9 Beda Orgasme Antara Pria dan Wanita

Sex & Relationship

Fannya Gita Alamanda・30 Aug 2022

detail-thumb

Beda orgasme antara pria dan wanita ternyata ada banyak, lho! Tak hanya mengenai durasi namun juga kuantitas, ejakulasi hingga reaksi otak. 

Mengetahui sembilan fakta perbedaan orgasme antara pria dan wanita ini akan membantu Anda punya wawasan tentang apa yang dialami pasangan di tempat tidur, dan mungkin membantu Anda lebih memahami tubuh sendiri.

Baca juga: Suami Ingin Menunda Ejakulasi? Lakukan Hal Ini!

Ini dia 9 beda orgasme antara pria dan wanita

Lebih dari 1 ronde

Respons seksual kita adalah proses kompleks yang terjadi dalam empat tahap: bahagia, plateu (menuju orgasme), orgasme, dan pasca-orgasme. Selama tahap pasca-orgasme, ada yang disebut sebagai “periode refrakter”, di mana orgasme lain secara fisik sulit terjadi. Sebagian besar penelitian tentang periode refraktori ini berpusat pada pria. Berbeda dengan wanita yang masih mungkin untuk mencapai orgasme lebih dari 1 kali dalam waktu berdekatan, tanpa periode refraktori. Tapi ini tidak dialami oleh semua wanita ya, karena ada pula wanita yang mengalami periode refrakter. “Dalam kasus ini, klitoris menjadi terlalu sensitif untuk melanjutkan aktivitas seksual,” jelas Marshall.

Ada juga periode refraktori psikologis, di mana seorang wanita mungkin tak berminat untuk orgasme lagi meskipun kondisi tubuh dan vaginanya sangat memungkinkan untuk melakukan aktivitas seksual kembali. Periode refraktori dapat berlangsung beberapa menit, berjam-jam, atau bahkan berhari-hari.

Durasi

Penelitian memperlihatkan orgasme pada wanita dapat berlangsung selama 20 detik atau bahkan lebih lama, sementara ejakulasi penis berlangsung dari 3 hingga 10 detik.

Tujuan biologis

Dari sudut pandang anatomi, mudah untuk memahami orgasme penis: orgasme membantu cairan berisi sperma mencapai rahim dan membuahi sel telur. Manusia mengandalkan ejakulasi untuk memiliki keturunan. Lalu pada wanita? Tidak ada cukup bukti kuat untuk mengatakan bahwa orgasme vagina atau klitoris memiliki tujuan biologis. Namun, Marshall beropini bahwa berdasarkan penelitian, orgasme terjadi untuk mendorong wanita bercinta lebih sering (orgasme menghilangkan stres dan merekatkan ikatan emosional) sehingga meningkatkan keberhasilan reproduksi.

Reaksi otak

Para peneliti dari University of Groningen di Belanda mempelajari respon otak pria versus wanita selama foreplay dan berhubungan seks. Hasil temuannya adalah selama berlangsungnya rangsangan genital terjadi aktivitas pada area-area yang berbeda di otak (semua orang), tetapi pada saat orgasme, semua menunjukkan adanya satu aktivasi di area otak kecil – bagian bawah otak yang bertanggung jawab untuk kontrol motorik.

Ejakulasi

Sementara klimaks untuk pria termasuk ejakulasi cairan mani, hal yang sama belum tentu berlaku bagi wanita. Sebuah laporan penelitian yang ditulis di Journal of Sexual Medicine mengungkapkan tentang ejakulasi pada wanita dan menemukan bahwa hanya sekitar 10-55% yang mengeluarkan cairan (squirting ).

Baca juga: Penyebab Penis Tidak Bisa Ereksi

Yang dialami

Terlepas dari beberapa perbedaan fisik antara pria dan wanita, orgasme terasa hampir sama. Selama orgasme, sfingter anus pada tubuh pria, kelenjar prostat, dan penis berkontraksi, menghasilkan sensasi kenikmatan yang intens; untuk wanita, kontraksi otot vagina, rahim, dan panggul menghasilkan hal yang serupa. Saat orgasme, otak setiap orang juga melepaskan “hormon kesenangan” atau oksitosin.

Berbagi kesenangan

Seks menghasilkan sensasi yang sama pada setiap orang. Profesor psikologi Salt Lake City Alan Fogel, Ph.D., menjelaskan bahwa secara neurologis manusia terkoneksi untuk mengamati, berempati, dan bereaksi terhadap emosi manusia lain. Anda tahu kan bagaimana Anda dan teman Anda menitikkan air mata haru saat nonton Monica Geller berlutut melamar kekasihnya, Chandler Bing? Konsepnya sama dengan seks.

Melihat pasangan Anda menggeliat merasakan nikmat, mengisyaratkan tubuh Anda untuk melakukan hal yang sama. “Momen-momen yang intens secara emosional meningkatkan kepekaan seluruh indra tubuh Anda dan pasangan Anda,” jelas Fogel.

Kesenjangan orgasme

Para peneliti dari Chapman University di California meneliti sebagian besar orang dewasa yang aktif secara seksual dan menemukan bahwa 95% pria heteroseksual mengaku hampir selalu mencapai klimaks saat berhubungan seks, sementara hanya 65% wanita heteroseksual yang mengklaim hampir selalu mencapai klimaks saat berhubungan seks.

Asal muasal terjadinya kesenjangan orgasme

Wanita lebih mungkin untuk mencapai klimaks jika ada foreplay. Artinya, vagina tidak selalu menjadi aktris utama yang membantu wanita mencapai orgasme. “Organ homolog adalah klitoris bukan vagina, dan rangsangan terhadap klitoris selama hubungan seksual bisa sangat menyebar sehingga menghasilkan orgasme,” kata Carol Queen, Ph.D., pendidik seks dan staf seksolog di Good Vibrations.

Bahkan, sebuah laporan tahun 2014 yang diterbitkan di jurnal Clinical Anatomy menjelaskan bahwa orgasme hanya bisa dicapai jika klitoris dirangsang di beberapa titik. Organ mungil ini memiliki ribuan ujung saraf yang sensitif, menghasilkan sensasi gairah saat mendapatkan rangsangan yang berujung pada klimaks yang intens.

Intinya, Queen menjelaskan bahwa untuk wanita bisa mencapai klimaks dengan lebih mudah, perlu ada gairah seks, waktu foreplay yang cukup dan caranya tepat (jangan abaikan klitoris), serta mencoba-coba posisi seks baru.

Sumber artikel dari sini