Mengulik isu kontrasepsi dan vasektomi di kalangan masyarat, yuk simak penjelasan dari dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM) selengkapnya di sini.
Kontrasepsi kerap kali dianggap hanya sebagai tanggung jawab perempuan. Bahkan di kalangan masyarakat, banyak sekali isu keliru yang beredar mengenai alat kontrasepsi. Beberapa mitos yang keliru seperti kontrasepsi hanya dibutuhkan perempuan hingga usia 35 tahun, penggunaan alat kontrasepsi bisa pengaruhi kesuburan, bisa membuat gemuk, dan masih banyak lagi.
Belum lagi mitos mengenai vasektomi seperti seks tidak bisa bekerja dengan cara yang sama, prosedur yang menyakitkan, hingga libido menurun.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2018 menunjukkan bahwa di Indonesia, angka partisipasi perempuan dalam penggunaan kontrasepsi lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Persentase perempuan yang menggunakan kontrasepsi sebesar 96,7% sedangkan partisipasi laki-laki hanya sebesar 3,3% (BKKBN, 2019).
Padahal, dikutip dari Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dari Kementerian Kesehatan, penggunaan kontrasepsi penting dan cukup banyak manfaatnya. Mulai dari membantu merencanakan memiliki anak, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, membantu tumbuh kembang anak, hingga meningkatkan kualitas keluarga.
Untuk menjawab kekeliruan dan mitos yang beredar, Mommies Daily bersama dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM) akan ngobrol dan tanya jawab seputar kontrasepsi dan vasektomi di YouTube Channel Mommies Daily. Tonton sampai habis ya, Mommies!
BACA JUGA:
Rekomendasi Kondom Favorit para Ayah
Memilih Alat Kontrasepsi yang Tepat Sesuai Usia
Cover image: Mommies Daily