banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

5 Cara Minta Maaf Tanpa Mengorbankan Harga Diri Anda

author

Fannya Gita Alamanda06 Dec 2021

5 Cara Minta Maaf Tanpa Mengorbankan Harga Diri Anda

Entah hubungan keluarga, atau pasangan, semua bisa diguncang prahara. Sebagai pihak yang bersalah tentu Anda ingin meminta maaf, tapi bagaimana cara minta maaf supaya martabat tetap terjaga? Begini caranya.

Menurut sebuah kamus, kebanggaan (pride) dapat didefinisikan sebagai penghargaan yang berlebihan terhadap diri sendiri atau juga rasa hormat yang sepantasnya kepada diri sendiri. Nah, jika Anda adalah jenis yang pertama, maka meminta maaf memang akan membuat Anda merasa kehilangan harga diri.

Tapi jika meminta maaf memang dibutuhkan untuk menyelamatkan hubungan dan untuk memertahankan seseorang yang penting di dalam hidup, maka ada baiknya Anda simpan saja dulu harga diri itu di dalam laci.

Sesungguhnya, tindakan meminta maaf, apalagi jika memang Andalah pihak yang bikin perkara justru akan menunjukkan karakter Anda yang sesungguhnya: Anda manusia tidak sempurna yang tetap ingin menjaga relasi (apa pun bentuknya) dengan orang yang sejatinya sangat Anda sayangi. Whatever it takes. Meminta maaf tidak berarti Anda kehilangan martabat kok.

Kami akan beri tahu bagaimana cara Mommies bisa meminta maaf dengan tulus tanpa mempermalukan diri sendiri atau merasa harga diri teraniaya.

Baca juga: 3 Jenis Konflik yang Harus Ada di Dalam Pernikahan

Langkah 1
“Anda harus mengakui kepada diri sendiri bahwa meminta maaf akan sulit jika Anda harus SELALU benar atau Anda memandang permintaan maaf sebagai tindakan pihak yang tak berdaya,” kata Beverly Engel dalam bukunya, “The Power of Apology: Healing Steps to Transform All Your Relationship.”

Namun berupaya mengatasi perasaan takut dianggap sebagai pihak yang bersalah, lemah atau tidak berdaya di dalam hubungan Anda akan memudahkan Anda untuk mengambil langkah menuju rekonsiliasi.

Langkah 2
Saat mempertimbangkan untuk meminta maaf, pikirkan kata-kata apa yang akan Anda sampaikan. Dengan memikirkannya dulu akan membantu untuk tidak mengatakan sesuatu yang justru memperlihatkan sikap defensif atau bicara bertele-tele.

Langkah 3
Pastikan Anda menyatakan kesalahan apa yang Anda buat lalu minta maaf dengan cara yang spesifik dan ringkas. Ini menunjukkan bahwa Anda menyadari mengapa Anda membuat marah pihak lain. Misalnya, Anda bisa bilang, “Nggak kasih tau kamu bahwa Jumat malam saya sudah punya rencana sendiri dengan teman-teman, padahal kamu berharap kita menghabiskan waktu berdua di rumah aja. Seharusnya saya nggak begitu.” Titik.

Anda tidak perlu melanjutkan dengan bilang, “Saya sangat, sangat, sangaaat menyesal,” atau “Saya benar-benar manusia brengsek.” Menyatakan penyesalan sudah cukup dan membuat permintaan maaf tetap sederhana akan membuat Anda tampak kuat secara emosional dan percaya diri.

Langkah 4
Tunjukkan bahwa Anda sadar tindakan Anda merugikan orang lain dan melukai perasaannya. Beri tahu juga bahwa perasaannya penting bagi Anda. “Ini adalah inti dari permintaan maaf. Melakukan hal itu menunjukkan dengan jelas rasa berperikemanusiaan Anda terhadap pihak yang dikecewakan,” kata psikolog Denise Cummins dalam artikel April 2013 di “Psychology Today.”

Dan ingat, menunjukkan bahwa Anda peduli dengan perasaan orang lain tidak membuat Anda terlihat lemah, tapi penyayang.

Langkah 5
Terakhir, beri tahu orang yang telah Anda sakiti bahwa Anda tidak akan mengulangi tindakan atau ucapan yang telah membuatnya sedih dan kecewa. Jika Anda kekeuh bergumul dengan kesombongan, merasa bahwa menunjukkan penyesalan dan meminta maaf berarti membiarkan orang lain mendikte Anda, maka cepat atau lambat Anda akan berakhir sendirian.

Meminta maaf bukan berarti orang lain punya kendali terhadap hidup Anda. Justru memperlihatkan Anda adalah pribadi yang kuat sekaligus baik hati dengan memberikan jaminan bahwa Anda tidak akan menyakiti orang itu lagi dengan mengulangi tindakan yang sama.

Misalnya, jika Anda memberi tahu teman Anda detail yang bersifat sangat pribadi tentang kehidupan keluarga pasangan, sebaiknya beri tahu pasangan Anda bahwa di masa depan Anda tidak akan merusak kepercayaannya lagi dan tidak akan bicara apa pun tentang keluarga pasangan Anda tanpa persetujuannya.

Photo by Afif Kusuma on Unsplash

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan