banner-detik
PARENTING & KIDS

Terlalu Sering Melarang Anak, Ini Efek Psikologis yang Bisa Dialami Si Kecil

author

Katharina Menge17 Mar 2022

Terlalu Sering Melarang Anak, Ini Efek Psikologis yang Bisa Dialami Si Kecil

Melarang anak melakukan hal yang berbahaya itu boleh, tetapi sering melarang anak untuk hal-hal kecil yang masih bisa ditoleransi bisa membuatnya mengalami efek psikologis berikut ini!

Ternyata melarang anak itu boleh dilakukan oleh orang tua. Hal itu diungkap oleh Saskhya Aulia Prima, Psikolog Anak dan Co-Founder TigaGenerasi. Menurutnya kebiasaan melarang sudah mulai sering dilakukan orang tua ketika anaknya berusia 9 bulan atau ketika sudah bisa merangkak.

“Karena anak di usia itu sudah berdaya dan bergerak mengambil barang sehingga orang tua juga sudah mulai sering melarang dan mengatakan ‘jangan’,” ujar Saskhya pada Mommies Daily. Saskhya mengungkap bahwa beberapa literatur mengatakan bahwa sebenarnya kata larangan seperti ‘jangan’ atau ‘no’ itu sudah bisa dipahami anak sejak usia 7 bulan.

“Di usia 7 bulan anak sudah bisa memahami ketika dilarang dengan kata ‘jangan’ atau ‘no’. Namun porsi penggunaannya harus tepat sesuai usia dan tidak boleh berlebihan. Namun, nantinya di usia 2-3 tahun hingga usia balita tekniknya penyampaiannya sudah tidak bisa sama,” ujar Saskhya.

“Banyak ibu yang mendapat informasi bahwa tidak boleh melarang anak sama sekali karena nanti bisa merusak otak mereka. Sebenarnya filosofisnya tidak seperti itu,” tambah psikolog yang sudah memiliki satu anak itu. Ketika melarang anak, orang tua harus menyertakan alasan kenapa hal itu dilarang supaya anak lebih mengerti tujuan dari larangan yang diberikan.

Namun, kembali lagi semua harus dilakukan sesuai porsi dan usia anak. Sebab dilakukan melarang anak tanpa alasan dan terlalu sering, maka hal itu akan berpengaruh pada perkembangannya.

BACA JUGA: Jangan Larang Anak Laki-laki Menangis, Ini 3 Alasannya!

Bahaya Terlalu Sering Melarang Anak

Ini dia beberapa efek yang bisa dialami si kecil ketika terlalu sering dilarang oleh orang tuanya.

1. Kemampuan eksplorasi anak berkurang

Cara belajar anak sejak kecil adalah lewat eksplorasi. Tujuannya untuk menumbuhkembangkan otaknya dengan baik dan maksimal. Jika terlalu sering melarang anak melakukan ini itu, kemampuan anak untuk belajar jadi berkurang.

2. Kurang rasa percaya diri

Eksplorasi juga merupakan jalan pertama agar anak percaya diri dengan lingkungannya. Jadi dia tidak takut untuk mencoba aneka hal. Ketika dia dilarang bereksplorasi, hal itu akan menghambat rasa percaya dirinya. Anak jadi takut mau melakukan aneka hal karena dilarang oleh orang tua.

3. Anak jadi tidak mandiri

“Masalah yang sering aku temukan dari kasus ini adalah masalah kemandirian anak,” ujar Saskhya. Kemandirian itu tidak hanya bisa melakukan segala sendiri tapi bisa memutuskan sesuatu, merencanakan sesuatu, hingga memecahkan masalah. Karena melakukan segala sesuatu harus dengan izin orang tua, anak jadi tidak mandiri dan terus bergantung pada keputusan ayah dan ibunya.

BACA JUGA: Tips Membangun Jiwa Kepemimpinan Anak Perempuan agar Tumbuh Berdaya

Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua agar Tak Sering Melarang Anak

sering melarang anak

Orang tua sudah harus mulai menormalisasi bahwa melarang anak itu perlu dan manusiawi, sebab tidak ada satu hari pun yang akan dilalui tanpa melarang anak. Namun harus dipahami bahwa ketika melarang, orang tua sudah harus tahu apa alasannya dan memastikan kalau alasan tersebut memang berguna untuk anak, bukan hanya untuk orang tua.

Lalu di usia 2 tahun ke atas bisa dibuat aturan bersama. Walau anak belum bisa membaca, Anda bisa membuat peraturan dalam bentuk visual apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. “Hindari membuat anak berjanji karena di usia itu mereka belum mampu membuat rencana dan pasti akan melanggar janjinya. Hasilnya orang tua jadi marah dan anak malah bingung,” tambah Saskhya.

Terakhir, ganti kata larangan dengan kalimat lain yang mungkin bisa membantu anak dan juga memberikan solusi. Ketika anak dilarang melempar, beri tahu apa yang seharusnya dia lakukan. Ketika mau melarang untuk hal yang serius, maka lakukan dengan konsisten dan konsekuensi yang logis.

“Misalnya kalau anak sudah tidak boleh main gadget ketika alarm sudah berbunyi, maka pastikan anak memang tidak bisa menambah waktunya. Pastikan juga orang lain di rumah, baik nenek, pengasih, hingga ayahnya, melakukan hal serupa,” jelas Saskhya. Walau pun anak menangis, jangan diberikan karena nanti anak tidak paham apakah larangannya serius atau tidak.

BACA JUGA: Tips Besarkan Anak Laki-laki Agar Tidak Mudah Insecure

Cover: Pexels

Share Article

author

Katharina Menge

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan