banner-detik
PARENTING & KIDS

Jangan Nyesal! Ini yang Terjadi pada Anak Jika Ayah Abai dalam Pengasuhan Anak

author

Sisca Christina04 Nov 2022

Jangan Nyesal! Ini yang Terjadi pada Anak Jika Ayah Abai dalam Pengasuhan Anak

Catatan buat para ayah: peran ayah sepenting itu dalam pengasuhan anak; hingga bisa berdampak buruk pada tumbuh kembang anak jika ayah abai.

Dunia parenting masa kini sudah nggak seperti dulu lagi. Pengasuhan anak nggak lagi didominasi oleh para ibu. Sebaliknya, semakin banyak orang tua yang sadar betapa peran ayah dalam merawat, mengasuh dan mendidik anak itu teramat penting.

Yep, tugas ayah bukan sebatas pemenuh kebutuhan material anak, seperti membiayai sandang, pangan papan, pendidikan semata. Juga bukan sebatas pendisiplin saja. Peran ayah jauh lebih esensial untuk membentuk karakter anak menjadi pribadi yang utuh dan berkarakter positif ketika dewasa.

Ayah wajib terlibat di dalam pengasuhan anak, baik secara fisik, maupun emosi

Fakta dari berbagai penelitian, salah satunya yang digarap oleh The Fatherhood Project, sebuah non-profit fatherhood program di Department of Psychiatry at Massachusetts General Hospital (MGH), Boston, Amerika, menyebutkan bahwa, ketika ayah terlibat di dalam pengasuhan, anak akan memiliki perkembangan yang baik di semua aspek, termasuk emosional, sosial, akademik, dan perilaku.

Menariknya lagi, keterlibatan ayah dalam parenting saat anak-anak masih bayi, dapat berpengaruh pada kesehatan fisik anak: misalnya berat badan jadi naik, atau frekuensi menyusui jadi meningkat. Ajaib ya?

Memang apa dampaknya pada anak ketika ayah terlibat dalam parenting?

Sejumlah fakta menyebutkan bahwa ketika ayah terlibat dalam pengasuhan, dan anak-anak merasa dekat dengan ayahnya, itu memiliki dampak yang luar biasa pada diri anak, antara lain:

  • Anak menjadi lebih sehat secara fisik.
  • Ketika ayah terlibat dalam pola asuh otoritatif, maka secara emosional, akademik, sosial, dan perilaku, anak-anak menjadi lebih baik.
  • Anak-anak lebih besar kemungkinannya untuk berhasil dan mendapatkan pekerjaan yang stabil ketika dewasa, dan lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami kelahiran remaja, melakukan tindak kriminal dan mengalami berbagai gejala depresi.
  • Anak-anak cenderung tidak berulah di sekolah atau terlibat dalam perilaku berisiko di masa remaja.
  • Tingkat sosialisasi, kepercayaan diri, dan pengendalian diri mereka jadi lebih tinggi.
  • Secara akademis, anak-anak lebih mungkin untuk berprestasi di sekolah
  • Keterlibatan ayah juga bisa mengurangi frekuensi masalah perilaku pada anak laki-laki. Dampaknya, kerugian ekonomi dalam keluarga juga bisa berkurang.

Baca juga: Ketahui 4 Gaya Pengasuhan dan Dampaknya pada Karakter Anak

Lalu, apa yang terjadi jika ayah abai atau absen dari pengasuhan anak?

Kalau keterlibatan ayah bisa berdampak sangat baik bagi perkembangan anak, maka kebayang, ya, ketika ayah absen dalam pengasuhan anak, maka dampaknya berkebalikan dari fakta sebelumnya, alias bisa menjadi buruk.

  • Konsep diri anak-anak menjadi berkurang, anak-anak tidak memiliki keamanan fisik dan emosional yang seharusnya.
  • Mengalami kesulitan dalam kehidupan sosial, termasuk dalam pertemanan dan persahabatan.
  • Anak-anak berisiko mengalami masalah perilaku.
  • Prestasi akademik buruk, melanggar aturan di sekolah, membolos, hingga dikeluarkan dari sekolah.
  • Karena prestasi yang buruk, akhirnya sulit mencapai kualifikasi akademik untuk perguruan tinggi, dan pada akhirnya lebih sulit mendapat pekerjaan layak dan stabil saat dewasa.
  • Lebih tinggi risikonya untuk terlibat pelanggaran, kenakalan dan kejahatan remaja.
  • Terlibat pergaulan bebas dan berisiko mengalami kehamilan remaja.
  • Penyalahgunaan narkoba dan alkohol di masa remaja dan dewasa.
  • Memiliki masalah hubungan dengan pasangan ketika dewasa.

Bagaimana jika sang ayah punya masalah perilaku?

Dikutip dari literatur British Psychological Society, ada ada kaitan antara perilaku ayah dan perilaku anak. Misalnya, ayah yang memiliki ciri-ciri kepribadian bermasalah, misalnya neurotisisme, gangguan kecemasan, perilaku antisosial, dan sebagainya, secara genetik berpotensi mewariskan sifat-sifat ini kepada anaknya.

Ketika anak secara alami (nature) mewarisinya dari orang tua, ditambah secara pengasuhan (nurture) melihat contoh perilaku negatif orang tuanya langsung, makan semakin besar risiko anak-anak mengalami masalah perilaku.

Namun, menurut Alia Mufida (Fida), M.Psi, Psikolog, jika sang ayah menyadari akan gangguan yang ia alami dan mau mencari bantuan dan mampu mengendalikan perilaku dan emosi di depan anak, maka bisa saja anak terhindar dari masalah perilaku yang sama dengan sang ayah ketika dewasa. Sebab, anak jadi bisa belajar cara mengatasi masalah melalui pengendalian diri yang dicontohkan oleh sang ayah.

Bagaimana jika sang ayah tidak tinggal serumah dengan anak?

Ada saja kondisi yang kurang ideal di mana ayah harus tinggal berjauhan dengan anak. Entah itu karena sudah berpisah dengan sang ibu, maupun tuntutan pekerjaan harus tinggal berbeda kota.

Melansir Children’s Bureau, lembaga non profit yang aktif membantu mencegah dan mengatasi masalah perilaku anak, kualitas hubungan ayah-anak jauh lebih penting ketimbang durasi waktu yang dihabiskan bersama anak.

Artinya, walau ayah berjauhan, namun tetap memelihara kualitas hubungan dengan anak dan terlibat dengan pengasuhan, maka ayah tetap bisa memberi dampak positif pada kesejahteraan sosial, emosional, perilaku dan prestasi akademik anak.

Baca juga: Father Hunger Bahkan Bisa Dialami Anak yang Masih Punya Ayah

Jadi fix, peran ayah nggak bisa ditawar, perilaku ayah turut menentukan perkembangan anak

Berbagai hasil studi dan literatur sudah membuktikan ketiadaan sang ayah dapat merusak mental dan intelektual anak-anak, baik anak laki-laki dan perempuan. Anak-anak akan kehilangan panutan, bimbingan, aturan, disiplin, yang hanya dapat diberikan oleh seorang ayah. Para psikolog, ahli dan penggiat parenting pun sepakat mengenai hal ini.

Seperti yang Mbak Fida bilang, bahwa “Ayah punya tanggung jawab untuk mengajarkan peran gender terhadap anak, mengajarkan risiko, problem solving, dan banyak hal lainnya, yang nggak bisa direplika oleh siapapun. Jadi, ketika ayah abai dalam pengasuhan anak, ada konsekuensi besar menanti pada perkembangan anak.”

So, gimana ayah, masih mau abai dengan pengasuhan anak?

Baca juga: Menikah dengan Pasangan yang Fatherless? Perhatikan 5 Hal Ini

Share Article

author

Sisca Christina

Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan