“Kamu jangan bikin malu, ya!” demikian perkataan orangtua kalau sudah keluar tanduknya ketika si anak berulah. Hey, mommies, daddies, tahukah kalian, kalau tingkah laku kalian juga sangat mungkin, lho, bikin anak malu. Mungkin buat orangtua hal itu lumrah, wajar, dan harus dilakukan. Tapi, bukan berarti begitu juga di mata anak. Sama saja sama kita. Berikut ini beberapa contoh tingkah laku orangtua yang di mata mommies and daddies sepele, tapi bikin anak ingin auto rembes ke bumi. Demi keutuhan keluarga (hahaha…) nama anak yang saya interview saya samarkan, ya. Iya, iya, diinterview begini saja mereka juga sudah malu untuk menyebut nama :))
“Foto handstand di mana-mana, ya, ampun. Mami, tuh, kayak nggak kenal tempat saja. Lagi jalan di mall, sekadar nongkrong di cafe, di pasar, bahkan pas liburan ke Washington kemarin. Untung di sana nggak ada yang kenal. Awas aja kalau mami sampai foto handstand di sekolah. Aku pokoknya minta keluar dari sekolah itu.”
Nadia, 16 tahun.
“Aku bakal ketawain bunda kalau bunda udah sibuk joget Tiktok, trus posting di social media bunda. Beneran, deh, aku bakal malu banget. Saking malunya, aku bakal ketawain bunda, aku bakal ceng-cengin bunda, sampai bunda malu dan hapus postingan itu, dan bersumpah nggak bakal joget Tiktok lagi seumur hidup bunda.”
Gezar, 14 tahun.
Baca juga: 6 Rekomendasi Skincare Lokal Buat Remaja
“Kadang-kadang, tuh, ada enaknya, sih, punya mama yang juga ngerti kayak gini. Bahkan kalau kita suka sama grup yang sama, nge-stannya bisa bareng. Jadi kalau aku ngestan idol, mama pengertian. Tapi yang bikin malu, tuh, kalau mama heboh sendiri sama teman-temannya ngestan degem (dedek gemes). Inget umur, please, mama. Hebohnya tolong cari ruang tertutup aja sama teman-temannya.”
Alina, 13 tahun.
“Mama harus paham kalau aku udah nggak nyaman foto-fotoku diposting seenaknya di akun social media dia. Apalagi nggak pakai izin. Buat mama mungkin lucu, atau gemesin, tapi buat aku nggak nyaman sama sekali. Apa lagi kalau mama post-nya foto aku bareng teman-teman. Lebih malu-maluin lagi. Aku takut nanti teman-temanku nggak suka dan sebel sama aku, terus jadi males main sama aku gara-gara mama suka posting-posting foto kita.”
Aaliyah, 15 tahun.
“Paling sebel kalau mama sudah kebanyakan bikin scene di area sekolah. Entah itu untuk protes atau banyak tanya sama guru, atau mengeluhkan kalau aku lama pulangnya karena ekskul belum kelar langsung sama guru di depan teman-teman. Paham, sih, mama juga capek nungguin di dalam mobil, tapi kalau capek, nggak usah jemput nggak apa-apa, kok. Aku bisa pulang sendiri.”
Bita, 17 tahun
“Kenapa, sih, kalau pas aku online school mama suka sok akrab negur-negur teman dan guruku? Aku, kan, lagi di dalam kelas, walaupun di rumah, aku lagi belajar, lho. Kalau adek (5 tahun) yang menyapa teman-teman mama pas mama online meeting, sih, mungkin dianggap gemes, ya. Tapi mama, tuh, nggak nggemesin sama sekali, deh, buat teman-temanku.”
Najwa, 11 tahun.
“Nggak di rumah, nggak lagi acara keluarga, di kafe, ngemall, liburan, bunda selaluuuu ngajakin foto bareng. Memangnya nggak cukup apa kita foto-foto yang kemarin udah kita ambil? Iya emang beda-beda tempat, tapi, kan, mukanya sama-sama aja.”
Farrell, 13 tahun
Baca juga: Seputar Frenemies dan Toxic Friendship pada Remaja yang Orangtua Perlu Tahu
Bagaimana mommies and daddies, dari beberapa list di atas ada yang mirip sama kelakuan kita? Jadi sebelum menunjuk hidung anak dia sudah bikin malu keluarga, coba, deh, ngaca dulu.Mungkin bisa jadi bahan diskusi sama anak, apakah tingkah laku orangtua dan ucapan kita sudah benar di mata mereka. Begitupun sebaliknya, tingkah laku apa yang sebaiknya anak lakukan supaya nggak ada lagi kata-kata, “Bikin malu!” keluar dari mulut kita.
Photo by Noah Buscher on Unsplash