banner-detik
PARENTING & KIDS

Jarang Disadari, Ini 7 Tanda Anda adalah Orang Tua yang Suka Membully Anak Sendiri

author

Katharina Menge04 Apr 2022

Jarang Disadari, Ini 7 Tanda Anda adalah Orang Tua yang Suka Membully Anak Sendiri

Orang tua bully anak adalah hal yang mungkin terjadi di rumah dan hal itu bisa menimbulkan efek buruk pada tumbuh kembang mereka. 

Bullying atau perundungan adalah hal yang sering terjadi pada anak, mulai dari sekolah, lingkungan bermain, hingga secara online. Sayangnya, anak-anak juga sering mendapatkan perilaku bullying dari sosok yang paling dekat dengan mereka, yaitu orang tua.

Bullying oleh orang tua kerap hadir dalam bentuk verbal yang diberikan seringkali secara tidak sadar. “Orang tua mungkin mengira mereka bercanda dengan anaknya, tetapi niat tidak selalu berkorelasi dengan dampak,” ungkap Dr. Sophie Pierce, psikolog Anak dan Remaja, dikutip dari Fatherly.

Rumah seharusnya menjadi salah satu tempat teraman di dunia bagi seorang anak. Jika mereka dibully di rumah bahkan oleh orang tua sendiri, kemana lagi mereka bisa pergi? Anak-anak yang menjadi korban bullying orang tuanya sendiri akan menghadapi efek buruk. Efek tersebut bisa menimbulkan trauma jika tidak ditangani dengan baik. Contohnya saat anak tumbuh dewasa, mereka mungkin menghadapi beberapa masalah, seperti rendah diri dan punya masalah dengan kepercayaan diri.

BACA JUGA: 6 Jenis Bullying yang Harus Diketahui Orang Tua

Tanda Anda Orang Tua yang Suka Bully Anak Sendiri

Yuk, kenali tanda orang tua bully anak sendiri yang mungkin sering Anda lakukan secara sadar dan tidak sadar.

1. Mengatakan, “Jangan tersinggung, ya, tapi…”

Kalimat ini sering digunakan orang tua untuk memberikan kritik pada anaknya. Di awal orang tua meminta anak agar tidak tersinggung karena apa yang diucapkan pasti akan menyinggung anak. “Ketika Anda menggunakan pernyataan ini pada anak-anak, Anda mengomunikasikan kesadaran bahwa Anda membuat komentar yang menyakitkan,” jelas Sophie.

2. Membenarkan ejekan orang tentang anak

Ketika anak bercerita kalau dirinya dianggap aneh atau menyebalkan, reaksi Anda malah membenarkan hal tersebut dan meminta anak berubah agar disukai teman-temannya. Tahukah Anda kalau itu adalah perilaku bullying? Padahal dengan mencintai dan menerima anak-anak apa adanya bisa menumbuhkan kepercayaan diri, kemandirian, dan keberanian mereka untuk mencoba hal-hal baru atau sulit tanpa takut ditolak.

Namun memberi tahu anak bahwa mereka menyebalkan atau aneh, seperti kata teman-temannya, mungkin membuat mereka berpikir dua kali untuk menjadi diri mereka yang sebenarnya.

3. Memanggil dengan nama ledekan

Memberi anak nama panggilan, seperti “Ndut,” “Jenong,” dan lainnya, yang merupakan ledekan menurut Sophie adalah hal yang berbahaya. “Meskipun orang tua menggunakan nama panggilan untuk bercanda, anak-anak mungkin tidak memiliki pemahaman perkembangan untuk membedakan antara lelucon dan kritik. Karena kurangnya pemahaman ini, anak-anak bisa menganggap pernyataan tersebut menyindirnya secara pribadi,” jelas Sophie.

BACA JUGA: Ketika Guru Menjadi Pelaku Bully

4. Meledek penampilannya

Meledek fisik dan penampilan sering dilakukan anak-anak ke lingkungannya karena itu adalah hal pertama yang terlihat oleh mata. Mungkin anak juga pernah mengalami ledekan tersebut dari teman-temannya di sekolah. Sayangnya, anak-anak tidak selalu bisa membedakan antara lelucon dan kritik, jadi orang tua bisa mempertimbangkan untuk berhati-hati dalam menggunakan ejekan atau sarkasme dalam hal ciri fisik. Takutnya itu malah mengingatkan anak dengan perlakukan teman-teman yang membuatnya sakit hati.

5. Mengancam anak

Berdalih ingin mengajarkan negosiasi pada anak, orang tua seringkali tanpa sadar menyelipkan ancaman di dalamnya dan itu mengarah pada perilaku bullying anak. Orang tua fokus supaya anak melakukan sesuai mereka sehingga menerapkan pola negosiasi yang merugikan anak dan penuh kritik pada pendapatnya. Padahal Anda perlu menghormati keputusan dan preferensi anak. Kalau dibiasakan anak bisa jadi kurang percaya diri.

6. Melukai fisik

Tahukan Anda kalau mencubit, memukul, berteriak, atau tidak memberi makan pada anak ketika mereka melakukan kesalahan adalah tindak bullying? Metode didik seperti ini tidak bisa dipungkiri masih sering terjadi. Padahal kesalahan yang dilakukan anak termasuk kecil dan bisa diselesaikan dengan baik. Kalau Anda marah, jauhkan diri dulu dari anak dan tenangkan diri.

7. Memaksa anak

Memaksa anak makan sampai melakukan hal-hal yang tidak disukainya hanya untuk memenuhi keinginan serta kewajiban Anda termasuk bentuk bullying anak juga. Meski anak sudah berulang kali menolak dan mengatakan tidak, tetapi Anda mengabaikan hal tersebut. Mungkin kesalahan bukan pada anak, tetapi diri Anda. Namun karena ingin cepat mencapai tujuan, Anda tanpa sadar melakukan segala hal yang merundung anak dan berpotensi menyebabkan trauma padanya.

BACA JUGA: Mari Terbuka Tentang Bullying Pada Anak

Cover: Pexels

Share Article

author

Katharina Menge

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan