SD Global Islamic School tidak hanya mendidik anak dalam bidang akademik, tetapi juga dalam akhlak, kemandirian, serta keberanian.
SD Global Islamic School didirikan dengan kepercayaan pemiliknya bahwa setiap anak itu unik dan memiliki potensi masing-masing yang beragam. Kehadiran sekolah ini diharapkan mampu mengakomodir dan mengasah semua potensi serta kualitas baik dalam diri si kecil. Tak hanya itu, anak pun akan didik menjadi pribadi yang mandiri serta berani untuk tampil.
BACA JUGA: 23 Hal yang Wajib Diperhatikan Saat Memilih Sekolah Dasar
Berdiri sejak tahun 2002 lalu, SD Global Islamic School berdiri tegak dengan empat pilar yang menopang semua proses belajar mengajarnya. Menurut Nurul Huda, Head of PR Global Islamic School, empat pilar pendidikan GIS itu adalah Akademik, Kepemimpinan, Keislaman, dan Keglobalan.
“Keglobalan di sini maksudnya adalah kami menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Harapannya supaya anak-anak bisa menjadi global player yang mampu berbicara di depan masyarakat dunia,” jelas pria yang akrab disapa Pak Nunung ini.
Untuk proses belajarnya, GIS menggunakan bahasa pengantar bilingual. Beberapa mata pelajaran, seperti matematika, science, dan bahasa Inggris, menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar penuh proses pembelajarannya. Namun, fokus pengajaran adalah pada penerimaan materi siswa. “Jika siswa dirasa tidak bisa menangkap materi dalam bahasa Inggris, maka pengajar tidak akan segan memakai bahasa Indonesia,” jelas Nurul.
SD Global Islamic School menerapkan kurikulum Nasional Plus, yaitu menggabungkan kurikulum yang sedang digunakan oleh dinas pendidikan yang juga digabungkan dengan pengayaan empat pilar yang ada. “Kami punya beberapa sistem belajar, mulai dari Student Centered learning, Project based learning, hingga Collaborative learning.”
Metode Project Based Learning menjadi fokus utama proses pengajaran di GIS. Metode ini melatih keberanian, kemandirian, kreativitas, dan critical thinking mereka, bahkan sejak kelas 1. Di kelas 4, para siswa sudah mulai diajarkan membuat laporan. Nantinya, di kelas 6 masing-masing akan diminta untuk mempresentasikan satu tema yang dipilih secara bebas.
“Harapannya bagaimana anak-anak ini bisa come up dengan sebuah proyek yang mereka desain sendiri sesuai dengan ketertarikan masing-masing.” Hasil presentasi itu kemudian akan masuk ke dalam penilaian mereka.
Tak hanya itu, para siswa juga ajarkan pendidikan demokrasi lewat pemilihan Presiden SD dan kabinetnya, mirip dengan proses demokrasi yang ada di Indonesia. Siswa dari kelas 1 hingga 6 juga diajak untuk membentuk partai dan masing-masing memiliki hak suara yang valid.
BACA JUGA: 4 Masalah Ibu Bekerja yang Memiliki Anak Usia Sekolah Dasar
Sesuai namanya, SD Global Islamic School sangat membimbing para siswa agar memiliki akhlak yang baik. Setiap pelajaran selalu memiliki empat muatan sesuai dengan pilar utama, termasuk keislaman. Semua kegiatan belajar mengajar pun dimulai dengan doa dan syahadat.
SD Global Islamic School memiliki 8 kelas untuk satu angkatan. Masing-masing kelas punya dua orang wali kelas, yaitu guru semua pelajaran dan satu lagi merupakan guru agama. “Mungkin ada di sekolah lain tapi tidak banyak, kecuali pesantren. GIS itu punya guru agama yang mungkin bisa dikatakan paling banyak, yaitu 46 guru agama,” jelas Nurul.
Ada banyak pilihan ekstrakurikuler yang bisa diikuti anak-anak di SD Global Islamic School. Mulai dari yang fokus pada agama, olahraga, hingga seni. Bahkan baru-baru ini sudah ada ekstrakurikuler coding yang ternyata sangat digemari anak-anak.
Untuk mendukung itu semua, GIS menyediakan fasilitas yang maksimal. Ada dua lapangan futsal, satu lapangan basket, kolam renang, lab science, ruang serbaguna semi outdoor, masjid, taman lalu lintas, apotek hidup, auditorium multifungsi, hingga sarana belajar yang lengkap untuk siswa dan guru.
Sejak pertengahan Januari 2022, SD Global Islamic School sudah mengikuti arahan dinas pendidikan untuk masuk 100 persen. Namun, untuk menghindari lalu lintas sekolah yang terlalu padat, jadwal pulang siswa pun diubah. “Untuk mengatur jam pulang supaya tidak ramai siswa kelas 1-3 pulang pukul 11.15 WIB, sedangkan siswa kelas 4-5 pulang pukul 12.30 WIB,” tutup Nurul.
Bagi banyak orang tua yang bekerja, menemukan sekolah yang mampu mendidik sekaligus membangun karakter anak adalah sebuah kebahagiaan. Hal itu juga yang dirasakan oleh Izzatun Nisa, ibu dua orang putra yang bersekolah di SD Global Islamic School.
“Karena saya bekerja jadi saya butuh sekolah itu yang bisa jadi tempat menitipkan anak, dalam artian bisa ikut membantu mendidik, membangun karakter, mengajarkan kemandirian anak, sampai bagaimana cara dia bersosialisasi dengan masyarakat,” jelas Izza. “Anak pertama saya sudah lulus SD dan yang kedua sekarang kelas 5. Kebetulan yang kedua kalo sudah di rumah, ya, di rumah saja. Tempat bermainnya hanya di sekolah, jadi pilih sekolah yang senyaman mungkin seperti di rumah.”
Itulah alasan Izza memilih GIS sebagai rumah kedua anak-anaknya. Selain lokasinya yang dekat, Izza melihat bahwa kurikulum yang diajarkan sangat bagus. Apalagi ditambah dengan pendidikan agamanya yang kental. Melihat pertumbuhan karakter anak pertamanya yang positif, dia tidak berpikir dua kali untuk memasukkan anak keduanya di sekolah yang sama.
“Satu hal yang juga saya sukai di GIS adalah mereka fokus pada kelebihan dan keunggulan anak,” jelas Izza. “Saat bagi rapor, meski sebelumnya anak saya sering tantrum, tetapi pengajarnya justru menekankan pada development anak ke arah yang lebih baik.”
—
SD Global Islamic School
Alamat: Jl. Condet Raya No. 5 Kramat Jati, Jakarta Timur, DKI Jakarta – 13530
Telp: (021) 8088 4510, 081280340506
Website: www.global-islamic.com
Biaya masuk:
– Uang pangkal 2022/2023: Rp30.500.000
– Spp bulanan: Rp1.850.000
BACA JUGA: Anak Pindah Sekolah, Apa Saja yang Perlu Orangtua Siapkan Supaya Tidak Berujung Trauma
Foto: SD Global Islamic School