Ternyata secara genetik ada orang yang tubuhnya tidak bisa mengolah sinar matahari menjadi vitamin D. Tahu darimana? Dari tes DNA. Berikut pengalaman saya menjalani tes tersebut.
Pernah mengalami, sudah mengatur pola makan mati-matian tapi kok saat cek darah, kolesterol tetap tinggi? Jangan-jangan Anda mengalami seperti saya, di mana secara genetik tubuh memang tidak memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan lemak di dalam darah.
Atau merasa sudah berjemur sampai kulit gelap, tapi kok kadar vitamin D di dalam tubuh tetap kurang? Jangan-jangan kondisinya sama seperti saya juga. Gen dalam tubuh yang dibutuhkan untuk memproses paparan sinar matahari yang masuk ke dalam kulit untuk menjadi vitamin D ternyata tidak ada.
Dan kebingungan saya mengenai kondisi kesehatan tubuh terjawab dengan yang namanya myDNA Test. Dan kali ini saya mau berbagi cerita mengenai pengalaman saya menjalani tes DNA.
Photo by Lindsay Henwood on Unsplash
Ini adalah tes yang membantu kita untuk mengetahui kondisi dari tubuh seperti vitamin, obat-obatan, kulit, nutrisi, olahraga hingga pola konsumsi kafein yang diperlukan oleh tubuh kita.
Hasil dari tes myDNA tubuh kita dalam bentuk profil genetik akan dikumpulkan dan diproses untuk menghasilkan laporan serta insight-insight yang dapat kita gunakan untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan tubuh, dilengkapi rekomendasi seperti nutrisi dan fitness plan yang sudah diperuntukkan khusus berdasarkan DNA kita. Sehingga kesehatan kita akan maksimal.
Nah sekarang saya mau cerita sedikit mengenai tes yang saya jalani, seperti apa prosesnya hingga bagaimana hasilnya telah menjawab kebingungan saya mengenai beberapa kondisi kesehatan yang saya alami.
– Pertama-tama, 30 menit sebelum tes kita jangan makan, jangan merokok, jangan minum dan jangan menggunakan obat kumur.
– Lalu, kita swab cairan di area pipi bagian dalam dengan alat swab, masing-masing sebanyak 10 putaran. Setelah selesai, alat swab kita masukkan ke dalam tabung. Selanjutnya, kita bisa registrasi dengan barcode yang kita peroleh.
– Alat swab akan dikirim ke laboratorium yang berlokasi di Melbourne, dan kita tinggal menunggu hasil tes keluar yang memakan waktu kurang lebih sekitar 1 bulan.
– Begitu hasil tes keluar, kita akan mendapatkan notifikasi dan jadwal konsultasi dengan dokter.
Jadi, ada lima panel yang dicek:
a. Medications
b. Vitamins
c. Nutrition
d. Caffeine
e. Fitness
Tapi aslinya ada enam panel, yaitu ditambah skin, tapi saya memang hanya mau di lima panel saja yang menurut saya sesuai kebutuhan.
Begitu hasil tes keluar, saya dijadwalkan konsultasi dengan dr Patricia S Yuliana W secara virtual melaui zoom. Dan ternyata, hasil tes menjawab beberapa kebingungan saya selama ini terutama mengenai kolesterol dan kandungan vitamin D di dalam tubuh.
Ini untuk menggambarkan bagaimana respon tubuh kita terhadap obat-obatan. Ada tiga warna dasar dari tes ini: Hijau, kuning dan merah. Panel ini membantu banget terutama jika memang ada obat-obatan tertentu yang perlu kita konsumsi. Dari sini kita bisa melihat, mana jenis obat yang bekerja dengan baik atau yang tidak bekerja dengan baik pada tubuh kita.
Merah (Major prescribing consideration) artinya: Yang sangat cepat dibuang dari dalam tubuh, artinya obat belum sempat bekerja dari dalam tubuh secara maksimal, atau yang sama sekali tidak bekerja atau lambat sama sekali. Jadi misalnya dosis terapi yang dibutuhkan dalam dua jam sudah harus mencapai target yang perlu diobati, nah ini tidak tercapai. Otomatis obat-obatan tersebut harus kita ganti.
Kuning (Minor prescribing consideration) artinya: Obat yang dikonsumsi tidak ada respon atau secara dosis, misalnya orang normal konsumsi satu butir ternyata di kita efeknya berlebihan.
Hijau (Usual Prescribing Consideration) artinya: Obat itu aman, metabolisme yang normal, efek teurapetik obat tersebut tercapai dengan baik.
Hasil saya: Tidak ada yang merah tapi adanya di kuning, contohnya obat lambung seperti Lanzoprazole yang ternyata efek penyembuhannya lambat karena secara genetik dia masuknya di reduced/inadequate, bisa diganti dengan Mylanta/promag. Lebih efektif. Untuk obat-obatan tidak bermasalah, karena merah tidak ada, kuning sedikit dan hijau banyak.
Panel ini menunjukkan bagaimana genetik yang kita miliki mempengaruhi kebutuhan tubuh akan vitamin, mineral atau nutrisi lainnya.
Lagi-lagi ada tiga kategori:
Hijau: Favourable atau baik-baik saja
Kuning: Less favourable atau jumlahnya tidak terlalu banyak sesuai kebutuhan tubuh
Merah: Least favourable alias sangat-sangat rendah
Hasil saya:
Untuk vitamin lumayan banyak yang masuk ke dalam kategori kuning dan merah. Beberapa contohnya:
Vitamin B12 saya dua-dua tipenya merah, artinya saya mengalami defisiensi B12, dan ternyata rata-rata orang Indonesia memang merah, maka dibutuhkan tambahan suplemen.
Omega3 saya merah yang artinya kemampuan menyeimbangkan lemak di dalam darah rendah. Biasanya orang-orang seperti saya ini rentan kolesterol tinggi, karena kemampuan omega 3 di dalam tubuh untuk membentuk long fatty acid tidak ada, apalagi ditambah pola makan yang banyak lemak, otomatis terjadi peningkatan kadar trigliserida di dalam darahnya. Sehingga mau sebesar apa pun usaha saya menjaga makanan, tingkat kolesterol akan tetap tinggi.
Baca juga: Hindari Kolesterol Tinggi, Kenali Faktor Risiko, Tanda-tanda can Cara Mencegahnya
Vitamin D ada dua masalah. Di sini kan ada tiga gen yang diperiksa. Gen GC adalah gen yang menjadi transportasi vitamin D di dalam tubuh. Jadi kalau ada sumber vitamin D yang aktif di dalam tubuh biasanya dibawa oleh Gen GC ini ke dalam sel yang memmbutuhkan.
Gen CYP2R1: Adalah gen yang mengonversi vitamin D dari makanan kita, kebetulan konversi saya di kuning, misalnya dari 100 persen makanan yang mengandung vitamin D, tubuh saya hanya mampu mengolah menjadi vitamin D sebesar 50%.
Gen DHCR7: Gen dalam tubuh yang dibutuhkan untuk memproses paparan sinar matahari yang masuk ke dalam kulit untuk menjadi vitamin D. Dan saya hasilnya merah, artinya kemampuan tubuh saya secara genetik untuk membentuk vitamin D dari sinar matahari itu tidak terjadi. Jadi mau berjemur pun akan tetap kurang.
Ini berarti dua asupan vitamin D saya terganggu padahal transportasinya bagus, kendaraan ada tapi sumber yang mau dibawa nggak ada, maka butuh asupan vitamin D dari luar.
Untuk zat besi ada warna hijau dan merah, maka tetap ada kans zat besi di dalam tubuh rendah.
Untungnya, B6, vitamin A dan vitamin C masuk ke dalam kelompok warna hijau.
Baca juga: Makanan dan Minuman yang Mengandung Vitamin D
Hasil tes dari panel ini untuk menunjukkan bagaimana genetik tubuh kita dan pengaruhnya terhadap: ukuran tubuh dan berat badan, kemampuan untuk menurunkan berat badan, cara me-maintain penurunan berat badan, cara tubuh kita menyimpan cadangan lemak dan memprosesnya hingga kolesterol serta trigliserida di dalam darah.
Hasil saya:
Weight gain & body size bagus, saya tidak ada tendensi untu gemuk. Saya memiliki gen yang sangat baik untuk pembakaran lemak, jadi kalau ada lemak di dalam tubuh, maka tubuh saya akan membakar sendiri. Ternyata kondisi memiliki burning hormone ini lumayan jarang lho (bangga, ahahaha). Saran diet: Karbohidrat 55%, lemak 20%, protein 25%.
Hasil dari panel Fitness ini untuk menunjukkan kira-kira seperti apa tenaga dan kekuatan otot tubuh, daya tahan, semudah apa kita mengalami kecelakaan dan kemampuan tubuh untuk kembali pulih. Jadi, kita bisa tahu tantangan-tantangan yang kita miliki saat berolahraga, memilih jenis olahraga agar mendapat hasil yang maksimal serta dilakukan secara efisien. Sama seperti panel yang lain, ada tiga kategori warna, hijau, kuning dan merah.
Hasil saya:
Saya cocok dengan pilihan olahraga yang fokus di power, namun stamina standar, dan kans cedera otot maupun ligament cukup besar. Karena kolagen di dalam otot dan ligamen tidak terlalu besar sehingga menyebabkan otot dan ligament tidak terlalu elastis, sehingga disarankan harus pemanasan yang cukup sebelum olahraga. Kemudian, di tengah-tengah sesi olahraga disarankan rehat dulu sebentar sebelum lanjut lagi agar otot atau ligamen tidak bekerja terlalu keras.
Untunglah kemampuan recovery bagus, artinya kalau habis exercise, untuk kembali normal si otot-otot tidak butuh waktu lama.
Sebenarnya ada satu panel lagi yaitu panel Caffeine, di mana dalam panel ada yang namanya Jendela Kafein, jadi kapan waktu yang tepat untuk kita mengonsumsi kafein, menarik ya!
Yang saya jelaskan di atas hanya sebagian kecil dari hasil yang saya terima ya, karena hasil tesnya per poin banyak sekali. Namun kira-kira seperti itu gambaran tes DNA dan hasil yang saya terima.
Buat saya pribadi, tes DNA ini WORTH IT banget untuk dijalani, karena sekali tes untuk seumur hidup. Kalau berminat, Mommies bisa tanya-tanya langsung di Instagram mereka di @inofitbio.
Kabarin ya kalau sudah tes DNA 😊.