Seks setelah menopause ternyata tetap bisa lho merasakan orgasme. Catat cara-caranya
Menopause terjadi ketika Anda tidak mengalami menstruasi selama 1 tahun. Tahun-tahun transisi sebelum itu, sering ditandai dengan berbagai gejala seperti masalah tidur, hot flashes, dan menstruasi yang tidak teratur, atau dikenal sebagai perimenopause.
Hal lain yang bikin banyak wanita semakin was-was menghadapi menopause adalah karena ini katanya memengaruhi cara mereka merasakan seks dan hasrat seksual (menurunnya gairah seks adalah gejala umum perimenopause). Padahal seks yang rutin dan sehat baik lho untuk kesehatan fisik dan keintiman emosional.
Jadi, informasi bawha Anda tidak akan bisa orgasme setelah menopause, itu sepenuhnya salah. Orgasme dan seks yang hebat masih sangat mungkin dialami.
Siap sedia dengan lubrikan
Sangat umum ketika seorang perempuan mengalami kekeringan pada vagina selama dan setelah transisi menopause. Saat kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh menurun, vagina akan menghasilkan lebih sedikit cairan pelumas, bahkan saat sedang bergairah. Berkurangnya cairan pelumas alami ini dapat membuat penetrasi penis terasa tidak nyaman, hingga terasa menyakitkan. Saatnya Anda menambah koleksi sobat kental di kamar.
Pilih pelumas yang cocok dan tidak menimbulkan iritasi atau alergi di kulit. Selain dapat memperlancar penis beraksi, pelumas juga dapat bantu mengurangi gesekan saat kalian melakukan hubungan seks dengan stimulasi langsung pada klitoris.
Baca juga: Rekomendasi Lubrikan Terbaik Untuk Teman Bercinta
Lakukan rangsangan secara langsung
Selama transisi menopause, aliran darah ke vagina dan klitoris berkurang. Jika biasanya Anda membutuhkan rangsangan klitoris untuk orgasme, nah, penurunan sensitivitas yang dihasilkan bisa membuat orgasme lebih sulit dicapai. Tapi, lebih sulit bukan berarti tidak mungkin. Coba lakukan pendekatan baru.
Mulailah dengan saling menyentuh, menggosok, atau membelai kulit di area-area sensitif seperti paha, perut, leher, dan payudara. Pelumas, seperti yang kami sebutkan di atas, bermanfaat untuk membuat perbedaan karena ia meminimalkan gesekan sehingga meningkatkan kesenangan Anda.
Luangkan waktu untuk saling cium dan raba
Perubahan hormon juga bisa berarti Anda butuh waktu lebih lama untuk terangsang atau punya mood untuk berhubungan seks. Coba deh, luangkan lebih banyak waktu untuk saling cium, bercumbu, dan meraba. Agak berlama-lama melakukan permainan erotis dan keintiman non-fisik tidak hanya akan meningkatkan gairah tapi juga membantu kalian merasa lebih terhubung. Lakukan ini:
• bergantian memberikan pijatan-pijatan sensual
• mandi berdua (berendam atau di bawah shower). Awali dengan saling menyabuni
• ngomong ‘jorok’. Inget nggak masa-masa pengantin baru saat benak Anda berdua penuh dengan ide-ide nakal (dan cabul)? Saat masih malu-malu ngomongin seks dan teman-temannya. Ulang kembali masa-masa itu.
Usahakan jaga suhu ruangan tetap sejuk
Nyalakan pendingin ruangan atau letakkan kipas angin di pojok kamar. Anda juga bisa menyiapkan gelas dan botol berisi air dingin untuk menjaga agar tetap terhidrasi sepanjang hari. Jika tubuh terhidrasi, Anda akan tetap tenang dan nggak mudah gelisah, apalagi saat keadaan ‘memanas’ antara kalian berdua.
Bisa juga lho memanfaatkan butiran es batu untuk meramaikan suasana. Sensasi pendinginan di sepanjang tubuh dapat meningkatkan gairah bagi sebagian orang.
Baca juga: 8 Panduan Seks Setelah Menopause
Photo by Gaelle Marcel on Unsplash