banner-detik
EDUCATION

Tips Mendukung Kesetaraan Gender di Lingkungan Sekolah yang Bisa Diterapkan Tenaga Pengajar

author

Katharina Menge03 Mar 2022

Tips Mendukung Kesetaraan Gender di Lingkungan Sekolah yang Bisa Diterapkan Tenaga Pengajar

Ajar anak mengenal kesetaraan gender di lingkungan sekolah memang harus dimulai dari tenaga pengajar dan lapisan teratas sekolah. Untuk para tenaga pengajar, ini cara yang bisa dilakukan!

Selain di rumah, mendidik anak untuk mengenal kesetaraan gender bisa dilakukan dari sekolah. Namun untuk itu perlu campur tangan pihak sekolah yang juga mendukung dalam penerapan kegiatan ini dalm aktivitas belajar sehari-hari.

Mommies Daily merangkum beberapa tips untuk tenaga pendidik agar bisa menerapkan kesetaraan gender di lingkungan sekolah. Intip di bawah ini!

BACA JUGA: Menurut Pakar, Ini Cara Terbaik Ajarkan Anak Tentang Kesetaraan Gender

Tips Menerapkan Kesetaraan Gender di Lingkungan Sekolah

kesetaraan gender

Ini dia tips untuk para tenaga pengajar agar bisa turut mendukung kesetaraan gender di sekolah.

1. Jadilah contoh

Para murid, terutama anak-anak yang lebih kecil, sering kali belajar dengan cara meniru. Sebagai seorang guru, waspadai asumsi Anda sendiri tentang gender dan coba koreksi bias tersebut ketika Anda menyadarinya. Dalam situasi yang relevan, dukung siswa untuk percaya pada potensi mereka untuk mencapai cta-cita, terlepas dari identitas gender, dan beritahu bahwa gender bukan kelemahan.

2. Materi belajar bebas stereotip gender

Pastikan materi pendidikan yang akan diberikan bebas dari stereotip gender. Misalnya tak lagi membuat contoh bos digambarkan oleh sosok pria atau kegiatan rumah tangga hanya dilakukan oleh ibu.

3. Hindari membentuk karakteristik khusus

Hindari mengacu pada karakteristik stereotip seperti, ‘laki-laki tidak menangis’ atau ‘perempuan tidak berkelahi’ yang membatasi pemahaman anak-anak tentang peran gender. Semua orang boleh menangis, termasuk anak laki-laki. Lalu anak perempuan boleh berkelahi, terlebih saat ingin melindungi dirinya.

4. Jangan melabeli

Ketika ada murid laki-laki bermain boneka, melabeli atau mengucapkan, ‘kamu main boneka seperti anak perempuan” adalah hal yang tidak boleh dilakukan. Jika terlanjur mengucapkan kata itu, segera timpali dengan kalimat lain yang menetralkan maknanya.

BACA JUGA: Memberi Label Pada Anak

5. Gabungkan kegiatan anak

Hindari juga memisahkan anak laki-laki dan perempuan ke dalam barisan yang terpisah, seperti memisahkannya saat kegiatan olahraga. Biarkan mereka berbaur dalam berkegiatan termasuk dalam pemilihan tempat duduk di kelas. Jangan ragu juga gabungkan anak laki-laki dan perempuan untuk mengerjakan proyek bersama.

6. Sama rata

Pastikan setiap materi pendidikan yang Anda gunakan menunjukkan gender dalam ukuran yang sama. Semuanya mendapatkan jumlah yang rata atau ukuran yang serupa.

7. Gunakan contoh nyata

Cara terakhir mengenalkan kesetaraan gender di lingkungan sekolah adalah dengan memakai contoh nyata. Bantu siswa mengidentifikasi contoh bias gender di dalam kegiatan belajar, misalnya melalui buku bacaan, pelajaran sejarah, kasus hukum sesuai usianya, dan perubahan budaya yang terjadi di dunia yang terangkum dalam mata pelajaran yang mudah dimengerti.

Hal yang Harus Dihilangkan dalam Kebiasaan Mengajar

Menurut survei, ternyata kesetaraan gender di lingkungan sekolah masih kurang tercipta. Hal itu terlihat dari perilaku para tenaga pengajar yang terbentuk secara tidak sadar. Menurut laporan yang disponsori oleh American Association of University Women (AAUW), anak perempuan menerima perhatian yang jauh lebih sedikit dari guru dibandingkan anak laki-laki di kelas.

Hal itu terbentuk karena anak laki-laki sering dianggap lebih nakal, menyebabkan guru memantau dan terlibat dengan mereka lebih aktif di kelas, memberikan kesan mereka bisa berbicara tanpa izin. Padahal jika terbiasa, hal itu secara tak sadar bisa mencegah murid perempuan untuk berbicara bahkan ketika mereka ingin menyampaikan sesuatu yang penting dalam sebuah kelas atau diskusi.

Para tenaga pengajar mungkin bisa memulai atau mengajak rekan-rekan lainnya untuk memberikan perhatian yang sama rata, baik untuk murid laki-laki atau perempuan. Yakinkan kalau mereka memiliki kesempatan dan hak yang sama selama berada di lingkungan sekolah.

BACA JUGA: 4 Alasan Pentingnya Edukasi Kesetaraan Gender di Rumah

Cover: Freepik

Share Article

author

Katharina Menge

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan