secara pengasuhan (nurture) melihat contoh perilaku negatif orang tuanya langsung, makan semakin besar risiko anak-anak mengalami masalah perilaku.
Namun, menurut Alia Mufida (Fida), M.Psi, Psikolog, jika sang ayah menyadari akan gangguan yang ia alami dan mau mencari bantuan dan mampu mengendalikan perilaku dan emosi di depan anak, maka bisa saja anak terhindar dari masalah perilaku yang sama dengan sang ayah ketika dewasa. Sebab, anak jadi bisa belajar cara mengatasi masalah melalui pengendalian diri yang dicontohkan oleh sang ayah.
Ada saja kondisi yang kurang ideal di mana ayah harus tinggal berjauhan dengan anak. Entah itu karena sudah berpisah dengan sang ibu, maupun tuntutan pekerjaan harus tinggal berbeda kota.
Melansir Children’s Bureau, lembaga non profit yang aktif membantu mencegah dan mengatasi masalah perilaku anak, kualitas hubungan ayah-anak jauh lebih penting ketimbang durasi waktu yang dihabiskan bersama anak.
Artinya, walau ayah berjauhan, namun tetap memelihara kualitas hubungan dengan anak dan terlibat dengan pengasuhan, maka ayah tetap bisa memberi dampak positif pada kesejahteraan sosial, emosional, perilaku dan prestasi akademik anak.
Baca juga: Father Hunger Bahkan Bisa Dialami Anak yang Masih Punya Ayah
Berbagai hasil studi dan literatur sudah membuktikan ketiadaan sang ayah dapat merusak mental dan intelektual anak-anak, baik anak laki-laki dan perempuan. Anak-anak akan kehilangan panutan, bimbingan, aturan, disiplin, yang hanya dapat diberikan oleh seorang ayah. Para psikolog, ahli dan penggiat parenting pun sepakat mengenai hal ini.
Seperti yang Mbak Fida bilang, bahwa “Ayah punya tanggung jawab untuk mengajarkan peran gender terhadap anak, mengajarkan risiko, problem solving, dan banyak hal lainnya, yang nggak bisa direplika oleh siapapun. Jadi, ketika ayah abai dalam pengasuhan anak, ada konsekuensi besar menanti pada perkembangan anak.”
So, gimana ayah, masih mau abai dengan pengasuhan anak?
Baca juga: Menikah dengan Pasangan yang Fatherless? Perhatikan 5 Hal Ini