banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

Seni Putus Cinta Lewat Media Sosial

author

Ficky Yusrini22 Aug 2022

Seni Putus Cinta Lewat Media Sosial

Berbagi kebahagiaan lewat media sosial sudah jamak dilakukan. Lantas bagaimana jika hidup kita sedang babak belur, melewati konflik dan perpisahan, perlukah kita share? Sedikit sudut pandang tentang putus cinta lewat media sosial.

Apabila artis menikah, medsosnya pasti heboh luar biasa, bertabur foto-foto indah. Pernikahan Syahrini, misalnya. Atau yang belum lama berlalu, Maudy Ayunda, lalu Eva Celia. Sebaliknya, apabila terjadi perceraian atau putus hubungan asmara, juga sering kita temukan di medsos. Namun, berbeda dengan kabar gembira, pisahnya hubungan biasanya diberitakan dengan penuh kode tersembunyi. Pemirsa harus berpikir keras memecahkan kode tersebut dan sibuk menduga-duga. Misalnya, tiba-tiba foto couple yang berdua tahu-tahu menghilang dari timeline medsos. Muncul story berisi kepingan-kepingan kata-kata yang menyindir. Posting kata-kata dan lagu galau. Ada juga yang mendadak unfollow dan saling blokir dengan sang mantan.

Namun, beberapa seleb terkenal secara terbuka dan terang-terangan memanfaatkan medsos untuk mengumumkan perpisahan mereka. Yaa, daripada mengundang wartawan dengan menyewa hotel buat konferensi pers, kenapa tidak sekalian saja preskon di medsos. Contohnya, perpisahan Gwyneth Paltrow dan Chris Martin. Hal yang sama juga dilakukan oleh Awkarin.

Beberapa waktu lalu, pebisnis merek MS Glow, Shandy Purnamasari membagikan kabar perpisahannya dengan sang suami via Instagram. Akan tetapi,selang beberapa waktu, postingan tersebut dihapus. Sayangnya, netizen sudah keburu tahu ada gonjang-ganjing dalam rumah tangga mereka. Sebetulnya, perlu nggak, sih memposting perpisahan agar seluruh dunia tahu posisi kita dengan pasangan, seandainya kita sudah tidak bersama dia lagi?

Baca juga: Pelajaran Berharga dari Perceraian Johnny Depp dan Amber Heard

Jika ingin putus cinta lewat media sosial, pertimbangkan sekian hal ini dulu

Pahami Tujuannya

Terkadang pengumuman itu diperlukan. Misalnya, untuk menghindari gosip-gosip miring tak bertanggung jawab dan keliaran asumsi, maka pengumuman resmi menjadi berfaedah. Bukan malah sebaliknya, pengumuman malah menambah dan memperpanjang drama, dengan bumbu-bumbu sensasi, sehingga orang semakin penasaran. Salah-salah, Anda bisa dikira caper dan cari sensasi. Atau, ya, karena ada niatan dibukukan, siapa tahu bisa viral, lalu tayang di bioskop atau layar Youtube, seperti sinetron ‘Layangan Putus’. Tidak semua hal perlu diketahui publik. Toh, teman dekat dan keluarga kita pasti akan tahu dengan sendirinya tanpa kita woro-woro.

Hindari Posting Saat Emosi

Saat lagi panas-panasnya hati, jagalah jempol untuk tidak menyentuh layar gadget dan menulis apa pun. Selesaikan masalah cukup berdua saja. One on one. Selama apa pun waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan gejolak itu. Dalam keadaan emosi, kita rentan mengalami amygdala hijack, respons tiba-tiba di luar kesadaran yang dipicu oleh dorongan emosional yang kuat. Kita jadi tidak bisa berpikir panjang dan rentan melakukan hal-hal yang di kemudian hari bisa kita sesali. Ditambah lagi, jika kita salah berucap sedikit saja, media sosial bukannya menyelesaikan masalah, melainkan justru mengamplifikasi masalah menjadi jauh lebih besar dari duduk persoalan aslinya.

Jangan memberikan terlalu banyak detail

Saat mengumumkan perpisahan, ada baiknya belajar dari selebritas A-list yang biasanya ditangani oleh para konsultan ngetop: Buat statement singkat, padat, diplomatis. Tidak perlu membocorkan detail pribadi tentang hubungan Anda.

Hindari berantem digital

Jika perpisahan tidak baik-baik, hindari menjelek-jelekkan pasangan dan mengibarkan peperangan di medsos. Berdebat di medsos hanya akan menguras energi dan memperpanjang drama hingga berseri-seri. Pikirkan tentang reputasi Anda dan life after breakup. Akan ada jejak digital yang tidak bisa hilang, walau waktu sudah lama lewat. Semua orang akan mengingat drama perpisahan Anda. Lebih baik fokus pada pekerjaan dan hal-hal yang lebih produktif. Dengan kata lain: move on!

Share Article

author

Ficky Yusrini

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan