banner-detik
PARENTING & KIDS

Agar Tak Salah Kaprah, Ini Cara Menanamkan Makna "Baju Lebaran" Kepada Anak

author

Katharina Menge03 May 2022

Agar Tak Salah Kaprah, Ini Cara Menanamkan Makna "Baju Lebaran" Kepada Anak

Baju Lebaran seringkali diidentikkan dengan baju baru. Anak pun kemudian merengek untuk membelinya. Padahal, ada makna berbeda di baliknya yang harus ditanamkan pada anak.

Tidak membeli baju baru saat merayakan hari Raya Idulfitri rasanya seperti kurang lengkap, bagai sayur tanpa garam. Siapa yang setuju? Karena kebiasaan itu sudah mendarah daging di tengah masyrakat Indonesia, kebiasaan membeli baju baru pun tidak bisa dihindari dan tanpa sadar ditanamkan sejak dini pada anak.

Kalau Anda ada rezeki lebih tak masalah. Bagaimana jika kondisi keuangan sedang sulit atau ternyata koleksi pakaian masih banyak yang layak pakai? Memang tidak ada yang salah dengan membeli baju baru saat Lebaran. Namun jangan sampai anak-anak jadi salah kaprah memaknai hal tersebut.

BACA JUGA: Deretan Gaya Selebriti Indonesia Rayakan Lebaran 2022 Bersama Keluarga

Baju Lebaran Tak Selalu Baru

Anda tahu, kan, kalau baju lebaran itu tidak harus selalu baru? Menurut Ustazah Lailatis Syarifah, Lc., M.Ag., anggota Majelis Pembinaan Kader PP Aisyiyah, saat Lebaran itu hal yang terpenting adalah kita mengenakan pakaian yang bersih atau yang paling bagus ketika menjalani salat Idul Fitri.

“Ini memang sudah kebiasaan dari dulu. Apalagi kalau teman-teman sebaya anak pakai baju baru saat Lebaran dan dia akan sedih kalau tidak memakainya,” jelas Ustazah Lailatis. Sejak dini penting bagi orang tua untuk menjelaskan kalau yang terpenting saat Lebaran adalah mengenakan pakaian yang paling bagus, dan tidak harus beli baru.

Jika ditanamkan sejak dini, anak bisa belajar memaknai hal tersebut dengan benar dan tidak salah kaprah. Bagaimana cara memulainya? Caranya adalah dengan menanamkan kebiasaan itu di dalam keluarga Anda.

Bila Anda tidak menjadikan kegiatan beli baju baru sebagai tradisi wajib saat menjelang hari raya, tentu anak akan belajar bahwa baju baru bukan menjadi suatu keharusan. Sebaliknya, bila kita menjadikannya suatu tradisi tahunan, anak bisa menganggap penting hal tersebut dan akan terus meminta hal yang sama setiap tahunnya.

“Kalau setiap Hari Raya orang tua selalu semangat beli baju baru, ya, mungkin agak sulit menjelaskannya ke anak,” tambah Ustazah Lailatis. Dalam memaknai baju Lebaran, Anda perlu menggunakan konsep orang tua sebagai role model. Artinya, Anda harus memberikan contoh bahwa baju baru di hari Lebaran bukanlah suatu keharusan.

Sumber artikel di sini!

BACA JUGA: Jangan Gengsi, Ini 8 Manfaat Orang tua Minta Maaf pada Anak

Cover: Freepik

Share Article

author

Katharina Menge

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan