banner-detik
PARENTING & KIDS

Menyoal Janda

author

TressabelHutasoit02 Feb 2022

Menyoal Janda

Status janda di Indonesia sering menjadi bahan canda hingga bahan cela. Tak jarang, keluar dari mulut sesama perempuan. Sulit ketika stigma sudah terlanjur melekat.

Namanya sering terselip di bisikan para tetangga.

Di antara tembok-tembok tipis pembatas dan tali jemuran rafia yang nyaris putus.

Dia juga sering disebut di berbagai kitab suci karena harus diberi belas kasihan, kalau perlu dinafkahi.

Namanya bersisian, dengan si Endang, Jefta, Mira, dan Sari yang punya sebutan anak yatim

“Hati-hati, jaga suami kamu. Itu, tetanggamu yang baru, janda!” cibir Ibu berambut merah di rumah nomor 2A

Ibu itu tidak sempat membaca, para rasul di rumah ibadat mula-mula bahkan menyusun cara, agar bisa membantu kaum gunjingan ini.

“Tapi kan yang perlu dibantu yang tua saja!” kata teman si Ibu rambut merah.

Kalau dia, tinggal di rumah 3C, warna hijau. Rumahnya yang hijau, bukan rambutnya. Jadi, mungkin, yang muda harus dihindari putus mereka.

Diberi label menyedihkan, dan sedikit taburan aura haram, apalagi kalau bukan janda mati.

Ada Aminah, janda muda yang buka usaha makanan,

Setelah lama menabung laba, dibelinya kalung emas sekian gram

“Dikasih laki orang kali… ” kata salah satu mantan pelanggan yang berhenti karena takut suaminya kepincut jampi-jampi di makanan catering Aminah.

Di tengah kemerlip megapolitan nasib Lina tak jauh berbeda

Jatuh cinta pada kawan sekantor, tapi cinta mereka cukup sampai kencan-kencan picisan

Karena si lelaki bujang. Orangtuanya tak suka, kalau anak mereka dapat janda

Apalagi, buntutnya Lina ada dua

Stigma terlanjur melekat

Tanpa sempat menanyakan ceritanya

Skenario hidup terlanjur jadi kudapan sedap

Tanpa merasa perlu sekadar berandai

Cerita apa yang dia punya

Walau sebenarnya, bukan urusan siapapun juga

Dia lalu terbiasa, melihat namanya jadi bahan guyonan

Di belakang truk lintas pulau, atau bahkan status media sosial

Pernah juga muncul di lirik lagu dangdut modern, yang katanya, dia tinggal di Pulo Gebang

Sesekali, jadi nama merek dagang, biasanya soto atau sop pinggir jalan

Semoga laku

Doanya

Akan ada masanya nanti

Usaha yang dirintisnya, melahirkan perempuan-perempuan yang mampu berdiri sendiri

Tanpa risau akan gelar yang diberi masyarakat

Lalu

Anak-anaknya akan tumbuh besar

Jadi manusia penuh welas asih yang jatuh cinta pada hati, dan tak gemetar mundur karena status sedemikian

Mungkin

Akan diajaknya si Ibu berambut merah di 2A

Dan karibnya yang di rumah 3C

Untuk bersantap bersama

Sekadar saling bertukar cerita pengalaman

Karena suatu hari nanti,

Stigma, tak ada lagi

Mungkin…

Batinnya, sambil menutup telinga dengan bantal

Karena tembok yang tipis, masih saja mengantarkan suara bisik-bisik

yang membuatnya gusar

Baca juga: Menjadi Single Mom? Siapa Takut!

10 Kalimat yang dibenci Oleh Orang tua Tunggal

Photo by Sasha Freemind on Unsplash

Share Article

author

TressabelHutasoit

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan