Sorry, we couldn't find any article matching ''
SD Kembang: Ajarkan Anak Menjadi Diri Sendiri dan Berani Berpendapat
Di SD Kembang, anak benar-benar bebas jadi dirinya sendiri dan dididik menjadi pribadi yang suka belajar.
Percaya bahwa tidak ada anak yang sama, SD Kembang yang hadir sejak tahun 2003 ini memberikan pendampingan untuk memaksimalkan potensi setiap anak. Mereka juga berusaha mendengarkan suara anak dan menjadikan itu sebagai pegangan untuk menentukan setiap kegiatan belajar yang dilakukan.
BACA JUGA: Daftar SD yang Tidak Mengharuskan Calistung di Jabodetabek
Proses Masuk Tanpa Tes Calistung
SD Kembang ternyata merupakan salah satu sekolah yang tidak menerapkan tes dalam proses pendaftarannya. Anak-anak yang mendaftar hanya akan diobservasi lewat kegiatan mengobrol bersama untuk melihat kematangan dan kesiapan mereka untuk masuk sekolah. Semua itu dikemas dalam bentuk quesioner yang kemudian akan dikonsultasikan ke psikolog.
Walau bukan calistung, tetapi anak diharapkan menguasai keahlian-keahlian dasar dan berkembang sesuai milestonenya. Proses pendaftaran justru akan lebih berat dan fokus pada orang tua.
“Wawancara orang tua akan dilakukan dua kali,” jelas Lucky Palupi, Kepala Bidang Pemasaran dan Komunikasi Sekolah Kembang. “Ada wawancara tertulis dan ada wawancara tatap muka. Setiap orang tua akan ditanya mengenai semua hal yang berkaitan dengan anak, mulai dari perkembangannya, keluarga, pola asuh yang kemudian akan memengaruhi proses masuk anak.”
Penerapan Project Based Learning yang Berbeda
Salah satu keunggulan SD Kembang adalah menerapkan pembelajaran berbasis proyek atau project based learning. Namun, metode proyek tersebut tidak dilakukan di akhir, seperti kebanyakan sekolah lainnya, melainkan sejak awal proses belajar.
“Guru akan mengajak anak membuat proyek sejak awal sehingga mereka kemudian memahami apa materi yang diberikan. Jadi, keseluruhan proses pembelajaran itu disebut sebagai proyek.” ujar Lucky. Untuk kurikulumnya memakai kurikulum 2013, tetapi hanya sebagai benang merah. Nantinya para guru akan mengembangkan tema sesuai literatur yang kemudian dirancang khusus sesuai kebutuhan anak.
Untuk kelas kecil, tema akan dirumuskan oleh para guru. Namun, memasuki kelas besar maka tema akan dirumuskan oleh guru bersama anak. Tema akan dilempar ke anak-anak yang kemudian tiap anak memberikan ide-ide pelajaran yang akan dibahas. Setiap pendapat didengarkan dan diolah bersama hingga ditemukan tema utama yang akan dipelajari.
BACA JUGA: Kuis: Soal Kelas 5 SD, Ada yang Masih Bisa Jawab?
Anak tumbuh Bebas dan Suaranya Didengarkan
Anak-anak tidak hanya dibebaskan untuk memilih tema yang akan dipelajari, melainkan juga dalam hal lainnya. Salah satunya adalah dengan tidak adanya penerapan seragam. “Anak-anak tidak pakai seragam, gurunya pun tidak pakai seragam. Hal itu berangkat dari pendiri Sekolah Kembang, Ibu Yaya, yang ingin sekali anak-anak menjadi diri mereka sendiri dan tidak terkungkung dalam seragam yang membuat mereka sama dengan yang lain,” ujar Diajeng Andina, Kepala Sekolah SD Kembang.
Ada pula kelas keterampilan yang dibuat dan bisa diikuti oleh anak-anak sesuai dengan minat mereka. Kelas yang diberi nama Jumat Ceria itu dibuka setiap hari Jumat dan menghadirkan kelas keterampilan, mulai dari keterampilan rumah tangga, kelas memasak, bertukang, menjahit, dan lainnya.
“Anak-anak hari Jumat hanya belajar sampai jam 10 dan setelah itu kelas keterampilan dibuka. Biasanya setiap Jumat pagi anak-anak akan mendaftar ingin mengikuti kelas yang mana dan akan belajar bersama anak-anak dari kelas lainnya,” tambah Adinda. Sayangnya, selama pandemi ini, Jumat Ceria dialihkan kegiatannya menjadi Kelas Sore yang diadakan serupa tapi pertemuannya online.
Sekolah yang Tidak Hanya Jadi Tempat Transfer Informasi
Mencari sekolah dengan kurikulum nasional, berbahasa pengantar Indonesia, dan demografinya beragam jadi cita-cita Adinda Simanjuntak saat memilih SD untuk anaknya. Dia juga mencari sekolah yang tidak berbasis agama, tetapi belajar mengenai spiritualitas dan nilai-nilai moral yang ada di semua agama dan kepercayaan secara umum. Semua itu ditemukan Adinda di SD Kembang.
“Untuk sekolah, saya mencari tempat dimana anak saya tumbuh semakin nyaman menjadi dirinya sendiri karena dia didengar, dihormati pilihannya, dan selalu ditanya. Menurut saya di masa SD penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang semakin kuat pada diri anak,” jelas Adinda.
Di Kembang, Adinda melihat bahwa tiap guru itu benar-benar mendengarkan setiap anak dan memberikan respon yang baik, bermain dengan anak-anak, dan selalu berusaha memahami dunia mereka. Kedua anaknya pun dibebaskan oleh para guru untuk memberikan aneka ide yang kemudian didengarkan, dihormati, dan diberi kesempatan untuk mengeksplorasinya.
Dia juga percaya bahwa informasi sudah ada dimana-mana dan bisa didapatkan di mana saja, jadi tidak relevan lagi jika sekolah hanya jadi tempat transfer informasi dan pengetahuan. “Sekolah harus bisa menjadi tempat yang membuat anak tertarik akan informasi dan pengetahuan serta bagaimana mereka mengeksplorasi dan memahaminya,” tambah Adinda.
—
SD Kembang
Alamat: Jl. Kemang II no.1, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12730
Website: Sekolah Kembang
Biaya masuk:
– Uang pangkal 2022/2023: Rp52. 000.000
– Spp bulanan: 3.250.000
BACA JUGA: 5 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Saat Memilih SD Swasta
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS