banner-detik
SELF

Hipnoterapi, Pahami Metode dan Proses Sebelum Melakukannya

author

Dhevita Wulandari14 Dec 2021

Hipnoterapi, Pahami Metode dan Proses Sebelum Melakukannya

Hipnoterapi menjadi salah satu jenis terapi gangguan kesehatan yang mulai banyak dicari. Sebaiknya, pahami terlebih dulu bagaimana metode dan prosesnya.

Sudah pernah dengar tentang hipnoterapi? Apakah jenis terapi ini aman untuk digunakan dan diterapkan pada semua orang?

Menurut Very Well Mind, hipnoterapi adalah sebuah teknik tambahan yang memanfaatkan hipnosis untuk membantu pengobatan gejala atau kondisi kesehatan tertentu. Dr. R. Y. Langham, Ph.D menjelaskan bahwa hipnosis adalah bentuk hipnoterapi, yang merupakan bentuk psikoterapi.

Hipnosis terpandu yang digunakan akan menempatkan seseorang dalam keadaan kesadaran yang berubah, atau membuatnya menjadi mudah diarahkan. Tujuan hipnosis sendiri adalah agar seseorang mampu mengubah kebiasaan jangka panjang atau trauma yang dialami. Di bawah hipnosis, seseorang menjadi lebih terbuka terhadap saran dan bimbingan hipnoterapis atau psikolog. Sehingga akan memberikan hasil di mana seseorang tersebut mampu menciptakan perubahan positif dalam hidupnya.

Dikutip dari Therapy Tribe, hipnoterapi digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, masalah, dan perilaku yang tidak sehat atau tidak diinginkan, seperti:

  • Kecanduan
  • Fobia
  • Konflik keluarga, hubungan, pekerjaan
  • Gangguan tidur
  • Kecemasan
  • Depresi
  • Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
  • Duka dan kehilangan orang yang dicintai
  • Usaha untuk berhenti merokok
  • Penurunan berat badan

Namun, tidak semua orang dapat melakukan hipnoterapi. Bagi orang-orang yang memiliki gejala psikotik seperti delusi atau halusinasi, harus dan penting sekali untuk berdiskusi dengan hipnoterapis atau psikolog berkualifikasi untuk menentukan apakah jenis terapi ini dapat dilakukan.

BACA JUGA: Ketika Mental Health Issue Jadi Alasan Tidak Perform Kapan Sebenarnya Kita Mengalami Gangguan Mental?

Metode

Terdapat dua metode utama dalam terapi ini, yaitu terapi sugesti dan analisis. Terapi sugesti adalah keadaan hipnosis yang membuat pasien lebih mampu dalam merespon sugesti yang diberikan. Metode ini dapat membantu beberapa orang untuk mengubah perilaku tertentu, seperti mengigit kuku, berhenti merokok, berjudi, dan makan berlebihan. Metode ini juga dapat membantu orang untuk mengubah persepsi dan sangat berguna dalam mengobati rasa sakit seperti sakit kronis. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa terapi sugesti ini dapat mendorong perilaku positif dan sehat seperti motivasi dan kepercayaan diri.

Terapi sugesti juga dapat membantu pasien untuk mengungkap akar psikologis dari suatu masalah atau gejala, misalnya akar dari kecemasan, depresi, atau trauma masa lalunya. Perasaan dan ingatan yang berhubungan dengan trauma cenderung bersembunyi dalam ingatan bawah sadar, sehingga pasien biasanya tidak mengingat trauma yang dialaminya dalam keadaan sadar.

Metode lainnya adalah analisis, yang merupakan pendekatan dengan menggunakan keadaan santai dengan tujuan untuk mengeksplorasi kemungkinan akar penyebab psikologis dari suatu ganguan atau gejala, seperti kondisi kesehatan mental, tekanan psikologis, atau traumatis masa lalu yang disembunyikan seseorang atau pasien dalam ingatan bawah sadarnya. Setelah trauma terungkap, dapat dilanjutkan untuk diobati melalui psikoterapi. Sehingga perlu diingat bahwa metode analisis ini tidak dimaksudkan untuk menyembuhkan atau mengubah secara langsung perilaku seseorang.

Proses

Ada beberapa tahapan proses yang dilakukan saat menjalani terapi seperti berikut ini.

1. Pre-talk

Terapis akan melakukan tahap penggalian informasi dan mencari tahu apa alasan sebenarnya yang menyebabkan pasien memiliki kebiasaan buruk. Pasien juga diwajibkan jujur untuk membantu terapis mendapatkan disease atau kondisi yang menyebabkan trauma dan distress atau kondisi yang terjadi setelah trauma.

2. Analisis SWOT

Sebelum masuk ke tahap hipnosis, terapis akan melakukan analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threaths) agar pasien dapat mengenali kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri.

3. Prainduksi

Di tahap ini, terapis akan menyiapkan sugesti dan bersiap untuk memengaruhi alam bawah sadar pasien. Sehingga, pasien harus yakin dan tidak boleh ragu meski hanya sedikit karena akan menyebabkan risiko terapi menjadi gagal.

4. Induksi

Pasien akan masuk ke gelombang alpha di mana otak berada dalam kondisi yang sadar dan menuju gelombang theta di mana otak berada dalam kondisi setengah tertidur pada frekuensi 3hz-8hz. Pada kondisi ini, pasien akan mengalami kondisi rileks dan setengah mengantuk, namun tetap dalam keadaan sadar. Tahapan ini menjadi penentu apakah terapi akan dapat dilakukan atau tidak. Karena jika pasien belum memasuki keadaan setengah tertidur, maka sugesti pun akan sulit diberikan.

5. Hipnosis

Sugesti sudah mulai diberikan dan kondisi tubuh pasien akan dalam keadaan setengah mengantuk, namun tidak sepenuhnya tidur. Pasien diharapkan tidak sepenuhnya tertidur karena akan membuat terapis sulit untuk memberikan dan memasukkan sugesti.

6. Posthypnotic suggestion

Terapis akan terus memberikan sugesti secara perlahan ketika tahap hipnosis selesai dilakukan. Tujuannya adalah agar pasien dapat melakukan perilaku yang terbentuk sesuai dengan sugesti yang diberikan.

7. Termination

Pasien akan kembali digiring menuju alam sadar dengan arahan dari terapis yang akan membuat pasien perlahan terbangun.

Manfaat

Pada beberapa orang mungkin mengalami hasil yang dramatis setelah melakukan terapi. Namun, beberapa orang lainnya mungkin merasa sangat santai. Beberapa manfaatnya mungkin termasuk seperti berikut ini:

  • Kesadaran. Beberapa orang mengalami tetap sadar sepenuhnya selama terapi dan dapat mengingat semua yang terjadi bahkan dapat melakukan percakapan saat berada di bawah hipnosis. Namun, sebagian orang lainnya mungkin mengalami keadaan relaksasi yang sangat dalam. Sehingga, mereka mungkin tidak menyadari apa yang terjadi saat terapi.
  • Fokus. Seringkali kita terganggu oleh hal-hal yang ada di lingkungan kita dan sulit untuk fokus pada diri sendiri. Sesi terapi yang dilakukan bertujuan untuk memecahkan masalah sehari-hari dan memungkinan pasien untuk fokus sepenuhnya pada masalah dan hal yang dihadapi.
  • Relaksasi. Pada saat melakukan sesi terapi, pasien akan merasakan keadaan rileks, pikiran terasa hening, pikiran bawah sadar pun akan sangat fokus pada masalah yang dialami, merasa lebih tenang, dan lebih mudah menerima masalah atau ketakutan yang dirasakan. Kebanyakan terapis akan menggunakan pesan yang akan membuat pasien aman seperti “Kamu aman” dan “tidak ada yang bisa menyakiti kamu” untuk menyakinkan pasien bahwa selama hipnosis mereka dapat secara objektif menghadapi masalah yang dialami tanpa merasa panik.

BACA JUGA: 10 Kesalahan Pola Asuh yang Sering Dilakukan Orangtua Menurut Psikolog

Efektivitas

Dampak melalukan hipnoterapi akan bervariasi berdasarkan masing-masing pasien dan bagaimana perawatan dilakukan. Jenis terapi ini telah terbukti memiliki beberapa tingkat kemanjuran pada beberapa perawatan tertentu seperti pengurangan rasa sakit dan kontrol selama prosedur gigi dan kehamilan, pengurangan mual dan muntah pada waktu pasien yang dirawat karena kanker dengan kemoterapi, hingga pengurangan keparahan gejala yang terkait dengan sindrom iritasi usus besar. Meski begitu, akan lebih baik jika terapi ini juga dilakukan secara bersamaan dengan perawatan utama seperti cognitive behavioral therapi (CBT) atau terapi perilaku kognitif dan obat-obatan.

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders pada Mei 2021 menemukan bahwa hipnoterapi tidak kalah efektifnya dengan CBT dalam mengobati depresi ringan hingga sedang. Hasilnya menunjukkan bahwa CBT menyebabkan pengurangan sebesar 38,5% dalam keparahan gejala, sedangkan hipnoterapi menghasilkan pengurangan sebanyak 44.6%.

Hal yang harus dipertimbangkan

Pada umumnya, hipnoterapi aman dan dapat ditolerasi dengan baik. Namun, bukan berarti jenis terapi yang satu ini tidak memiliki beberapa risiko yang dapat terjadi. Contohnya seperti, dapat menghasilkan ingatan yang salah dalam beberapa kasus, orang yang sangat sugestif mungkin mengalami penurunan kemampuan untuk mengontrol dirinya selama berada di bawah hipnosis, terapi inin mungkin tidak tepat untuk orang yang sedang mengalami gejala psikosis seperti halusinasi dan delusi, hingga pada beberapa orang dapat mengalami efek samping yang berhubungan dengan sakit kepala, pusing, dan kecemasan.

Cover: Photo by cottonbro on Pexels

Share Article

author

Dhevita Wulandari

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan