Resmi menikah, Putri Tanjung dan Guinandra Jatikusumo gunakan upacara adat Jawa, yaitu Panggih. Simak makna dari masing-masing rangkaian upacaranya.
Putri Indahsari Tanjung resmi menikah dengan kekasihnya, Guinandra Jatikusumo pada Minggu (20/3). Prosesi pernikahan putri dari Chairul Tanjung ini digelar di kediamannya di daerah Menteng, Jakarta Pusat.
Meski diadakan di rumah, mulai dari siraman hingga akad nikah digelar dengan mewah. Seluruh ruangan dihiasi dengan bunga bernuansa putih, gading, merah, dan merah muda, selaras dengan busana yang dikenakan kedua pengantin.
Acara pernikahan putri konglomerat sekaligus CEO Transmedia Digital Lifestyle ini turut dihadiri beberapa tamu terhormat, antara lain Presiden Joko Widodo dan istrinya Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, serta Wakil Presiden RI ke-11 Boediono.
BACA JUGA: Putri Tanjung, “Jadi Pengusaha, Harus Menghargai Proses, Menikmati Masa-masa Jatuh Bangun”
Presiden Jokowi dan SBY yang hadir juga sekaligus menjadi saksi pernikahan Putri dan Guinandra. Dengan Chairul Tanjung, Chairman CT Corp, yang bertindak sebagai wali nikah dan H. Thowilan, penghulu yang juga merupakan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Menteng.
Turut hadir pula Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Selain itu, ada Jaksa Agung Burhanuddin, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mantan Menteri Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia Abdul Latief, mantan Kepala Badan Intelijen Negara A.M Hendropriyono, mantan Gubernur Jakarta Sutiyoso, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan Ketua PAN Zulkifili Hasan.
Pernikahan Putri dan Andra, panggilan akrab dari Guinandra, dilangsungkan dengan menggunakan adat Jawa Solo dengan upacara adat panggih.
Foto: Instagram Bubah Alfian
Panggih dalam bahasa Jawa artinya bertemu. Upacara panggih merupakan salah satu prosesi pernikahan adat Jawa yang dilaksanakan setelah akad nikah. Makna dari upacara panggih ini adalah agar kedua mempelai yang baru menikah dapat menjalani kehidupan rumah tangga dengan bahagia disertai restu dari orangtua dan sanak keluarga.
Berikut urutan pelaksanaan upacara panggih.
Setelah akad, prosesi upacara adat dibuka dengan penyerahan pisang Sanggan. Sanggan diberikan oleh orangtua mempelai pria kepada orangtua mempelai wanita sebagai bentuk tebusan untuk putri mereka.
Sanggan terdiri dari dua sisir pisang raja matang di pohon, sirih ayu, kembang telon yang berisi buna mawar, melati, kenanga, dan benang lawe.
Kembar mayang tersusun dari anyaman janur, bunga, dan buah yang dibentuk sedemikian rupa agar terlihat indah. Kembar mayang menyimbolkan cita-cita, harapan, dan kemauan untuk bersama-sama menciptakan kebahagiaan dan keselamatan.
Balangan artinya melempar, sementara gantal adalah daun sirih yang diisi dengan bunga pinang, kapur sirih, tembakau, dan gambir yang diikat dengan menggunakan benang lawe. Upacara ini dilakukan dengan kedua mempelai berhadap-hadapan dengan jarak sekitar dua meter. Kemudian, mempelai pria melemparkan gantal ke dahi, dada, dan lutut mempelai wanita. Mempelai wanita juga membalas dengan melempar gantal ke dada dan lutut mempelai pria. Maksud dari prosesi ini adalah untuk saling melemparkan kasih sayang.
Ranupada berasal dari dua kata, yaitu ranu yang berarti air dan pada yang berarti kaki. Perlengkapan yang digunakan untuk Ranupada terdiri dari gayung, bokor, baki, bunga sritaman, dan telur ayam. Prosesi dilakukan dengan Pemaes mengambil telur ayam yang disentuhkan di dahi mempelai pria, kemudian disentuhkan juga ke dahi mempelai wanita.
Setelah itu, telur ayam dipecahkan di kaki mempelai pria dan akan dibasuh dengan air bersih oleh mempelai wanita. Prosesi ini melambangkan bentuk bakti istri kepada suami agar rumah tangga bahagia dan harmonis.
Foto: Instagram Putri Tanjung
Sindur Binayang atau Selimut Sindur dilakukan dengan orangtua mempelai wanita menyelimuti kedua mempelai dengan kain sindur. Kemudian orangtua dari mempelai wanita pelan-pelan berjalan bersama menuju kursi pelaminan.
Setelah sampai di pelaminan, ayah mempelai wanita memangku kedua mempelai di pelaminan dan disaksikan dari samping oleh ibu mempelai wanita.
Dilanjutkan dengan prosesi tanem jero, di mana kedua mempelai berdiri di depan kursi mempelai . Kemudian ayah mempelai wanita akan mendudukkan kedua mempelai ke kursi pelaminan sambil memegang dan menepuk-nepuk bahu keduanya dengan disaksikan oleh ibu mempelai wanita. Prosesi ini memiliki makna kedua mempelai telah “ditanam” bersama agar menjadi pasangan yang mandiri.
Prosesi ini melambangkan suami yang berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan nafkah kepada istri. Kacar kucur terdiri dari keba atau kantong tikar anyaman yang berisi beras kuning, kacang, kedelai, uang logam, dan kembang telon seperti bunga melati, bunga mawar, dan bunga kenangan.
Dahar Klimah adalah prosesi pernikahan di mana kedua mempelai saling menyuapi satu sama lain. Makanan yang disajikan terdiri dari nasi kuning yang piringnya dipegang oleh mempelai wanita. Setelah itu, mempelai pria memberikan segelas air putih kepada mempelai pria. Prosesi menyimbolkan kerukunan suami istri akan mendatangkan kebahagiaan dalam rumah tangga.
Prosesi dilanjutkan dengan upacara ngunjuk rujak atau minum rujak degan yang dilakukan kedua mempelai dan orangtua mempelai wanita. Minuman ini terbuat dari serutan kelapa muda yang dicampur gula merah, sehingga rasanya segar dan manis. Prosesi ini bermakna kebersamaan dan kerukunan.
Orangtua mempelai pria tidak diperkenankan hadir di pelaminan selama prosesi panggih sampai ngunjuk rujak degan selesai. Maka dari itu, inilah saatnya untuk mapag besan atau menjemput besan ke pelaminan.
Foto: Instagram Putri Tanjung
Pada prosesi ini, kedua mempelai bersembah sujud di pangkuan kedua orangtua untuk memohon doa restu dan memohon maaf atas segala kesalahan dan minta didoakan agar menjadi keluarga yang bahagia. Sungkeman dilakukan sebagai bentuk berbakti dan patuh dari kedua mempelai terhadap kedua orangtua.
Tumplak berarti menuang, punjen berarti hasil usaha dan jerih payah yang dikumpulkan orangtua. Makna prosesi tumplak punjen adalah sebagai tanda telah selesainya kewajiban orangtua terhadap anak-anaknya. Prosesi ini juga biasanya dilakukan orangtua mempelai wanita dengan memberikan bungkusan-bungkusan kepada anak dan menantunya. Hal ini sebagai bentuk teladan orangtua kepada anak-anaknya mengenai nilai kerelaan, hidup hemat, dan tidak suka merebut hak orang lain.
Cover image: Instagram Putri Tanjung